Penyakit infeksi akut
dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada hati. Biasanya
disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis
C,dan virus-virus lain
.
Manifestasi
Klinis
1. Stadium
praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah
anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot,dan nyeri diperut kanan atas. Urin
menjadi coklat
2. Stadium
ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada selera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien
masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning
muda. Hati membesar dan nyeri tekan
3. Stadium
pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi
normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang dewasa, yaitu
pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
Gambaran klinis hepatitis virus
bervariasi, mulai dari yang tidak merasakan apa-apa atau hanya mempunyai
keluhan sedikit saja sampai keadaan yang berat, bahkan koma dan kematian dalam
beberapa hari saja.
Pada
golongan hepatitis inapparent, tidak
ditemukan gejala.hanya diketahui bila dilakukan pemeriksaan faal hati
(peningkatan serum trensaminase) dan biopsy menunjukkan kelainan.
Pada
hepatitis anikterik, keluhan sangat ringan dan samar-samar, umumnya anoreksia
dan gangguan pencernaan. Pada pemeriksaaan laboratium ditemukan hiperbilirubinemia
ringan,dan bilirubinuria. Urin secara makroskopik berwarna seperti teh tua dan apabila dikocok akan memperlihatkan busa
berwarna kuning kehijauan.
Bentuk hepatitis akut
yang ikterik paling sering diteukan dalam klinis. Biasanya perjalanan jinak dan
akan sembuh dalam waktu kira-kira 8 minggu.
Hampir
semua hepatitis fulminan mempunyai progngosis jelek. Kematian biasanya terjadi
dalam 7-10 hari sejak mulai sakit. Pada waktu yang singkat terdapat gangguan
neurologi, fetor hepatik, dan muntah-muntah yang persisten. Terdapat demam dan
ikterus yang menghebat dalam waktu singkat. Pada pemeriksaan didapatkan hati
mengecil,purpura, dan pendarahan saluran cerna.
Pada
hepatitis persisten, tidak terdapat kemajuan dari periode akut dan seluruh
perjalanan penyakit. Penuruna bilirubin dan transaminase terjadi
perlahan-lahan. Pasien masih mengeluh lemah dan ceoat lelah , meskipun nafsu
makan telah membaik. Pekerjaan fisik akan memburuk hasil pemeriksaan sungsi
hati. Golongan ini akan sembuh sempurna dalam waktu antara 1-2 tahun.
Ada
pula bentuk he[patitis yang subakut atau submassive
hepatic necrosis yang perjalanan penyakitnya progresif. Pemeriksaan biokimiawi
lebih menunjukkan tanda-tanda obstruksi dengan peningkatan fosfatase alkali dan
kolesterol dalam serum. Sesudah masa ikterus yang lama, biasanya pasien akan
sembuh dalam waktu 12 bulan.
Pada
hepatitis kolangitik, ikterusnya hebat disertai pruitus, biasnya berlangsung
lebih dari 4 minggu. Sedangkan pada sindroma pascahepatitis, beberapa pasien,
terdapat keluhan-keluha subyektif menetap seperti anoreksia, lemah, perasaan
tidak enak perut, atau gangguan pencernaan, atau berat badan yang tidak naik. Pemeriksaan
fyungsi hati biasanya sudah kembali normal.
Ada
4 macam bentuk kemungkinan perjalananan penyakit hepatitis B, yaitu:
1. Hepatitis
fulminan yang umunya berakhir dengan kematian
2. Hepatitis
akut dengan pemyembuhan
3. Hepatitis
akut yang menjadi kronis
4. Bentuk
laten yang menjadi kronis
pencegahan
terhadap virus hepatitis A.
·
Penyebaran secara fekal-oral, pencegahan
masih sulit karena adanya karier dari virus tipe A yang sulit ditetapkan
·
Virus ini resisten terhadap cara-cara
sterilisasi biasa, termasuk klorinasi. Sanitasi yang sempurna, kesehatan umun,
dan pembuangan tinja yang baik sangat penting. Tinja,darah,dan urin pasien
harus dianggap infeksius. Virus dikeluarkan di tinja mulai sekitar 2 minggu
sebelum ikterus.
Terhadap virus
hepatitis B
·
Dapat ditularkan melalui darah dan produk
darah.darah tidak dapat diseterilkan dari virus hepatitis. Pasien hepatitis sebaiknya
tidak menjadi pendonor darah
·
Usaha pencegahan yang paling efektif
adalah imunisasi. Imunisasi hepatitis B dilakukasn terhadap bayi-bayi setelah
dilakukan penyaringan HBsAg
pada ibu-ibu hamil. Namun saat ini, di
beberapa Negara (termasukIndonesia dengan program Pengembangan Imunisasinya)
bayi-bayi yang lahir diberikan vaksinasi hepatitis B tanpa melakukan
pemeriksaan penyeringan pada ibunya.
Pencegahan dengan imunoglobulin
Pemberian immunoglobulin
(HBIg) dalam pencegahan hepatitis infeksiosa member pengaruh yang baik sedangkan
pada hepatitis serum masih meragaukan kegunaanya. Diberikan dalam dosis
0,02ml/kg BB im da inidapat mencegah timbulnya gejala pada 80-090%. Diberikan pada
mereka yang dicurigai ada kontak dengan pasien.
Penatalaksanaan
Terdiri dari istirahat, diet,dan
pengobatan medikamentosa
1. Istirahat
pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak
tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan.kecuali diberikan kepada mereka
dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk
2. Diet.
Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah,sebaiknya diberikan infuse.
Jika sudah tidak mual lagi. Diberikan makanan yang cukup kalori (30-35
kalori/kdBB) dengan protein cukup(1 g/kg BB). Pemberian lemak sebenarnya tidak
perlu dibatasi . dulu ada kecendrungan untuk membatasi lemak, karena disamakan
dengan penyakit kandung empedu.dapat diberikan diet hati II-III.
3. Medikamentosa.
a. kortikosteroid
tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin darah kortikosteroid
dapt digi=unakan pada kolestasis yang berkepanjangan, di mana transaminase
serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini
dapat diberikan prednisone 3 x 10 mg selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off
b. berikan
obat-obat yang bersifat melindungi hati
c. antibiotic
tidak jelas kegunaannya
d. jangan
diberikan antiemetik. Jika perlu sekalidapat diberikan golongan fenotiazin
e. vitamin
K diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan. Bila pasien dalam
keaddan prekoma atau koma, penangganan seperti pada koma hepatik.
Sumber:Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran UI , kapita Selekta
Kedokteran edisi 3 jilid 1,2001
Daftar pustaka
1.
Noer MHS, Waspadji S, Rachman Am, et al,
editor. Buku ajaran ilmu penyakit dalam dalam dilit 1. Edisi 3. Jakarta:Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas INdonesi1996
2.
Sulaiman A, Daldiyano,Akbar n< rani
A.Gastroenterologi hepatologi. Jakatra: CV info Medika, 1990
3.
Mnyer AR. National medical seri for
independent study:Medicine. Maryland:Williams & Wilkins 1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar