Malaria adalah penyakit yang dapat
bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai
dengan demam, anemia, dan splenomegali
Penyakit infeksi protozoa, disebabkan oleh sporozoa
dari genus plasmodium, ditularkan lewat gigitan nyamuk anopheles.
Penyebab MALARIA pada manusia : 5 jenis plasmodium
P. Vivax : Malaria vivax ( demam tiap 3 hari)
P. Falciparum : Malaria falsiparum ( demam tiap 24 -
48 jam )
P. Malariae : Malaria malariae/ quartana ( demam
tiap 4 hari )
P. Ovale : Malaria ovale ( seperti vivax )
P. knowlesi (demam tiap hari)
Epidemiologi
Cara penularan
Melalui gigitan nyamuk Anopheles betina
yang mengandung
sporozoid yg infektif, bisa juga bentuk tropozoit (melalui tranfusi darah, placenta dan jarum suntik).
Vektor malaria
Hanya nyamuk
Anopheles yg dapat menularkan malaria pada manusia : A.sundaicus, A. aconitus
PATOGENESIS
1.
Lima
sampai 7 hari sesudah masuknya sporozoit (menginvasi sel darah merah), dia berkembang biak di hati. Sel darah merah
rusak -> bisa terjadi anemia -> anoksia
jaringan menimbulkan kelainan pada
organ. Demam terjadi pada saat sporulasi dan destruksi eritrosit
2.
Anemia
terjadi akibat proses sporulasi dan destruksi eritrosit, baik yang mengandung
parasit maupun tanpa parasit melalui mekanisme imun
3.
Aglutinasi
eritrosit intravaskular tjd akibat perubahan sifat eritrosit yang terinfeksi
4.
Hepatosplenomegali
tjd akibat hipertrofi sel RES
5.
Ikterus
terjadi akibat hemolisis eritrosit intravaskuler
6.
Anemia
pada malaria falcifarum lebih he bat dibanding yang lain karena P. falciparum
menyerang eritrosit dari semua umur P. vivax & ovale menyerang yg muda dan
P. malariae menyerang eritrosit tua
GEJALA – PRODROMAL
- Lesu ( malaise )
- Sakit kepala
- Sakit belakang
- Nyeri tulang/ otot
- Anoreksia
- Perut tak enak
- Diare ringan
- Merasa dingin di punggung
Gejala Malaria
® Karakteristik
: Demam periodik, Anemia, Splenomegali
Demam periodik ( “
Trias Malaria “ ):
® Dingin/
menggigil ( 15 - 60 menit )
® Demam ( 1 - 2 jam )
® Berkeringat
Periode bebas demam 12 jam(P.F), 36(P.V), 72(P.M), 24(P.K)
® Sakit
kepala
® Gejala
gastro-intestinal : mual & muntah, nyeri epigastrium
® Non-spesifik
: diare, batuk
MALARIA VIVAX
®
M. TERTIANA, inkubasi 12 - 20 hari
®
Serangan demam biasanya sore hari
®
Manifestasi klinis bisa ringan - berat
®
Splenomegali (Hecket 4 – 5)
®
Mortalitas rendah, morbiditas tinggi
®
Gejala prodromal ringan
®
Demam ireguler 2-4 hari, menjadi intermiten
®
Anemia sering pada anak-anak
®
Penderita semi-imun gejala tidak spesifik
MALARIA MALARIAE
®
Malaria Quartana
®
Banyak di Afrika & Amerika Latin
®
Inkubasi 18 - 40 hari
®
Gejala ringan, insidious, nausea, muntah, herpes
labialis, anemia jarang.
®
Parasitemia sebelum gejala demam
®
Splenomegali sering hanya ringan
®
Komplikasi jarang, dapat terjadi sindroma nefrotik
MALARIA OVALE
®
Bentuk paling ringan
®
Inkubasi 11 - 16 hari, periode laten 4 tahun
®
Bila infeksi
ganda, P. ovale tak tampak
®
Gejala klinis seperti vivax, lebih ringan,
puncak demam lebih rendah dan
lama demam lebih pendek
®
Dapat sembuh spontan tanpa obat
®
Menggigil jarang, splenomegali jarang
MALARIA FALSIPARUM
®
Malaria Tropika, inkubasi 9 -14 hari
®
Bentuk paling berat: sering anemia, demam ireguler, splenomegali dan
parasitemia
®
Sering demam tinggi > 40 C
®
Gejala prodromal lebih sering
®
Sering menimbulkan komplikasi ( M. berat ):
kejang, serebral, ikterus, ggl ginjal.
®
Splenomegali lebih cepat, sering pada minggu I,
nyeri pada perabaan.
®
Parasitemia dapat tinggi
PLASMODIUM KNOWLESI
®
Dulu hanya menginfeksi kera (Macaca Mullata)
®
Sejak th 2004 dilaporkan retrospeksif di Serawak
®
Vector Anopheles leucosphyrus group (An. Laten,
cracens)
®
Misdiagnosis sebagai malaria malariae, mikroskopik
menyerupai P. malariae
®
Klinis TIDAK seperti malariae, demam tiap
24 jam, diare, nyeri perut &
hiperparasitemia > 250.000/uL
®
Dapat memberikan komplikasi ikterik, hipotensi,
gagal ginjal, serebral dan gagal pernafasan
®
Diagnosis pasti identifikasi dengan PCR
DIAGNOSA BANDING
®
Malaria tanpa komplikasi :
Penyakit-penyakit
dengan DEMAM :
®
Influenza/ ISPA
®
Demam Tifoid
®
Demam Dengue/ DHF
®
Infeksi saluran kemih
®
Malaria berat ( dengan Komplikasi ) :
®
Koma ( meningitis, ensefalitis, diabetes, stroke
)
®
Ikterik ( hepatitis, sepsis, leptospirosis )
Diagnosis banding malaria tanpa komplikasi
®
Demam tifoid : demam > 7 hr.
sakit perut,
konstipasi, diare
lidah kotor,
bradikardi relatif
roseola spot
leukopenia, limfositosis
relatif
aneosinofilia
kesadaran menurun
: berkabut, apatis
®
ISPA : batuk , pilek, bersin, sakit menelan
sakit kepala, mialgia, injeksi konjunctiva, faring hiperemis
®
Demam dengue : Demam tinggi, mendadak, kontinu
sakit kepala
retroorbital, muka merah
uji tornikuet
positif
Ht, trombosit,
protein plasma
IgM, IgG anti
dengue positif
®
Leptospirosis : nyeri otot betis menyolok
injeksi
konjunctiva
leukositosis,
neutrofilia
SEVERE MALARIA
DEFINITION : Patient, Plasmodium Asexual, parasitemia,with one or more CLINICAL or LABORATORY
FEATURES :
PROSTRATION
IMPAIRED CONSCIOUSNESS
RESPIRATORY DISTRESS
MULTIPLE CONVULSIONS
CIRCULATORY COLLAPSE
PULMONARY EDEMA
ABNORMAL BLEEDING
JAUNDICE
HAEMOGLOBINURIA
|
SEVERE ANAEMIA
HYPOGLYCAEMIA
ACIDOSIS
RENAL IMPAIRMENT
HYPERLACTATAEMIA
HYPERPARASITEMIA
|
WHO: Guidelines for the Treatment of Malaria 2006
Manifestasi Malaria
Berat
® Malaria
serebral -> hiperpireksia, paralisis dan koma.
® Malaria
algid -> Syok ( sistolik < 70 mmHg)
® Malaria
dengan anemia (Hb < 5gr% atau hematokrit < 15 %) dengan hitung parasit
> 10.000/μL.
® Gagal
ginjal akut (urine < 400 ml/24 jam dan kreatinin > 3mg%)
® Edema
paru / ARDS
® Hipoglikemia
( gula darah < 40 mg%)
® Perdarahan
spontan (gangguan koagulasi)
® Kejang
berulang (> 2 kali/24 jam)
® Asidemia
( pH < 7,25) atau asidosis (bicarbonat < 15 mmol/L)
® Makroskopik
hemoglobinuria (bukan karena G 6 PD defisiensi atau obat malaria)
Keadaan Lain Yang Digolongkan Malaria Berat
® Gangguan
kesadaran ringan (GCS < 15)
® Kelemahan
otot tanpa kelainan neurologik
® Hiperparasitemia
( > 5% pada daerah hipoendemik malaria)
® Ikterik
(bilirubin > 3 mg%)
® Hiperpireksia
(suhu rektal > 40 C)
PENYEBAB / ETIOLOGI
® Plasmodium
falciparum
® Mixed
plasmodium ( Falciparum+ vivax)
® Plasmodium
vivax
® Plasmodium
knowlesi
PLASMODIUM KNOWLESI
® Simian
malaria ( Maccaca mullata)
® Unusual
presentation P. Malariae
® Diagnosis
by PCR
® Acute
diare, abdominal pain, jaundice
Algid malaria, hypotension
Renal failure, respiratory failure
® Anamnesis baru dari daerah endemis, rangkaian gejala
berupa menggigil-demam tinggi -berkeringat kemudian sembuh, air seni spt teh,
nyeri kepala & otot, serta napsu makan turun
® Fisik: pucat, anemia, ikterus, hepatospleno megali
® Dengan pengobatan anti malaria à sembuh
Diagnosis
laboratorik
® Pada sediaan darah tipis maupun tebal ditemukan
parasit malaria di dalam eritrosit (pengecatan Giemsa atau Wright)
® P.vivax: eritrosit membesar tdpt titik Schuffner
dan sitoplasmanya amoeboid
® P.ovale: mirip vivax namun eritrosit berbentuk ovale
® P.malariae: tampak parasit berbentuk pita skizon
berbentuk bunga mawar (rosette) pada sediaan tebal tropozoit bulat kecil-kecil
nampak kompak dengan tumpukan pigmen yang kadang menutupi sitoplasma/inti
® Plasmodium
knowlesi mirip
P. malariae
® P.falciparum: gametosit berbentuk pisang terdapat
bintik Maurer, pada sediaan tebal tampak banyak sekali bentuk cincin
kecil-kecil tanpa bentuk dewasa yang lain
® Parasit malaria sukar ditemukan pada pend apireksia,
darah yg diambil pada hari ke 2-3 pada infeksi primer.
® Tes serologis yaitu tes fiksasi dan tes
presipitasi dilakukan untuk mengadakan
pemeriksaan yang cepat atas sejumlah
besar sampel
PENANGANAN
MALARIA
- Kecepatan
identifikasi penderita malaria
- Kecepatan
mengklasifikasi klinik & parasitologik
- Terapi
dgn menurunkan parasit secepatnya
- Pengobatan
tambahan/ supportive
- Mengetahui
respon pengobatan, identifikasi timbulnya komplikasi
- Identifikasi
& pengobatan terjadinya rekrudensi, resistensi, dan relaps.
PENATALAKSANAAN
MALARIA BERAT
® PENILAIAN
KLINIS
® OBAT
ANTIMALARIA SPESIFIK PARENTERAL
® TERAPI
TAMBAHAN
® TERAPI
PENYOKONG
Penilaian awal
® Amankan
Airway, Breathing, Circulation
® Timbang
berat badan untuk dosis obat
® Pasang
i.v. line
® Periksa
: gula darah, Hb, hitung parasit, ureum, kreatinin, analisa gas darah, kadar
asam laktat
® Pemeriksaan
fisik yang teliti terutama tingkat kesadaran : Glasgow Coma Scale
® Ukur
balans cairan yang tepat
PENGOBATAN MALARIA BERAT
- TERHADAP PARASITEMIANYA :
® OBAT ANTIMALARIA, pertimbangkan :
– JENIS
OBAT ( ARTESUNATE, ARTEMETER, KINA )
® DOSIS
( ARTEMISININ, KINA ?? )
® CARA
PEMBERIAN
® RESISTENSI
PARASIT / M.I.C PARASIT
® TRANSFUSI
GANTI
- TERHADAP KERUSAKAN ORGAN
® GAGAL
GINJAL ( DIALISIS )
® GAGAL
PERNAFASAN ( RESPIRATOR )
- TERHADAP KEADAAN UMUM : Nutrisi/ Cairan
REKOMENDASI DOSIS OBAT ANTIMALARIA
OBAT
|
Dosis
|
EFEK
SAMPING
|
KINA
|
20
mg Kina Hcl/kg BB iv infus dalam 4
jam, dilanjutkan dengan 10 mg/kg BB dalam 4 jam setiap 8 jam. Syarat : Pasien
tidak memakai kina atau mefloquine dalam 24 jam terakhir
Alternatif :
7 mg kina Hcl/kg BB diinfuskan dalam waktu 30 menit , dilanjutkan
dengan 10 mg /kg diberikan dalam 4 jam, atau
10
mg kina Hcl/kg (500 mg untuk dewasa)
i.v infus dalam 8 jam terus menerus
3 x sehari
|
Hipoglikemia, chinchonism ( tinnitus,
gangguan pendengaran, mual, muntah ), perpenjangan interval QT pada EKG,
aritmia hipotensi
|
Pengobatan lanjutan
® Setelah
pasien sadar/K.U. membaik, terapi parenteral diubah
menjadi terapi oral
® Terapi
oral lanjutan dengan :
ü Artesunate
+ amodiakuin selama 3 hari
ü Artesunate/artemether
tab. (total 7 hari ) + doksisiklin 3-5 Kg BB 1 kali sehari selama 7 hari
ü Artemeter
+ lumefrantin selama 3 hari
ü Kina
tab.(total 7 hari) + doksisiklin 7 hari
® Bagi
bumil, anak-anak : doksisiklin diganti dengan klindamisin 10 mg/Kg BB 2 kali
sehari
Penyesuaian
dosis pada gangguan Fungsi organ
® Tidak
perlu penyesuaian dosis obat derivat artemisinin pada gangguan fungsi hati dan
atau ginjal
® Dosis
kina parenteral diturunkan 1/3 setelah 48 jam pemberian pada :
ü Gagal
ginjal akut
ü Gangguan
fungsi hati
ü Tidak
ada perbaikan klinis setelah 48 jam
® Bila
pasien sudah hemodialisis tidak perlu pengurangan dosis kina
PENGOBATAN
TAMBAHAN UNTUK GAGAL ORGAN
® Koma / ensefalopati / kejang / malaria serebral
® Gagal ginjal akut
® Asidosis metabolik
® Hipoglikemia
® Ikterik / HIPERBILIRUBINEMIA
® GAGAL NAPAS (edema paru akut )
® Syok + SEPSIS ( malaria algid )
® ANEMIA BERAT
® HIPERPIREKSIA
® Perdarahan spontan
® Hiperparasitemia
HIPERPARASITEMIA
Bila parasit > 5 %,
pada daerah transmisi rendah/ tak stabil
atau
hipo endemik
® INDIKASI
Exchange Transfussion :
® Parasitemia
> 30%, tanpa komplikasi
® Parasitemia
> 10%, + Malaria berat
® Parasitemia
> 10% + gagal obat 12 – 24 jam
® Parasitemia
> 10% + prognosa jelek : usia lanjut, adanya sizon di darah tepi.
® WHO
2006 : no consensus
no recommendation
Penatalaksanaan hiperparasitemia
® Rekomendasi
WHO 2006 :
® Hiperparasitemia
tanpa tanda-tanda malaria berat lainnya dapat diterapi dengan obat derivat
artemisinin oral, dengan syarat :
ü Pasien
harus dimonitor ketat selama 48 jam pertama setelah mulai terapi
ü Jika
pasien tidak dapat peroral, segera terapi parenteral
® Pasien
non-imun dengan hiperparasitemia > 20 % harus mendapat terapi parenteral
Penanganan malaria serebral
® Oksigenasi
® Pencegahan
kejang :
ü Diazepam
10 mg i.v. atau perektal,
ü Luminal
/ phenobarbital
ü Phenitoin
: 5 mg/Kg BB i.v. dalam 30 menit
® Mencegah
trauma/ jatuh
® Mengatasi
kecemasan, delirium
® Atasi
hiperpireksia : antipiretik, kompres
PENANGANAN
IKTERIK
® Tidak
ada yang khusus
® Hati-hati
hipoglikemia
® Hati-hati
terhadap perdarahan
® Pemberian
vit. K pada ikterus yang dalam/ tanda perdarahan : 10 mg/ hari selama 3 hari.
® Ulangi
bilirubin, SGOT/ SGPT hari ke -3
HIPOGLIKEMIA ( Gula darah < 40 mg% )
® Pasien
koma : 20 -50 ml dekstrose 40 % i.v. dalam 5 – 10 menit
® Infus
dekstrose 10 % ( anak : dekstrose 5 %) – hati-hati efek samping hiponatremia
® Hipoglikemia
dapat terjadi pada hari 1 sampai 7
® Bila
gagal beri glucagon iv.
® Cara
lain : beri air gula via pipa nasogastrik , hati-hati distensi lambung
® Obat
alternatif : golongan Somatostatin analoque misal octreotide (Sandostatin)
PENATALAKSANAAN GAGAL GINJAL AKUT
® Singkirkan hipovolemik / pre-renal azotemia : periksa urinalisa, kadar
Na, ureum, kreatinin
® Periksa balans cairan
® Diuretik ( misal furosemid ) iv. ?
® Dialysis segera ( lebih baik hemodialisis)
Ø Diuretik dan dopamin tidak bermanfaat !
Ø Tanda-tanda GGA : Kencing << ( < 400cc/24
jam )
Ø Bila ada oliguria : pembatasan cairan, stop /
pelankan infus
Ø Awas overload cairan, tanda / gejala : tensi naik, nadi cepat,
batuk-batuk, sesak ringan sampai berat, JVP meningkat, pada auskultasi paru
terdengar ronki basah basal kedua lapangan paru. Bila ada periksa foto rontgen
thorax.
Ø Periksa EKG, kadar kalium
Jangan lupa : setiap
pasien malaria, terlebih malaria berat harus takar urin / 24 jam
INDIKASI DIALISIS PADA MALARIA BERAT
Indikasi
klinis
1. Gejala uremia
2. Kelebihan cairan
simptomatik
3. Ditemukan Pericardial rub
Indikasi
laboratorium
1. Asidosis metabolik
berat :
serum HCO3- < 15 mEq/L
2. Hiperkalemia tak
berespons dengan tx.
PENATALAKSANAAN GAGAL NAPAS
* Koreksi asidosis bila pH < 7.1
* Pertahankan Pa O2 : 50 -
60 torr
* Segera beri antimalarial parenteral
* Atasi faktor-faktor pemberat :
- Sumbatan lendir sekresi bronkus
- pneumothorax
v Bila ada :
ventilator mekanik
ASIDOSIS METABOLIK
® Sering
Terjadi pada : - gagal ginal akut
- hipovolemia / dehidrasi
- syok
- edema paru
- hiperparasitemia
® Management
:
*
Dialisis
*
Sodium bicarbonate jika pH < 7.15, hati-hati
overload
sodium à
dapat timbul edema paru
Terapi ini masih kontroversial, umumnya
tidak lagi dianjurkan
HIPOTENSI
/ SYOK (malaria ALGID) : tekanan darah sistolik < 70 mmHg + tanda kegagalan
sirkulasi : kulit lembab, dingin
® PENYEBAB : bakteriemia gram negatif, gagal multi
organ
® Management :
- Pertahankan CVP : 0 -- 5 cm H2O dengan infus
cairan kristasloid misal NaCl 0,9% mula-mula 2 liter/jam, bila membaik
diturunkan 1 liter/2jam, dst. Dengan dosis rumatan.
- Bila gagal berikan cairan koloid misal gelatin
(hemacell, gelafundin), HydroxyEthyl Starch (HES), atau bila tak ada
dengan plasma atau darah segar. Cairan dextran sebaiknya tidak digunakan
lagi karena risiko alergi yg. Besar. Dosis koloid : 500 cc dalam ½ - 1 jam
pertama, maksimal 1500 cc/ 24 jam.
- Bila pemberian cairan gagal menaikan tensi,
berikan inotropik dopamine dalam dekstrose 5%, dosis : 2 ug/KgBB/menit,
dititrasi sampai maks. 10 – 20 ug/KgBB/menit. Bila
gagal + dobutamine
- Kultur darah segera
- Antibiotik : Cephalosporin generasi III, sesuai
protokol tx. sepsis
Pengobatan
malaria berat vivax
® Kadang
P. vivax dapat menyebabkan malaria berat
® Manifestasi
terseriing :
ü Serebral
malaria
ü Anemia
berat
ü Pansitopenia/trombositopenia
berat
ü Edema
paru akut / ARDS
® Penatalaksanaan
sama dengan malaria berat falsiparum
PENGOBATAN TAMBAHAN
® Pengobatan
tambahan yang direkomendasikan :
® Acetaminophen
/ parasetamol untuk mengatasi pireksia/demam
Pengobatan tambahan yang tidak direkomendasikan :
® Antibody
TNF, Dextran, Hyperimmunoglobulin, Allopurinol, Desferioxamine, Pentoxifylline,
Heparin, Mannitol, Prostacycline, Acetylcystein, Aspirin, Corticosteroid,
Cyclosporine
*
INDIKASI A.C.T
® Slide
harus positif/ tes cepat (RDT) +
® Malaria
Falciparum/ vivax tanpa komplikasi
® Malaria
lain setelah pengobatan terbukti resisten obat
Management Treatment Failures
® Treatment
failure within 14 days very unusual :
® 32
trials (4917 patients), no failure on D14
® 7
trials failure at D14 ( 1 – 7 %)
® Failure
after 14 days : recrudescense or re-infection
® Rescue
treatment :
® Alternative
ACT known effective in this region
® Artesunate
+ tetracyclin/ doxycycline/ clindamycin
® Quinine
+ tetracyclin/ doxycycline/ clindamycin
Pengobatan Malaria Vivax GAGAL ACT : Lini II
Hari
|
Jenis
obat
|
Jumlah
tablet menurut kelompok umur (d0osis
tunggal)
|
||||
<
1 tahun
|
1
- 4 tahun
|
5
– 9 tahun
|
10
- 14 tahun
|
>
15 tahun
|
||
1-
7
|
Kina
|
*)
|
3
x ½
|
3
x 1
|
3
x 1 ½
|
3
x 2
|
1-14
|
Primakuin
|
-
|
¼
|
½
|
¾
|
1
|
Pemantauan : H4 -- H28 : Slide malaria à gagal/positip à pengobatan vivax
relaps
Pengobatan P. vivax Relaps
Minggu
|
Jenis
obat
|
Jumlah
tablet menurut kelompok umur/ minggu
|
|||||
0 – 1 bulan
|
2 – 11
bulan
|
1 – 4
tahun
|
5 – 9
tahun
|
10– 14
tahun
|
>
15 tahun
|
||
1 s/d 8
–12
|
Klorokuin
|
¼
|
½
|
1
|
2
|
3
|
3 - 4
|
1 s/d 8
–12
|
Primakuin
|
-
|
-
|
¾
|
1½
|
2¼
|
3
|
Pemantauan : Gagal à
rujuk
Pencegahan
® Mencegah
gigitan nyamuk: kelambu,repelent,insectisida dan pemberantasan sarang nyamuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar