1.PENGERTIAN
PERTUMBUHANà Bertambah jml & besarnya sel di seluruh bagian tubuh y/ scr kuantitatif dpt diukur.
PERKEMBANGANà Bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yg dpt dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar
(whalley & wong,2000)
2.POLA – POLA TUMBUH KEMBANG
Pola pertumbuhan fisik yang terarah
Pola perkembangan dari umum kekhusus
Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan
Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan
3. Faktor –faktor yg mempengaruhi tumbang
Faktor herediter
Faktor lingkungan:
a. Lingkungan pranatal
b. Lingkungan post natal:
- Budaya lingkungan
- Status sosial ekonomi
- Nutrisi
- Iklim/cuaca
- olahraga/latihan fisik
- Posisi anak dlm klg
- Status kesehatan
c. Faktor Hormonal
4. TAHAP PENCAPAIAN TUMBANG ANAK
Tumbang Masa Pranatal
a. Fase embrio
Pertumbuhan dimulai pd 8 mg pertama
Mg ke 2 terjadi pembelahan sel
Mg ke3 terbentuk lap mesoderm
Denyut jantung janin berdenyut usia 4 mg
b. Fase fetus
Terjadi antara mg ke 12- 40
Peningkatan fungsi organ: tambah PB & BB
Tumbang Post natal
Masa Neonatus( 0- 28 Hari)
Masa bayi(28 hari – 1 tahun)
Masa Anak ( 1 – 2 tahun)
Masa prasekolah
Masa sekolah
Masa remaja
Masa neonatal (0 – 28 hari)
Terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ–organ lainnya.
Masa bayi
Masa bayi dibagi menjadi dua bagian, yaitu;
masa bayi dini (1 – 12 bulan), pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara kontinyu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Dan masa bayi akhir (1 – 2 tahun ), kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.
Masa pra sekolah (2 – 6 tahun)
Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan prose berpikir.
Masa sekolah (wanita : 6 – 10 tahun, laki–laki : 8 – 12 tahun)
Masa sekolah atau masa prapubertas, terjadi pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama.
Masa adolesence ( wanita : 10 – 18 tahun, laki–laki : 12 – 20 tahun)
Masa adolesnce atau masa remaja, pada anak wanita 2 tahun lebih cepat memasuki masa adolesence dibanding dengan anak laki–laki. Masa ini merupakan masa transisi dari periode anak ke dewasa. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut adolescent growth spurt. Juga pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan timbulnya tanda–tanda kelamin sekunder.
Ciri – Ciri Tumbuh Kembang
Dari setiap tahapan tumbuh kembang terdapat ciri–ciri khas yang masing–masing masa mempunyai perbedaan dalam anatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya.
Ciri pertumbuhan yaitu sebagai berikut :
1. perubahan ukuran
2. perubahan proporsi
3. hilangnya ciri–ciri lama
4. timbulnya ciri–ciri baru
Ciri – Ciri Perkembangan yaitu sebagai berikut :
1. perkembangan melibatkan perubahan
2. perkembangan awal menentukan petumbuhan selanjutnya
3. perkembangan mempunyai pola yang tetap
4. perkembangan memiliki tahap yang berurutan
5. perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda–beda.
6. perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Sampai Usia Lanjut
Pertumbuhan dan Perkembangan Fisis
Panjang Badan
Rumus, PB = 80 + 5n Cm (n = jumlah umur dalam tahun)
Umur 1 tahun = 1 ½ x panjang lahir
Umur 4 tahun = 2 x panjang lahir
Umur 6 tahun = 1 ½ x panjang umur 1 tahun
Umur 13 tahun = 3 x panjang lahir
Dewasa = 2 x panjang umur 2 tahun
Berat Badan
Rumus, BB = 8 + 2n Kg (n = jumlah umur dalam tahun)
Umur 1 tahun = 3 x berat badan lahir
Umur 2 ½ tahun = 4 x berat badan lahir
Umur 6 tahun = 2 x berat badan umur 1 tahun
Perkembangan Seksualitas
Infant (0 – 18 bulan)
Ciri :
1.Butuh kasih sayang dan stimulasi
2.Anak laki–laki; ereksi, anak perempuan; potensi orgasmic
3.Secara perlahan dapat membedakan dirinya dengan orang lain
4.Mendapat kepuasan dari sentuhan genital
5.Berpakaian sesuai gender
Todler (1 – 3 tahun)
Ciri :
1.Mulai dapat mengontrol BAB & BAK
2.Senang dengan genitalnya
3.Mampu mengidentifikasi jenis kelamin
4.Mengembangkan kata–kata sehubungan dengan anatomi.
Pra sekolah (4 – 6 tahun)
Ciri :
1.Seksualitas mulai di internalized dan memilih teman
2.Bermain dan berpakaian sesuai gender
3.Memperhatikan bagian–bagian tubuhnya dan teman bermain
4. Masturbasi.
Usia sekolah (6 – 10 tahun)
1. Dekat dengan orang tua yang beda kelamin
2. Cenderung mempunyai teman sesama gender
3.Keingintahuan tentang sex dan sharing tentang ketakutan–ketakutannya
4.Meningkat kesadaran dirinya.
Pre adolescence (10 – 13 tahun)
Ciri :
1.Timbul ciri–ciri pubertas
2.Menstruasi
3.Pembatasan–pembatasan prilaku.
Adolescence (13 – 19 tahun)
Ciri :
1.Mulai berhubungan dengan yang beda jenis kelamin
2.Berfantasi seksual
3. Masturbasi
4.Melakukan aktifitas seksual
5.Wanita mulai memperhatikan penampilan
6,Laki–laki; kompetensi
7.Meningkat insiden kehamilan.
Dewasa muda (20 – 35 tahun)
Ciri :
1.Sex premarital sering terjadi
2.Melakukan perkawinan
3.Pengetahuan tentang seksual diperlukan untuk meningkatkan kesenangan
4.Mencoba bermacam teknik dan posisi
5.Menghargai pendapat/nilai–nilai orang lain.
Dewasa Tua (35 – 55 tahun)
Ciri :
1.Terjadi perubahan tubuh karena menopause
2.Pengalaman sex lebih difokuskan pada kualitas dari pada kuantitas
3.Sering terjadi perceraian
4.Anak–anak sudah besar sehingga lebih terfokus pada kehidupan sexnya
5.Tidak takut hamil, lebih dapat menikmati kehidupan sexnya.
Usia lanjut/elderly (> 55 tahun)
Ciri :
1.Orgasme menjadi lebih pendek, 2.intensitasnya berkurang
3.Sekresi vagina menurun, periode resolusi pada laki–laki lebih panjang
4.Takut kehilangan kemampuan seksualitas
5.Merasakan apakah aktifitas seksual harus berhenti karena proses ketuaan.
Pertumbuhan dan Perkembangan Intelektual (menurut Piaget)
a.0 – 2 tahun (sensori – motorik) :
1.tingkah laku non-verbal
2.konsep ruang dan waktu masih rendah/terbatas
3.koordinasi otot motorik kurang
4.melakukan kegiatan sederhana
5.persepsi melalui berbagai alat indera
6.pemahaman sebab dan akibat belum jelas.
3 – 7 tahun (preoperasional; akal dan konsep/intuisi) :
1.egosentris
2.mampu menguraikan simbol dan konsep
3.banyak bertanya
4.eksperimen bahasa
5.tindakan dari pengalaman
6.menganggap benda sebagai makhluk hidup.
7 – 11/12 tahun (operasional konkrit) :
1.mulai mampu mengatasi masalah faktual
2.memahami hubungan dan sebab/akibat
3.mulai mapu membedakan
4.tidak egois
5.mulai dapat memahami alasan dari orang lain
6.mampu menalar.
11 – 15/16 tahun (operasional formal) :
1.hidup dalam saat ini dan juga menghayal
2.memperhatikan berbagai kemungkinan
3.mulai dapat memberi alasan–alasan ilmiah
4.menggunakan cara berpikir logika formal (memberi alasan)
5.sulit memodifikasi antara harapan ideal dengan kenyataan praktis
6.menyadari benda mati bukan makhluk hidup
7.dapat lebih objektif dalam berfikir
8.lebih mampu melihat visi/cara pandang dari orang lain.
Pertumbuhan dan Perkembangan Psikososial
menurut sigmund freud, yaitu sebagai berikut :
1.fase oral
pada fase ini anak mendapat epuasan/kenikmatan dari berbagai pengalaman sekitar mulut seperti menghisap, menelan, memainkan bibir dan makan.
Dasar perkembangan mental yang sehat tergantung dari hubungan anak pada fase ini.
Bila ibu berhasil memuaskan kebutuhan dasar anak maka anak akan merasa aman dan dapat mantap ke fase berikutnya.
Bila terdapat hambatan atau gangguan pada fase ini maka anak akan menjadi ketergantungan dan menolak mandiri.
2.fase anal
pada fase ini sifat ke”aku”an menonjol
mulai belajar kenal dengan tubuhnya sendiri dan mendapat kepuasan dengan autoerotiknya.
Tugas utama anak pada fase ini adalah “toilet training”
Merasa nikmat pada saat menahan maupun mengeluarkan tinja, rasa kepuasan bersifat egosentrik.
Sisa konflik pada fase ini kepribadian anak akan menjadi berpandangan sempit, introvert, pelit (anal retentif). Bersifat ekstrovert, impulsif, tidak rapih, dan kurang pengendalian diri (anal ekchulsif).
3.fase falik/oedipal
anak mulai melakukan rangsangan erotik meraba–raba genitalia
anak mulai bisa merasakan dorongan seksual kemudian ditujukan pada orang tua lawan jenis, perasaan ini membuat dorongan untuk bersaing dengan orang tua sejenis atau merebut perhatian orang tua yang lain.
Perasaan seksual yang negatif menyebabkan anak menjauhi orang tua dengan jenis kelamin berbeda dan mulai dekat dengan orang tua sejenis. Mulai terjadi proses identifikasi seksual
4.fase laten;
merupakan periode integrasi, bercirikan anak harus berhadapan dengan berbagai tuntutan sosial misalnya hubungan kelompok, pelajaran sekolah, konsep moral dan etik serta hubungan dengan dunia dewasa.
5. fase genital,
pada fase ini anak diharapkan bisa bereaksi sebagai orang dewasa, sebab pada fase ini anak masih masa transisi.
Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan psikososial menurut Erik Erikson, memiliki 2 komponen yaitu sebagai berikut :
1.komponen yang baik (yang diharapkan)
2.komponen yang tidak baik (yang tidak diharapkan)
Adapun tahapannya sebagai berikut :
a.Percaya dan tidak percaya (sejak lahir – 1 tahun)
- Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya yang mendasari kehidupan
- Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan bayi dan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan adalah ibu
- Hubungan antara ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis,dan sosial yang merupakan pengalaman dasar rasa percaya bagi anak.
- Rasa tidak percaya timbul bila kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat.
b.otonomi dan rasa malu serta ragu (1 – 3 tahun)
- pada saat ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada percaya terhadap ibu dan lingkungan
- perkembangan otonomi selama periode ini berfokus kepada kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya dengan lingkungannya
- menggunakan kemapauan mentalnya untuk menolak dan memberi atau mengambil keputusan
- bila anak mendapat suport yang kurang dari orang tua dan lingkungan,anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan yang diambilnya maka akan timbul perasaan negatif yaitu rasa malu dan ragu.b.otonomi dan rasa malu serta ragu (1 – 3 tahun)
- pada saat ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada percaya terhadap ibu dan lingkungan
- perkembangan otonomi selama periode ini berfokus kepada kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya dengan lingkungannya
- menggunakan kemapauan mentalnya untuk menolak dan memberi atau mengambil keputusan
- bila anak mendapat suport yang kurang dari orang tua dan lingkungan,anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan yang diambilnya maka akan timbul perasaan negatif yaitu rasa malu dan ragu.
c. inisiatif dan rasa bersalah (3 – 6 tahun)
- pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri dan manipulasi lingkungan serta timbul rasa inisiatif
- anak mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu
- anak memperluas lingkup pergaulannya; menjadi aktif diluar rumah dan kemampuan berbahasa semakin meningkat
- hubungan dengan saudara dan teman sebaya cenderung untuk mau menang sendiri
- pada fase ini kadang–kadang anak tidak dapat mencapai tujuan atau menyelesaikan kegiatannya karena keterbatasannya. Tetapi bila tuntutan lingkungan terlalu tinggi atau berlebih maka anak akan merasa kegiatan/aktifitasnya buruk akhirnya timbul rasa kecewa dan merasa bersalah.
d.industri dan inferioritas (6 – 12 tahun)
- pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas/perbuatan yang menghasilkan sesuatu
- anak siap untuk meninggalkan rumah/orang tua dalam waktu terbatas (untuk sekolah) melalui proses pendidikan, anak belajar untuk bersaing (sifat kompetitif) dan sifat koperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia kawan, belajar peraturan-peraturan yang berlaku
- bila anak tidak dapat memenuhi keinginan sesuatu standar atau terlalu banyak tuntutan akan dapat timbul masalah seperti anak merasa tidak mampu, malas, rasa rendah diri, dan takut kompetisi.
e.identity & role confusion (12 – 18 tahun)
- pada tahap ini terjadi perubahan fisik dan jiwa. Anak tampak seperti dewasa tetapi secara psikososial ia belum punya hak seperti orang dewasa
- pada tahap ini merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas
- apabila pada masa ini anak tidak mampu mengatasi konflik maka anak akan bingung d alam mencari identitas diri, merasa asing dan tidak berdaya, anak kehilangan kepercayaan pada dirinya dan akhirnya timbul kebingungan untuk mengidentifikasi peran dirinya.
KEBUTUHAN DASAR TUMBANG
1. ASAH / Kebutuhan fisik-biomedis, meliputi: pangan, perawatan kesehatan dasar, papan, hiegene perorangan dan sanitasi lingkungan, sadang, kesegaran jasmani, rekreasi.
2. ASIH / Kebutuhan kasih sayang, ayah dan ibu àbonding àbasic trust.
Kasih sayang orang tua, rasa aman, harga diri, dukungan & dorongan, mandiri, rasa memiliki, kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman.
3. ASUH/ Stimulasi mental.
PERTUMBUHANà Bertambah jml & besarnya sel di seluruh bagian tubuh y/ scr kuantitatif dpt diukur.
PERKEMBANGANà Bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yg dpt dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar
(whalley & wong,2000)
2.POLA – POLA TUMBUH KEMBANG
Pola pertumbuhan fisik yang terarah
Pola perkembangan dari umum kekhusus
Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan
Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan
3. Faktor –faktor yg mempengaruhi tumbang
Faktor herediter
Faktor lingkungan:
a. Lingkungan pranatal
b. Lingkungan post natal:
- Budaya lingkungan
- Status sosial ekonomi
- Nutrisi
- Iklim/cuaca
- olahraga/latihan fisik
- Posisi anak dlm klg
- Status kesehatan
c. Faktor Hormonal
4. TAHAP PENCAPAIAN TUMBANG ANAK
Tumbang Masa Pranatal
a. Fase embrio
Pertumbuhan dimulai pd 8 mg pertama
Mg ke 2 terjadi pembelahan sel
Mg ke3 terbentuk lap mesoderm
Denyut jantung janin berdenyut usia 4 mg
b. Fase fetus
Terjadi antara mg ke 12- 40
Peningkatan fungsi organ: tambah PB & BB
Tumbang Post natal
Masa Neonatus( 0- 28 Hari)
Masa bayi(28 hari – 1 tahun)
Masa Anak ( 1 – 2 tahun)
Masa prasekolah
Masa sekolah
Masa remaja
Masa neonatal (0 – 28 hari)
Terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ–organ lainnya.
Masa bayi
Masa bayi dibagi menjadi dua bagian, yaitu;
masa bayi dini (1 – 12 bulan), pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara kontinyu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Dan masa bayi akhir (1 – 2 tahun ), kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.
Masa pra sekolah (2 – 6 tahun)
Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan prose berpikir.
Masa sekolah (wanita : 6 – 10 tahun, laki–laki : 8 – 12 tahun)
Masa sekolah atau masa prapubertas, terjadi pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama.
Masa adolesence ( wanita : 10 – 18 tahun, laki–laki : 12 – 20 tahun)
Masa adolesnce atau masa remaja, pada anak wanita 2 tahun lebih cepat memasuki masa adolesence dibanding dengan anak laki–laki. Masa ini merupakan masa transisi dari periode anak ke dewasa. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut adolescent growth spurt. Juga pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan timbulnya tanda–tanda kelamin sekunder.
Ciri – Ciri Tumbuh Kembang
Dari setiap tahapan tumbuh kembang terdapat ciri–ciri khas yang masing–masing masa mempunyai perbedaan dalam anatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya.
Ciri pertumbuhan yaitu sebagai berikut :
1. perubahan ukuran
2. perubahan proporsi
3. hilangnya ciri–ciri lama
4. timbulnya ciri–ciri baru
Ciri – Ciri Perkembangan yaitu sebagai berikut :
1. perkembangan melibatkan perubahan
2. perkembangan awal menentukan petumbuhan selanjutnya
3. perkembangan mempunyai pola yang tetap
4. perkembangan memiliki tahap yang berurutan
5. perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda–beda.
6. perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Sampai Usia Lanjut
Pertumbuhan dan Perkembangan Fisis
Panjang Badan
Rumus, PB = 80 + 5n Cm (n = jumlah umur dalam tahun)
Umur 1 tahun = 1 ½ x panjang lahir
Umur 4 tahun = 2 x panjang lahir
Umur 6 tahun = 1 ½ x panjang umur 1 tahun
Umur 13 tahun = 3 x panjang lahir
Dewasa = 2 x panjang umur 2 tahun
Berat Badan
Rumus, BB = 8 + 2n Kg (n = jumlah umur dalam tahun)
Umur 1 tahun = 3 x berat badan lahir
Umur 2 ½ tahun = 4 x berat badan lahir
Umur 6 tahun = 2 x berat badan umur 1 tahun
Perkembangan Seksualitas
Infant (0 – 18 bulan)
Ciri :
1.Butuh kasih sayang dan stimulasi
2.Anak laki–laki; ereksi, anak perempuan; potensi orgasmic
3.Secara perlahan dapat membedakan dirinya dengan orang lain
4.Mendapat kepuasan dari sentuhan genital
5.Berpakaian sesuai gender
Todler (1 – 3 tahun)
Ciri :
1.Mulai dapat mengontrol BAB & BAK
2.Senang dengan genitalnya
3.Mampu mengidentifikasi jenis kelamin
4.Mengembangkan kata–kata sehubungan dengan anatomi.
Pra sekolah (4 – 6 tahun)
Ciri :
1.Seksualitas mulai di internalized dan memilih teman
2.Bermain dan berpakaian sesuai gender
3.Memperhatikan bagian–bagian tubuhnya dan teman bermain
4. Masturbasi.
Usia sekolah (6 – 10 tahun)
1. Dekat dengan orang tua yang beda kelamin
2. Cenderung mempunyai teman sesama gender
3.Keingintahuan tentang sex dan sharing tentang ketakutan–ketakutannya
4.Meningkat kesadaran dirinya.
Pre adolescence (10 – 13 tahun)
Ciri :
1.Timbul ciri–ciri pubertas
2.Menstruasi
3.Pembatasan–pembatasan prilaku.
Adolescence (13 – 19 tahun)
Ciri :
1.Mulai berhubungan dengan yang beda jenis kelamin
2.Berfantasi seksual
3. Masturbasi
4.Melakukan aktifitas seksual
5.Wanita mulai memperhatikan penampilan
6,Laki–laki; kompetensi
7.Meningkat insiden kehamilan.
Dewasa muda (20 – 35 tahun)
Ciri :
1.Sex premarital sering terjadi
2.Melakukan perkawinan
3.Pengetahuan tentang seksual diperlukan untuk meningkatkan kesenangan
4.Mencoba bermacam teknik dan posisi
5.Menghargai pendapat/nilai–nilai orang lain.
Dewasa Tua (35 – 55 tahun)
Ciri :
1.Terjadi perubahan tubuh karena menopause
2.Pengalaman sex lebih difokuskan pada kualitas dari pada kuantitas
3.Sering terjadi perceraian
4.Anak–anak sudah besar sehingga lebih terfokus pada kehidupan sexnya
5.Tidak takut hamil, lebih dapat menikmati kehidupan sexnya.
Usia lanjut/elderly (> 55 tahun)
Ciri :
1.Orgasme menjadi lebih pendek, 2.intensitasnya berkurang
3.Sekresi vagina menurun, periode resolusi pada laki–laki lebih panjang
4.Takut kehilangan kemampuan seksualitas
5.Merasakan apakah aktifitas seksual harus berhenti karena proses ketuaan.
Pertumbuhan dan Perkembangan Intelektual (menurut Piaget)
a.0 – 2 tahun (sensori – motorik) :
1.tingkah laku non-verbal
2.konsep ruang dan waktu masih rendah/terbatas
3.koordinasi otot motorik kurang
4.melakukan kegiatan sederhana
5.persepsi melalui berbagai alat indera
6.pemahaman sebab dan akibat belum jelas.
3 – 7 tahun (preoperasional; akal dan konsep/intuisi) :
1.egosentris
2.mampu menguraikan simbol dan konsep
3.banyak bertanya
4.eksperimen bahasa
5.tindakan dari pengalaman
6.menganggap benda sebagai makhluk hidup.
7 – 11/12 tahun (operasional konkrit) :
1.mulai mampu mengatasi masalah faktual
2.memahami hubungan dan sebab/akibat
3.mulai mapu membedakan
4.tidak egois
5.mulai dapat memahami alasan dari orang lain
6.mampu menalar.
11 – 15/16 tahun (operasional formal) :
1.hidup dalam saat ini dan juga menghayal
2.memperhatikan berbagai kemungkinan
3.mulai dapat memberi alasan–alasan ilmiah
4.menggunakan cara berpikir logika formal (memberi alasan)
5.sulit memodifikasi antara harapan ideal dengan kenyataan praktis
6.menyadari benda mati bukan makhluk hidup
7.dapat lebih objektif dalam berfikir
8.lebih mampu melihat visi/cara pandang dari orang lain.
Pertumbuhan dan Perkembangan Psikososial
menurut sigmund freud, yaitu sebagai berikut :
1.fase oral
pada fase ini anak mendapat epuasan/kenikmatan dari berbagai pengalaman sekitar mulut seperti menghisap, menelan, memainkan bibir dan makan.
Dasar perkembangan mental yang sehat tergantung dari hubungan anak pada fase ini.
Bila ibu berhasil memuaskan kebutuhan dasar anak maka anak akan merasa aman dan dapat mantap ke fase berikutnya.
Bila terdapat hambatan atau gangguan pada fase ini maka anak akan menjadi ketergantungan dan menolak mandiri.
2.fase anal
pada fase ini sifat ke”aku”an menonjol
mulai belajar kenal dengan tubuhnya sendiri dan mendapat kepuasan dengan autoerotiknya.
Tugas utama anak pada fase ini adalah “toilet training”
Merasa nikmat pada saat menahan maupun mengeluarkan tinja, rasa kepuasan bersifat egosentrik.
Sisa konflik pada fase ini kepribadian anak akan menjadi berpandangan sempit, introvert, pelit (anal retentif). Bersifat ekstrovert, impulsif, tidak rapih, dan kurang pengendalian diri (anal ekchulsif).
3.fase falik/oedipal
anak mulai melakukan rangsangan erotik meraba–raba genitalia
anak mulai bisa merasakan dorongan seksual kemudian ditujukan pada orang tua lawan jenis, perasaan ini membuat dorongan untuk bersaing dengan orang tua sejenis atau merebut perhatian orang tua yang lain.
Perasaan seksual yang negatif menyebabkan anak menjauhi orang tua dengan jenis kelamin berbeda dan mulai dekat dengan orang tua sejenis. Mulai terjadi proses identifikasi seksual
4.fase laten;
merupakan periode integrasi, bercirikan anak harus berhadapan dengan berbagai tuntutan sosial misalnya hubungan kelompok, pelajaran sekolah, konsep moral dan etik serta hubungan dengan dunia dewasa.
5. fase genital,
pada fase ini anak diharapkan bisa bereaksi sebagai orang dewasa, sebab pada fase ini anak masih masa transisi.
Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan psikososial menurut Erik Erikson, memiliki 2 komponen yaitu sebagai berikut :
1.komponen yang baik (yang diharapkan)
2.komponen yang tidak baik (yang tidak diharapkan)
Adapun tahapannya sebagai berikut :
a.Percaya dan tidak percaya (sejak lahir – 1 tahun)
- Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya yang mendasari kehidupan
- Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan bayi dan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan adalah ibu
- Hubungan antara ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis,dan sosial yang merupakan pengalaman dasar rasa percaya bagi anak.
- Rasa tidak percaya timbul bila kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat.
b.otonomi dan rasa malu serta ragu (1 – 3 tahun)
- pada saat ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada percaya terhadap ibu dan lingkungan
- perkembangan otonomi selama periode ini berfokus kepada kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya dengan lingkungannya
- menggunakan kemapauan mentalnya untuk menolak dan memberi atau mengambil keputusan
- bila anak mendapat suport yang kurang dari orang tua dan lingkungan,anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan yang diambilnya maka akan timbul perasaan negatif yaitu rasa malu dan ragu.b.otonomi dan rasa malu serta ragu (1 – 3 tahun)
- pada saat ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada percaya terhadap ibu dan lingkungan
- perkembangan otonomi selama periode ini berfokus kepada kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya dengan lingkungannya
- menggunakan kemapauan mentalnya untuk menolak dan memberi atau mengambil keputusan
- bila anak mendapat suport yang kurang dari orang tua dan lingkungan,anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan yang diambilnya maka akan timbul perasaan negatif yaitu rasa malu dan ragu.
c. inisiatif dan rasa bersalah (3 – 6 tahun)
- pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri dan manipulasi lingkungan serta timbul rasa inisiatif
- anak mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu
- anak memperluas lingkup pergaulannya; menjadi aktif diluar rumah dan kemampuan berbahasa semakin meningkat
- hubungan dengan saudara dan teman sebaya cenderung untuk mau menang sendiri
- pada fase ini kadang–kadang anak tidak dapat mencapai tujuan atau menyelesaikan kegiatannya karena keterbatasannya. Tetapi bila tuntutan lingkungan terlalu tinggi atau berlebih maka anak akan merasa kegiatan/aktifitasnya buruk akhirnya timbul rasa kecewa dan merasa bersalah.
d.industri dan inferioritas (6 – 12 tahun)
- pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas/perbuatan yang menghasilkan sesuatu
- anak siap untuk meninggalkan rumah/orang tua dalam waktu terbatas (untuk sekolah) melalui proses pendidikan, anak belajar untuk bersaing (sifat kompetitif) dan sifat koperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia kawan, belajar peraturan-peraturan yang berlaku
- bila anak tidak dapat memenuhi keinginan sesuatu standar atau terlalu banyak tuntutan akan dapat timbul masalah seperti anak merasa tidak mampu, malas, rasa rendah diri, dan takut kompetisi.
e.identity & role confusion (12 – 18 tahun)
- pada tahap ini terjadi perubahan fisik dan jiwa. Anak tampak seperti dewasa tetapi secara psikososial ia belum punya hak seperti orang dewasa
- pada tahap ini merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas
- apabila pada masa ini anak tidak mampu mengatasi konflik maka anak akan bingung d alam mencari identitas diri, merasa asing dan tidak berdaya, anak kehilangan kepercayaan pada dirinya dan akhirnya timbul kebingungan untuk mengidentifikasi peran dirinya.
KEBUTUHAN DASAR TUMBANG
1. ASAH / Kebutuhan fisik-biomedis, meliputi: pangan, perawatan kesehatan dasar, papan, hiegene perorangan dan sanitasi lingkungan, sadang, kesegaran jasmani, rekreasi.
2. ASIH / Kebutuhan kasih sayang, ayah dan ibu àbonding àbasic trust.
Kasih sayang orang tua, rasa aman, harga diri, dukungan & dorongan, mandiri, rasa memiliki, kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman.
3. ASUH/ Stimulasi mental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar