Dafter isi

t;

Selasa, 02 April 2013

LAPORAN PENDAHULUAN HIPOTIROID


LAPORAN PENDAHULUAN HIPOTIROID

A.    Anatomi fisiologi
Kelenjar tiroid dibungkus mengitari bagian depan dari trachea bagian atas, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus dihubungkan oleh itsmus. Kelenjar ini diperdarahi dari arteri tiroid superior dan inferior. Tiroid terbentuk atas masa kosong yang berbentuk folikel. Setiap folikel mempunyai dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti jeli.


Lapisan sel-sel folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstrasi iodin dari dalam darah dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk membentuk suatu hormon tri-iodotironin (T3) aktif. Sebagian tiroksin yang kurang aktif juga dibentuk. Tiroksin (T4) diiubah menjaditri-iodotironin (T3) di dalama tubuh. Senyawa ini dan intermediat tertentu disimpan dalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini penting, karena iodin mungkin tidak terdapat didalam diet. Dimana dalam keadaan ini kelenjar tiroid akan membesar yang disebut Goiter

Mekanisme pembentukan hormon Tiroid
Pembentukan hormon tiroid dimulai dari aktivitas hipotalamus yang menghasilkan Thyroid Releasing Hormone (TRH). TRH akan menstimulasiHipofisis anterior untuk menghasilkan Thyroid Stimulating Hormon (TSH). TSH akan menstimulasi pembentukan  T3 dan T4 dalam folikel dengan menggabungkan iodin dalam darah dan tirosin asam amino. Pembentukan TSH dihambat oleh tingginya kadar hormon tiroid.
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik dari semua jaringan, mungkin dengan meningkatkan sintesa enzim pernafasan dalam sel.


B.     Pengertian
Hipotiroidisme adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan horon-hormon tiroid. (Rumahorbo,Hotma.1999)
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid terutama tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3). Kedua hormon ini penting karena mereka ada di hampir setiap sel tubuh dan membantu dalam mengatur metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema. Hipotiroidisme terjadi karena penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid.(Akmal, Mutaroh., Zely Indahaan.,dkk. 2010,http://widhialestari.blogspot.com/2012/05/hipotiroid.html)
            Hipotiroidisme terbagi dalam beberapa tipe. Bergantung pada lokasi timbulnya masalah,penyakit ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Primer,bila timbul akibat proses patologis yang merusak kelenjar tiroid.
2.      Sekunder,akibat defesiensi sekresi TSH hipofisis.
Bergantung pada usia awitan hipotiroidisme,penyakit ini dapat di klasifikasikan sebagai hipotiroidisme dewasa atau miksedema dan hipotiroidisme juvenilis (timbulnya sesudah usia 1 sampai 2 tahun),atau hipotiroidisme kengenital,atau kreatinin disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid sebelum atau segera sesudah lahir.
C.     Etiologi
Beberapa pasien dengan hipotiroidisme mempunyai kelenjar tiroid yang mengalami atropi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan atau ablasi radioisotop,atau akibat destruksi oleh antibodi autoimun yang beredar dalam sirkulasi. Cacat perkembangan dapat juga menjadi penyebab tidak terbentuknya kelenjar tiroid pada kasus hipotiroidisme kengenital. Goiter dapat terlihat pada pasien hipotiroidisme dengan dapat herediter dalam biosintesis hormon tiroid; pada penderita seperti ini terjadi peningkatan pelepasan TSH yang menyebabkan pembesaran tiroid. Goiter dapat juga terlihat pada penderita tiroiditis Hashimoto,suatu penyakit autoimun yang infiltrasi limposit dan destruksi kelenjar tiroidnya dikaitkan dengan antitiroglobin.

D.    Patofisiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kelenjar tiroid dan pada pengobatan tirotoksikosisdengan RAI. Juga terjadi akibat infeksi kronis kelenjar tiroid dan atropi kelenjar tiroid yang bersifat idiopatik.kat pada
Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30 sampai 60 tahun,empat kali kali selipat angka kejadiannya pada wanita di bandingkan dengan pria. Hipotiroidisme kongenital di jumpai satu orang pada empat ribu kelahiran hidup.
Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respon terhadap rangsangan hormon TSH. Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan mempengaruhi semua sistem tubuh. Proses metabolik yang di pengaruhi antara lain :
a.       Penurunan produksi asam lambung (Aclorhidria)
b.      Penurunan motilitas usus
c.       Penurunan detak jantung
d.      Gangguan fungsi neurologik
e.       Penurunan produksi panas
Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak dimana akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga klien berpotensi mengalami atherosklerosis. Akumulasi proteoglicans hidrophilik di rongga intertisial seperti rongga pleura,cardiak dan abdominal sebagai tanda dari mixedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal sebagai dampak dari penurunan hormon tiroid memungkinkan klien mengalami anemi. (Rumahoro,Hotma.1999)

E.     Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala hipotiroidisme bentuk dewasa dan bentuk juvenilis antara lain lelah,suara parau,tidak tahan dingin dan keringat berkurang,kulit dingin dan kering,wajah membengkak,dan gerakan lamban. Aktivitas motorik dan intelektual lambat,dan relaksasi lambat dari refleks tendon dalam. Perempuan yang menderita hipotiroidisme sering mengeluh hiperminore.
Hipotiroidisme kongenital atau kretinisme mungkin sudah timbul sejak lahir,atau menjadi nyata dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Manifestasi dini kretinisme antara lain ikterus fisiologik yang menetap,tangisan parau,konstipasi,somnolen dan kesulitan makan. Selanjutnya anak menunjukkan kesulitan untuk mencapai perkembangan normal. Anak yang menderita hipotiroidisme kongenital memperlihatkan tubuh yang pendek,profil kasar,lidah menjulur ke luar,hidung yang lebar dan rata,mata yang jaraknya jauh,rambut jarang,kulit kering,perut menonjol hernia umbilikalis.

F.      Penatalaksanaan
Pengobatan hipotiroidisme antara lain dengan pemberian tiroksin,biasanya dimulai dalam dosis rendah (50 mikrogram/hari),khususnya pada pasien yang lebih tua atau pada pasien dengan miksedema berat,dan setelah beberapa hari atau minggu sedikit demi sedikit ditingkatkan sampai akhirnya mencapai dosis pemeliharaan maksimal 150 mikrogram/hari. Pada dewasa muda,dosis pemeliharaan maksimal dapat dimulai secepatnya. Pengukuran kadar TSH pada pasien hipotiroidisme primer dapat digunakan untuk menentukan manfaat terapi pengganti. Kadar ini harus dipertahankan dalam kisaran normal. Pengobatan yang adekuat pada pasien dengan hipotiroidisme sekunder sebaiknya ditentukan dengan mengikuti kadar iktiroksin bebas. 
G.    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi rangka menunjukkan tulang yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan,disgenesis epifisis,dan keterlambatan dalam perkembangan gigi. Komplikasi utama dari hipotiroidisme kongenital dan hipotiroidisme juvenilis yang tidak diketahui dan tidak diobati adalah retardasi mental. Keadaan ini dapat dicegah dalam memperbaiki hipotiroidisme secara dini. Para ahli medis yang merawat bayi baru lahir dan bayi kecil harus menyadari kemungkinan dini.
Tes-tes laboratorium yang digunakan untuk memastikan hipotiroidisme antara lain: kadar tiroksin dan triyodotironin serum yang rendah ,BMR yang rendah,dn peningkatan kadar kolesterol serum. Kadar  TSH serum mungkin tinggi mungkin pula redah,bergantung pada jenis hipotiroidisme. Pada hipotiroidisme primer,kadar TSH serum akan tinggi,sedangkan kadar tiroksin rendah. Sebaliknya,kedua pengukuran tersebut akan rendah pada pasien dengan hipotiroidisme sekunder.
H.    Prognosis
I.       Prognosis pada Hipotiroidisme Kongenital. Dengan adanya program skrining neonatus untuk mendeteksi hipotiroidisme congenital, prognosis untuk bayi yang terkena telah baik secara dramatis. Diagnosis awal dan pengobatan yang cukup sejak umur minggu pertama memungkinkaan pertumbuhan linear yang normal dan intelegensianya setingkat dengan saudara kandung yang tidak terkena. Beberapa program skrening melaporkan bahwa kebanyakan bayi yang terkena berat, seperti yang terlihat pada kadar Tterendah dan maturasi skeleton yang retardasi, mengalami sedikit pengurangan IQ dan skuele neuropsikologis lain. Tanpa pengobatan, bayi yang terkena menjadi cebol dengan defisiensi mental.hormon tiroid penting untuk perkembangan otak normal paa ulan-bulan awal pasca lahir; diagnosis biokimia harus dibuat segera dimulai untuk mencegah kerusakan otak irreversible. Penangguhan diagnosis, pengobatan yang tidak cukup, dan ketaatan yang jelek mengakibatkan berbagai tingkat kerusakan otak. Bila mulainya hipotiroidisme terjadi setelah umur 2 tahun, ramalan untuk perkembangan normal juah lebih baik walaupun diagnosis dan pengobatannya terlambat menunjukan betapa pentingnya hormone tiroid untuk kecepatan perkembangan otak bayi.(2: hal 1942)

J.       Komplikasi

Kardiak. Seetiap pasien yang sudah menderita hipotiroidisme untuk waktu yang lama hampir dapat dipastikan akan mengalami kenaikan kadar kolesterol, aterosklerosis dan penyakit arteri koroner. Setelah sekian lama metabolism berlangsung subnormal dan berbagai jarigan termasuk miokardium, memerlukan oksigen yang relative sedikit, maka penurunan suplai darah dapat ditolerir tanpa terjadi gejala penyakit arteri koroner yang nyata. Namun demikian, bila hormone tiroid diberikan, maka kebutuhan oksigen akan meningkat tetapi pengangkutan oksigen tidak dapat ditingkatkan kecuali atau sampai keadaan aterosklerosis diperbaiki. Keadaan ini akan berlangsung sangat lambat. Timbulnya angina merupakan tanda yang menunjukkan bhwa kebutuhan miokardium akan oksigen melampaui suplai darahnya. Serangan angina atau aritimia dapat terjadi ketika terapi penggantian tiroid dimulai, karena hormone tiroid akan meningkatkan efek katekolamin pada system kardiovaskuler.(8: 1302)
Iskemia atau infark miokard dapat terjadi sebagai respon terhadap terapi pada penderita hipotiroidisme yang berat dan sudah berlangsung lama atau pada penderita koma miksedema. (8: 1302)  


K.    Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama yanng dapat dijumpai pada pasien dengan hipotiroidisme antara lain:
1.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan volume sekuncup sebagai akibat dari bradikardi; arterisklerosis arteri koronaria.
2.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan tenaga/kelelahan;ekspansi paru yang menurun,obesitas dan inaktivitas.
3.      Gangguan proses berpikir berhubungan dengan edema jaringan serebral dan retensi air.
Diagnosa keperawatan tambahan antara lain:
1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan kebutuhan metabolisme;nafsu makan yang menurun.
2.      Hipotermi berhubungan dengan laju metabolisme yang menurun.
3.      Konstipasi yang berhubungan dengan penurunan motilitas usus.
4.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan nutrisi yang buruk dan hipotermia.
5.      Disfungsi seksual berhubungan dengan depresi.
6.      Gangguan pola seksual berhubungan dengan efek penyakit,kelelahan dan obesitas.
7.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelelahan,penurunan kekuatan motorik,depresi,obesitas dan nyeri otot.
8.      Perubahan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.

L.     Intervensi Keperawatan
·         Diagnosakeperawatan 1
Penurunancurahjantugberhubungandenganpenurunan volume sekuncupakibatbradikardidanarteriosklerosisarterikoronaria.

Tujtan: fungsikardiovaskulertetap optimal yang ditandaidengantekanandarah, iramajantungdalambatas normal.

Intervensikeperawatan
1.      Pantautekanandarah, denyutdaniramajantungsetiap 2 jam untukmengidentifikasikemungkinanterjadigangguanhemodinamikajantungsepertihipotensi, penurunanhaluaran urine danperubahan status mental
2.      Anjurkanklienuntukmemberitahuperawatsegerabilaklienmengalaminyeri dada, karenapadakliendenanhipotiroidesmekronikdapatberkembangarteriosklerosisarterikoronaria.
3.      Kalaborasidalampemberianobat-obatanuntukmengurangigejala-gejala.
Obat yang seringdigunakanadalahlevotyroxine sodium (synthroid, T4, daneltroxin). Observasiadanyanyeri dada dandispnoe. Padadosisawalpemberianobatbiasanyadoktermemberikandosis minimal yang ditingkatkansecarabertahapsetiap 2-3 minggusampaiditemukandosis yang tepatuntukpemeliharaan.
4.      Ajarkankepadakliendankeluargkliententangcarapenggunaanobatsertatanda-tanda yang harusdiwaspadaibilaterjadihipertiroidismeakibatpenggunaanobat yang berlebihan.

·         Diagnosakeperawatan 2
Polanapastidakefektifberhubungandengankelelahan, obesitas, daninaktivitas

Tujuan: kliendapatmempertahankanpolanapas yang efektif

Intervensikeperawatan
1.      Amati dancatatiramasertakedalamanpernapasan
2.      Auskultasibunyipernapasandancatatdenganseksama
3.      Bilaklienmengalamikeulitanpernapasan yang berat, alaborasikandengandokterkemungkinanalat bantu untukbernapasseperti ventilator
4.      HindarkanpenggunaanobatsedatifKarenadapatmenekanpusatpernapasan. Bilaklienmenggunakanobattransqualizerdosisbiasanyaditurunkankarenakliensangatpeka
5.      Bantu klienberaktivias
6.      Penuhikebutuhansehari-harikliensesuaikebutuhan

·         Diagnose keperawatn 3
Gangguan proses berfikirberhubungandengan edema jaringanotakdanretensi air

Tujuan: proses berfikirklienkembaliketingkat yang optimal

Intervensikeperawatan
1.      Observasidancatattandagangguan proses berfikir yang beratseperti :
a.       Latergi
b.      Gangguanmemori
c.       Tidakadaperhatian
d.      Kesulitanberkomunikasi
e.       Mengantuk
2.      Orientasikanklienkembalidenganlingkungannyabaikterhadap orang, tempatdanwaktu. Biasanyagejala-gajalberkurangdalam 2-3 minggupengobatansehinggamengorientasikankembaliklienterhadaplingkungannyatasangatdiperlukan
3.      Beridoronganpadakeluarg agar dapatmenerimaperubahanprilakukliendanmengadaptasikannnya. Jelaskan pula bahwadenganpengobatan yang teraturgejala-gejalaakanberkurang

·         Penyuluhankesehatah:
Penyuluhankesehatansangatpentingbagikliendankeluarga. Berikanlahkepadamerekahal-hal yang harusdiperhatikandalampenggunaanobatdirumahdanperawatanklienpadaumumnya. Berikanpenjelasantentang:
a.       Cara penggunaanobat, dosisdanwaktunya. Tidakmeminumobatbersamadenganobat lain
b.      Tandadangejalabilakelebihanobatatausebaliknya
c.       Menggunakanselimuttambahanpadawaktutidur, penggunaanbajuhangatdanpakaiantebalbilasuhuudaradingin
d.      Meningkatkanpemasukanmakanan yang bergizi, cairan yang cukupdanmakanantinggiserat
e.       Memeriksakandirisecarateraturketempatpelayanankesehatanterdekat
DAFTAR PUSTAKA

1.     Sudoyo, Aru W, dkk. 2006. IPD Jilid 3 Edisi 4. Jakarta: Departemen IPD FK UI
2.     Behrman, Kliegman, & Arvin. 2000. Nelson Textbook 0f Pediatrict. Edisi 15, vol 3. Jakarta: EGC
3.     Stein, Jay H. 2001. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jakarta: EGC
4.     Meisenberg, Gerhard. 2006. Principles of Medical Biochemeistry. China. Mosby Elsevier
5.     Nissenson, Allen R. 2005. Clinical Dialysis. New York: The McGraw-Hill Complications
6.     Norwitz Errol R & Schorge John O. 2008. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga
7.     Molina, Patricia E. 2010. Endocrine Physiology. Edisi ke-3. USA. Mc Graw Hill Medical.
8.     Smeltzer, Suzanne C.2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah  Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC
9.     Rubenstein David, Wayne David, Bradley John. 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis. Edisi 6. Jakarta: Erlangga
10.                        Sacher, Ronald A. 2004. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Jakarta: EGC
11.                        Chanrasoma, parakrama. 2005. Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2.Jakarta: EGC
12.                        Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar