Dikatakan hepatitis kronik bila penyakit menetap,
tidak menyembuh secara klimak atau laboratorium atau pada gambaran patologi
anatomi, selama 6 bulan.
Ada 2 bentuk hepatitis kronik, yaitu:
1. Hepatitis
kronik persesten
2. Hepatitis
kronik aktif
Sangat penting untuk membedakan 2 bentuk
tersebut sebab yang disebut pertama mempunyai prognosi yang biak dan akan
sembuh sempurna. Diagnosis hanyadapat dipastikan dengan pemeriksaan biopsy dan
gambaran PA. hepatitis kronik aktif umumnyaberakhir dengan sirosis hepatis.
Penatalaksanaan
Obat yang dibilai
bermanfaat untuk pengobatan hepatitis kronik adalah interferon (IFN). Obat ini
adalah suatu protein selular stabil dalam asam yang diproduksi oleh sel tubuh
kita akibat rangsangan virus atau akibat induksi beberapa mikroorganisme, asam
nukleat, antigen, mitoge, dan polime sintetik. Interron mempunyai efek
antivirus, imunomodulasi dan antiproliferatif.
Hepatitis
B
Pemberian interferon pada
penyakit ini ditunjukan untuk menghambat replica virus hepatitis B, menghambat
nekrosis sel hato oleh karena reaksi radang,dan mencegah tranformasi maligna
sel-sel hati. Diindikasikan untuk:
·
Pasien dengan HBeAG dan HBV-DNA positif
·
Pasien hepatitis kronik aktif
berdasarkan pemberiaan hisopatologi
·
Dapat dipertimbangkan pemberian
interferon pada hepatitis fulminan akaut meskipun belum banyak dilakukan
penelitian pada bidang ini
Diberikan IFN leukosit
pada kasus hepatitis kronik aktif dengan dosis sedang 5-10 MU/m3/hari
selama 3-6 bulan. Dapat juga pemberian IFN limfoblastoid 10MU/m2 #
kali seminggu selama 3 bulan lebih.
Sepertiga pasien
hepatitis B kronik memberikan respon terhadap terapi interferon, ditandai dengan
hilangnya HBV DNA dan serokonversi HBeAg/ AntiHBe, serokonversi HBsAg/Anti HBs
terjadi pada 7% pasien . terapi ini dilakukan minimal selama 3 bulan.
Hepatitis
C
Pemberian
interferon bertujuan mengurangi gejala, mengusahakan perbaikan parameter
kimiawi, mengurangi peradangan dalam jaringan hati, menghambat progresi
histopatologi, menurukan infektivitas, menurunkan resiko terjadinya hepatoma,
dan memperbaiki harapan hidup.
Respon
tergantung dari lamanya penyakit dan kelain histology. Dosis standar yang biasa
dipakai adalah interferon α dengan dosiss 3 x 3 juta unit/minggu selama 6
bulan. Masih belum jelas apakah menambah waktu pengobatan di atas 9 bulan dapat
meningkatkan respons dan menurunkan angka kambuh
Dapat
terjadi kekambuhan singkat beberapa buan setalah obat dihentikan selama kurang
dari 3 bulan, kemudian kadar SGPT akan kembali ke normal. Bila berlangsung
lebih dari 1 bulan dianggap berkepanjangan dan harus diobati. Biasanya bila
pengobatan sebelumnya berhasil, respon pengobatan akan sama baik dengan
pemberian terapi ulang dosis semula
Sumber:Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran UI , kapita Selekta
Kedokteran edisi 3 jilid 1,2001
Daftar pustaka
1.
Noer MHS, Waspadji S, Rachman Am, et al,
editor. Buku ajaran ilmu penyakit dalam dalam dilit 1. Edisi 3. Jakarta:Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas INdonesi1996
2.
Sulaiman A, Daldiyano,Akbar n< rani
A.Gastroenterologi hepatologi. Jakatra: CV info Medika, 1990
3.
Mnyer AR. National medical seri for
independent study:Medicine. Maryland:Williams & Wilkins 1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar