Dafter isi

t;

Selasa, 05 Maret 2013

Hepatitis Akut


Penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C,dan virus-virus lain
.

Manifestasi Klinis
1.      Stadium praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot,dan nyeri diperut kanan atas. Urin menjadi coklat
2.      Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada selera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan
3.      Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
Gambaran klinis hepatitis virus bervariasi, mulai dari yang tidak merasakan apa-apa atau hanya mempunyai keluhan sedikit saja sampai keadaan yang berat, bahkan koma dan kematian dalam beberapa hari saja.
           Pada golongan hepatitis inapparent, tidak ditemukan gejala.hanya diketahui bila dilakukan pemeriksaan faal hati (peningkatan serum trensaminase) dan biopsy menunjukkan kelainan.
           Pada hepatitis anikterik, keluhan sangat ringan dan samar-samar, umumnya anoreksia dan gangguan pencernaan. Pada pemeriksaaan laboratium ditemukan hiperbilirubinemia ringan,dan bilirubinuria. Urin secara makroskopik berwarna seperti teh tua  dan apabila dikocok akan memperlihatkan busa berwarna kuning kehijauan.
Bentuk hepatitis akut yang ikterik paling sering diteukan dalam klinis. Biasanya perjalanan jinak dan akan sembuh dalam waktu kira-kira 8 minggu.
           Hampir semua hepatitis fulminan mempunyai progngosis jelek. Kematian biasanya terjadi dalam 7-10 hari sejak mulai sakit. Pada waktu yang singkat terdapat gangguan neurologi, fetor hepatik, dan muntah-muntah yang persisten. Terdapat demam dan ikterus yang menghebat dalam waktu singkat. Pada pemeriksaan didapatkan hati mengecil,purpura, dan pendarahan saluran cerna.
           Pada hepatitis persisten, tidak terdapat kemajuan dari periode akut dan seluruh perjalanan penyakit. Penuruna bilirubin dan transaminase terjadi perlahan-lahan. Pasien masih mengeluh lemah dan ceoat lelah , meskipun nafsu makan telah membaik. Pekerjaan fisik akan memburuk hasil pemeriksaan sungsi hati. Golongan ini akan sembuh sempurna dalam waktu antara 1-2 tahun.
           Ada pula bentuk he[patitis yang subakut atau submassive hepatic necrosis yang perjalanan penyakitnya progresif. Pemeriksaan biokimiawi lebih menunjukkan tanda-tanda obstruksi dengan peningkatan fosfatase alkali dan kolesterol dalam serum. Sesudah masa ikterus yang lama, biasanya pasien akan sembuh dalam waktu 12 bulan.
           Pada hepatitis kolangitik, ikterusnya hebat disertai pruitus, biasnya berlangsung lebih dari 4 minggu. Sedangkan pada sindroma pascahepatitis, beberapa pasien, terdapat keluhan-keluha subyektif menetap seperti anoreksia, lemah, perasaan tidak enak perut, atau gangguan pencernaan, atau berat badan yang tidak naik. Pemeriksaan fyungsi hati biasanya sudah kembali normal.
           Ada 4 macam bentuk kemungkinan perjalananan penyakit hepatitis B, yaitu:
1.      Hepatitis fulminan yang umunya berakhir dengan kematian
2.      Hepatitis akut dengan pemyembuhan
3.      Hepatitis akut yang menjadi kronis
4.      Bentuk laten yang menjadi kronis

pencegahan
terhadap virus hepatitis A.
·         Penyebaran secara fekal-oral, pencegahan masih sulit karena adanya karier dari virus tipe A yang sulit ditetapkan
·         Virus ini resisten terhadap cara-cara sterilisasi biasa, termasuk klorinasi. Sanitasi yang sempurna, kesehatan umun, dan pembuangan tinja yang baik sangat penting. Tinja,darah,dan urin pasien harus dianggap infeksius. Virus dikeluarkan di tinja mulai sekitar 2 minggu sebelum ikterus.
Terhadap virus hepatitis B
·         Dapat ditularkan melalui darah dan produk darah.darah tidak dapat diseterilkan dari virus hepatitis. Pasien hepatitis sebaiknya tidak menjadi pendonor darah
·         Usaha pencegahan yang paling efektif adalah imunisasi. Imunisasi hepatitis B dilakukasn terhadap bayi-bayi setelah dilakukan penyaringan HBsAg  pada ibu-ibu hamil. Namun saat ini, di beberapa Negara (termasukIndonesia dengan program Pengembangan Imunisasinya) bayi-bayi yang lahir diberikan vaksinasi hepatitis B tanpa melakukan pemeriksaan penyeringan pada ibunya.

Pencegahan dengan imunoglobulin
Pemberian immunoglobulin (HBIg) dalam pencegahan hepatitis infeksiosa member pengaruh yang baik sedangkan pada hepatitis serum masih meragaukan kegunaanya. Diberikan dalam dosis 0,02ml/kg BB im da inidapat mencegah timbulnya gejala pada 80-090%. Diberikan pada mereka yang dicurigai ada kontak dengan pasien.

Penatalaksanaan
Terdiri dari istirahat, diet,dan pengobatan medikamentosa
1.      Istirahat pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan.kecuali diberikan kepada mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk
2.      Diet. Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah,sebaiknya diberikan infuse. Jika sudah tidak mual lagi. Diberikan makanan yang cukup kalori (30-35 kalori/kdBB) dengan protein cukup(1 g/kg BB). Pemberian lemak sebenarnya tidak perlu dibatasi . dulu ada kecendrungan untuk membatasi lemak, karena disamakan dengan penyakit kandung empedu.dapat diberikan diet hati II-III.
3.      Medikamentosa.
a.       kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin darah kortikosteroid dapt digi=unakan pada kolestasis yang berkepanjangan, di mana transaminase serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini dapat diberikan prednisone 3 x 10 mg selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off
b.      berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati
c.       antibiotic tidak jelas kegunaannya
d.      jangan diberikan antiemetik. Jika perlu sekalidapat diberikan golongan fenotiazin
e.       vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan. Bila pasien dalam keaddan prekoma atau koma, penangganan seperti pada koma hepatik.


Sumber:Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran UI , kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 1,2001
Daftar pustaka
1.      Noer MHS, Waspadji S, Rachman Am, et al, editor. Buku ajaran ilmu penyakit dalam dalam dilit 1. Edisi 3. Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas INdonesi1996
2.      Sulaiman A, Daldiyano,Akbar n< rani A.Gastroenterologi hepatologi. Jakatra: CV info Medika, 1990
3.      Mnyer AR. National medical seri for independent study:Medicine. Maryland:Williams & Wilkins 1997 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar