Suatu jenis klinis
hepatitis yang jarang terjadi, dimana perjalanan penyakit berkembang dengan
cepat, terjadi ikterus yang smakin berat, kuning seluruh tubuh, timbul gejala
neurologi atau ensefalopati hepatic, kemudian masuk ke dalam keadaan koma dan
gagal hati akut
Manifestasi
Klinis
Penyakit
ini berawal dari hepatitis akut ikterik yang lazim dijumpai dan dimulai dengan
keluhan prodromal. Gejal-gejal yang membahayakan adalah muntah berulang,fetor hepatic,bingung,mengantuk,flapping tremor secara sepitas,
peningkatan suhu,dan pengecilan hati. Pasien meninggal dalam waktu 10 hari. Mungkin
ditemukan tanda-tanda pendarahan luas.
Untuk menentukan jenis
penyakit dapat diambil pegangan perbedaan klinis yang terjadi. Pada hepatitis A
paling sering didapatkan suhu badan. Pada hepatitis B didapatkan waktu
protrombin memanjang. Sedangkan pada hepatitis C, lama penyakit sebelum
tercapai ensefalopati lebih panjang.
Pemeriksaan
Penunjang
Pada
pemeriksaan penunjang didaptkan leukositosis dan cara biolimiawi terdapat
gambaran gagal hati akut berupa tingginya bilirubin dan transaminase serum
menurun koagulasi darah tergangu.
Komlikasi
Edema
serebal, pendarahan saluran cerna, gagal ginjal, ganguan elektrolit, ganguan
pernafasan, hipoglikemia, sepsis, gelisah, kaogulasi intravaskuler
diseminata,hipotensi dan kematian.
Tanda-tanda
edema serabal adalah kenaikan tekanan intracranial dengan gejala dini
transpirasi, hiperventilasi, hiperrefleksi, opsistotonus, kejang-kejang,
kelainan kedua pupil yang berakhir dengan refleks negatif terhadap cahaya. Hilang
refleks okulovestibular menunjukan progniosis fatal
Penatalaksanaan
Pasien harus dirawat di ruang rawat
intensif. Pengobatan yang spesifik tidak ada, hanya bersidat suportif.
·
Edema serebral diobati dengan manitol iv
1 g/kg 4-6 jam dengan observasi osmolaritas serum yang cermat. Bila melampaui
320 mOsmol/L harus dihetikan dan diulangi kembali bila telah kembali normal. Pendarahan
saluran cerna diturunkan dengan pemberian simetidin 300mg/6 jam atau per infuse
dengan dosis 50 mg/jam
·
Laktulosa diberikan untuk mengendalikan
hiperamonia dengan dosis disesuaikan agar tidak terjadi diare 2-3 kali/sehari. Ganguan
elektrolit berupa hiponatremia akibat pemakaian laktulosa yang berlebihan dapat
terjadi
·
Hipoglikemia diobati secara agresif
dengan larutan dexstrosa 10-25%. Packed red cell hanya diberikan pada
pasien dengan pendarahan aktif atau jika akan dilakukan tindakan invasive seperti
intubasi atau kanulasi vena sentral
·
Berikan diazepam bila pasien gelisah.
·
Dianjurkan pemberian kortikosteroid
dosis tinggi yaitu 800 mg/hari atau 400 mg/hari
·
Transplantasi hati tidak praktis karena
waktu terbatas dan donor tidak mudah didapat
Prognosis
Peningkatan α feto protein (AFP) darah pada awal
koma, dapat mencerminkan kapasitas regenerasi hati yang baik dan harapan hidup
lebih besar
Sumber:Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran UI , kapita Selekta
Kedokteran edisi 3 jilid 1,2001
Daftar pustaka
1.
Noer MHS, Waspadji S, Rachman Am, et al,
editor. Buku ajaran ilmu penyakit dalam dalam dilit 1. Edisi 3. Jakarta:Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas INdonesi1996
2.
Sulaiman A, Daldiyano,Akbar n< rani
A.Gastroenterologi hepatologi. Jakatra: CV info Medika, 1990
3.
Mnyer AR. National medical seri for
independent study:Medicine. Maryland:Williams & Wilkins 1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar