Dafter isi

t;

Sabtu, 03 November 2012

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN KEPRIBADIAN”


BAB I
PENDAHULUAN


        Latar Belakang

          Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, sejak dilahirkan dengan ciri khas dan watak yang menjadikan seseorang itu unik, mempunyai kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda.  
Pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sangat mempengaruhi tiap kepribadian indivudu sehingga menandai  terbentuknya suatu kepribadian ( Pasaribu & Simandjutak, 1984:13).

Kepribadian : Sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara utuh dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan dan berpikir tentang diri dan lingkungan dalam konteks hubungan personal yg luas.
Gangguan kepribadian dapat diidentifikasi dgn sikap dan perilaku yg tidak fleksibel, mal adapatif, fungsi sosial dan pekerjaan terganggu.

Kepribadian sehat : sikap dan perilaku individu yang dapat diterima oleh lingkungan tanpa mengganggu integritas dirinya

Gangguan ciri kepribadian : Suatu sikap dan perilaku yang tidak fleksibel, mal adaptif yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan

Psikosis : suatu kondisi yang menunjukkan gangguan berat dengan ditandai gangguan kemampuan daya nilai realitas.














BAB II
PEMBAHASAN




A.Pengertian

Kepribadian : Sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara utuh dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan dan berpikir tentang diri dan lingkungan dalam konteks hubungan personal yang luas.
Gangguan kepribadian dapat diidentifikasi dgn sikap dan perilaku yg tidak fleksibel, mal adapatif, fungsi sosial dan pekerjaan terganggu.


B.Rentang Respon

Kepribadian sehat gangguan ciri kepribadian psikologis

*      Kepribadian sehat : sikap dan perilaku individu yang dapat diterima oleh lingkungan tanpa mengganggu integritas dirinya.
*      Gangguan ciri kepribadian : Suatu sikap dan perilaku yang tidak fleksibel, mal adaptif yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.
*      Psikosis : suatu kondisi yang menunjukkan gangguan berat dengan ditandai gangguan kemampuan daya nilai realitas.

Pembeda individu normal dengan gangguan kepribadian yaitu :

1.      Adaptasi yang tidak fleksibel
2.      Lingkaran setan antara cara persepsi
3.      Kemampuan yang lemah





C.Pengkajian

1. Faktor Predisposisi
  • Tumbuh kembang : gangguan dalam perkembangan persepsi, berpikir dan hubungan dengan orang lain.
  • Hubungan dalam keluarga : Pola asuh dan interaksi dalam keluarga yang tidak mendukung proses tumbang.

2. Faktor Presipitasi
  • Perpisahan/ kehilangan : orang berarti dalam waktu sementara/ lama (perceraian, kematian atau dirawat di RS
  • Penyakit kronis dan kecacatan : cenderung isolasi diri sehingga gangguan pola hubungan
  • Sosial budaya : perubahan status sosek ( perusahaan bangkrut tau tinggal di tempat baru )


D.Perilaku dan Mekanisme Koping

1.      Jenis gangguan Skizoid : mekanisme koping isolasi
2.      Jenis gangguan Histerionik : mekanisme koping disosiasi,menyerang dan mengingkari
3.      Jenis gangguan Narsistik : mekanisme koping manipulasi, intelektualisasi
4.      Jenis gangguan Boderline : mekanisme koping marah, krisis
5.      Jenis gangguan Menarik diri : mekanisme koping isolasi
6.      Jenis gangguan Tergantung : mekanisme koping ketergantungan
7.      Isolasi
8.      Disosiasi, menyerang, mengingkari
9.      Manipulasi, intelektualisasi
10.  Marah, krisis
11.  Ketergantungan






E.Perilaku Terkait Gangguan Kepribadian


1.      Kepribadian histerionik
·      Ciri pokok : sebagai suatu pola pervasif dari emosional dan mencari perhatian yang berlebihan.
·         Gejala : emosional tinggi, mendramatisasi diri, menarik perhatian, manipulatif, toleransi rendah, tidak rasional, tempentantrum, manipulatif, reaksi berlebihan pada stress.

2.          Kepribadian narsisitik
·         Tidak hangat, tidak responsive, terikat pada aturan (tertib, rapi), perfeksionistik, seriously (tidak dapat rileks, tertawa dan menangis ), hubungan sosial terbatas.


3.  Kepribadian borderline
  • Sukar membina hubungan sosial dan personal, depresi, mengeluh perasaan bosan dan hampa, tidak percaya pada orang lain, perasaan sepi, sangat sensitif terhadap penolakan, tidak mampu mengatasi cemas dan frustasi, kontrol diri kurang
4. Kepribadian tergantung
  • Tidak mandiri, orang lain yang mengambil keputusan tentang dirinya, kurang percaya diri, vitalitas dan mobilitas kurang
5. Kepribadian Kompulsif
  • Tidak hangat, tidak responsif, terikat pada aturan (tertib,rapi ), perfeksionistik, seriusly ( tidak dapat rileks, ketawa & amp; menangis), hubungan sosial terbatas
6. Kepribadian menarik diri / menghindar
  • Hiperaktif pada penolakan, menghindari hubungan sosial kecuali dengan jaminan (diterima dan tidak dikritik), menarik diri, temannya terbatas, harga diri rendah, gelisah dan malu jika berbicara dengan orang lain, ingin dikasihani & amp; diterima
7. Kepribadian pasif-agresif
  • Menolak tuntutan untuk berpenampilan adekuat (sosial, pekerjaan), penolakan tidak diungkapkan dengan langsung (menangguhkan, buang2 waktu dan pelupa)
8. Kepribadian schizoid
  • Emosi dingin dan tidak peduli, tanpa kehangatan dan kelembutan, tidak dapat membedakan pujian, kritik pada perasaan orang lain, menolak kontak mata, menghindari komunikasi spontan, tidak tertarik dengan lawan jenis, pikiran paranoid, pikiran magis & masalah komunikasi.

















Tipe Gangguan Kepribadian Pervasive

1.      Gangguan kelompok A
Gangguan kepribadian paranoid : tidak percaya total pada orang lain dimulai pada dewasa muda, diindikasikan dari kondisi berikut:
1.      Curiga, tanpa sebab, bahwa orang-orang mengeksploitasi atau menipu.
2.      Sibuk dengan keraguan tak jelas tentang kesetiaan atau kejujuran teman atau sejawat.
3.      Menemukan pelecahan tersembunyi atau makna mengancam dari komentar atau kejadian sepele.
4.      Selalu sakit hati atau mengeluh.
5.      Mengaeali serangan (tak terlihat oleh orang lain) pada karakter atau reputasi seseorang, diikuti oleh reaksi cepat marah atau serangan balik.
6.      Curiga kambuhan tak jelas bahwa pasangan atau teman seks-nya tak setia.

2.      Gangguan kepribadian schizoid:
Pola keterpisahan menetap dari hubungan sosial dan juga terbatasnya rentang ekspresi emosional dalam hubungan interpersonal dimulai pada dewasa muda, diindikasikan dari gejala berikut:
1.      Kurangnya keinginan untuk atau ketidakmampuan menikmati hubungan akrab termasuk dengan keluarganya sendiri.
2.      Pilhannya hampir selalu ekslusif untuk aktifitas soliter.
3.      Sedikit, bila ada, perhatian untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain.
4.      Mengalami kesenangan dari sedikit bila ada aktifitas.
5.      Kurangnya teman akrab.
6.      Tak peduli terhadap pujian atau kritikan.
7.      Emosi dingin dan efek datar.



3.         Gangguan kepribadian schizotipal:
Pola defisit sosial dan interpersonal menetap (ketidaknyamanan akut, dan berkurangnya kapasitas untuk hubungan akrab, distorsi kognitif atau persepsi dan perilaku egosentrisitas) dimulai pada dewasa muda, diindikasikan dari gejala berikut:
1.      Ideas of reference (tidak termasuk rujukan waham).
2.      Keyakinan aneh atau berpikir magis yang mempengaruhi perilaku.
3.      Pengalaman perceptual takbiasa (Ilusi tubuh).
4.      Berpikir dan bicara aneh (tidak jelas, sirkumstansial, metaforikal, elaborasi berlebihan, stereotipik /berulang-ulang).
5.      Berpikiran curiga atau paranoid.
6.      Afek tak wajar atau terbatas.
7.      Perilaku atau penampilan aneh atau eksentrik.
8.      Kurangnya teman akrab.
9.      Berlebihannya ansietas sosial yang tidak berkurang dengan familiaritas dan biasanya termasuk pikiran paranoid.

4.             Gangguan kelompok B
v  Gangguan kepribadian antisosial
1.        Bukti gangguan perilaku sebelum usia 15 pada klien yang sedikitnya berusia 18 tahun.
2.        Pola menetap tidak menghargai dan melanggar hak orang lain sejak usia 15, sebagaimana diindikasikan dari kondisi berikut :
(a) Gagal mematuhi norma sosial atau perilaku taat hukum
.
3.        (b) Iritabilitas atau agresifitas.
4.        (c) Tidak bertanggung jawab dalam riwayat pekerjaan dan kewajiban finansial.
5.        (d) Impulsif dan gagal membuat rencana kedepan.
6.        (e) Pengkhianat.
7.        (f) Tidak menghargai keamanan diri dan orang lain.
8.        (g) Kurangnya perasaan menyesal.

v  Gangguan kepribadian borderline : pola ketidakstabilan menetap dalam hubungan interpersonal, citra diri, afek, dan kontrol impuls dimulai pada dewasa muda, diindikasikan oleh :
1.    Usaha gila-gilaan /histeris untuk menghindari pengabaian (tidak termasuk usaha bunuh diri dan tindakan menyakiti diri).
2.        Hubungan personal tak stabil dan kaku.
3.        Gangguan identitas menetap.
4.        Perilaku impulsif, ceroboh, pada sedikitnya 2 dari area berikut : belanja, seks, penyalahgunaan zat, ngutil, mengemudi, makan berlebihan.
5.        Perilaku atau tanda-tanda atau ancaman bunuh diri atau menyakiti diri kambuhan / berulang.
6.        Manifetasi reaktifitas alam perasaan, biasanya untuk periode singkat jarang melebihi beberapa hari.
7.        Perasaan hampa dan bosan kronik.
8.        Marah kaku, takwajar, kurangnya kendali marah.
9.        Pikiran paranoid terkait dengan stress, sementara atau gejala disosiataif berat.

v  Gangguan kepribadian histrionik : pola menetap berlebihannya emosional dan perilaku cari perhatian, dimulai pada dewasa muda diindikasikan oleh gejala berikut :
1.      Merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian.
2.      Perilaku atau penampilan seksual merayu tak wajar.
3.      Emosi labil.
4.      Sangat peduli (berlebihan) terhadap tampilan fisik, menggunakannya untuk menarik perhatian terhadap diri.
5.      Gaya bicara yang impresionistik berlebihan dan kurangnya detil.
6.      Dramatisasi diri, ekpresi emosi berlebihan dan teatrikal.
7.      Memaksa.
8.      Keyakinan keliru bahwa hubungannya dengan orang lain lebih intim dibandingkan kenyataan.

v  Gangguan kepribadian Narsissistik: pola menetap kepura-puraan, kebutuhan untuk dikagumi dan kurangnya empati, mulai pada dewasa muda diindikasikan dari gejala berikut :
                  1.          Perasaan kuat pentingnya diri.
                  2.          Sibuk dengan pikiran akan keberhasilan, kecantikan, kepintaran, kekuasan dan cinta tak terbatas.
                  3.          Yakin bahwa dia superrior (hebat) dan hanya mau berhubungan dengan orang atau institusi yang hebat.
                  4.          Butuh dikagumi dan diperhatikan secara berlebihan.
                  5.          Perasaan kuat bahwa berhak mendapat perlakuan istimewa/khusus.
                  6.          Mengeksploitasi orang lain.
                  7.          Kurangnya empati.
                  8.          Iri akan orang lain atau yakin orang lain iri padanya.

5.        Gangguan kelompok C
v  Gangguan kepribadian menghindar: pola menetap hambatan sosial, perasaan ketidakpadaan, dan hipersensitif pada kritikan, dimulai pada masa dewasa, diindikasikan dari gejala berikut :
1.        Menghindari aktifitas kerja termasuk kontak interpersonal signifikan.
2.        Tidak mau risiko terlibat dalam hubungan tanpa kepastian keberhasilan untuk disukai.
3.        Membatasi hubungan akrab.
4.        Sibuk dengan ketakutan ditolak atau dikritik dalam situasi sosial.
5.        Malu dalam hubungan baru.
6.        Yakin bahwa tak mampu secara sosial, secara personal tak menarik atau rendah terhadap orang lain.
7.        Tidak mau untuk resiko personal atau terlibat dalam aktifitas baru.
v  Gangguan kepribadian ketergantungan : Kebutuhan menetap dan berlebihan untuk diperlakukan/dirawat, mengarah pada perilaku submisif dan bergantung dan takut akan perpisahan. Mulai pada dewasa muda diindikasikan dari gejala berikut :
1.        Ketidakmampuan untuk membuat keputusan setiap harinya tanpa nasihat berlebihan dari orang lain.
2.        Perlu orang lain untuk mengambil alih tanggung jawab dalam kehidupan.
3.        Enggan tidak sepakat dengan orang lain karena takut ditolak.
4.        Sukar memulai projek dan melakukan segala sesuatunya sendiri.
5.        Sangat berusaha untuk mendapat dukungan emosional dari orang lain (sukarela melakukan hal tak menyenangkan.
6.        Merasa tak nyaman atau tak ada harapan bila sendirian.
7.        Berusaha menemukan hubungan ketergantungan baru bila hubungan akrab berakhir.
8.        Sibuk dengan ketakutan ditinggal sendirri untuk merawat diri sendiri.

v  Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif : Pola menetap sibuk dengan keteraturan, kesempurnaan dan kontrol mental dan interpersonal akan biaya kelenturan, keterbukaan dan efisiensi, mulai pada dewasa muda diindikasikan dari gejala berikut :
1.        Sibuk akan detil, aturan, daftar, organisasi penjadualan, menyebabkan ketidak-mampuan fokus pada point utama dari suatu kegiatan.
2.        Perfeksionis yang mengganggu penyelesaian tugas.
3.        Setia berlebihan terhadap pekerjaan dan produktifitas dengan meniadakan aktifitas senang-senang dan persahabatan.
4.        Sangat hati-hati, cermat dan tak lentur tentang moralitas, etik dan nilai.
5.        Ketidak-mampuan membuang benda tak berguna.
6.        Enggan mendelegasikan tugas kecuali tugas akan dikerjakan sesuai dengan yang dikerjakannya.
7.        Pelit dengan uang.
8.        Keras kepala.

v  Gangguan kepribadian agresig-pasif
                  1.          Didaftar terpisah sebagai gangguan kelompok C dalam DSM-III-R; pada SM –IV didaftar sebagai gangguan kepibadian nonspesifik yang punya perilaku lebih dari 1 gangguan personalitas tetapi tidak ada kriteria penuh untuk satupun gangguan personalitas
                  2.          Gejala umum perilaku agresif pasif mempengaruhi interaksi sosial dan kerja.
                  3.          Procrastination / Suka menunda-nunda.
                  4.          Gagal melakukan tugas atau pekerjaanya buruk bila melakukan yang tak mau dikerjakannya.
                  5.          Sakit hati akan anjuran tentang cara memperbaiki kinerja.
                  6.          Gagal melakukan bagian tugas yang adil.
                  7.          Berlebihan mencemooh dan mengkritik atasan.
                  8.          Mengklaim bahwa tuntutan padanya takwajar dan iritabel dan bertengkar bila diminta melakukan tugas.


F.     Penjelasan Teoritis Gangguan Kepribadian
1.    Pengaruh biologi
2.    pengaruh sosial dan lingkungan
3.    pengaruh keluarga
4.    pengutan respons perilaku

Diagnosa Keperawatan
  1. Kerusakan interaksi sosial : isolasi sosial
  2. Gangguan alam perasaan : depresi
  3. Gangguan hubungan dengan orang lain : dependent
  4. Gangguan hubungan dengan orang lain : manipulatif
  5. Isolasi sosial
  6. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
  7. Resti amuk
  8. Resti merusak diri

Intervensi Keperawatan

Tujuan umum :
  1. Mencegah terjadinya gangguan jiwa berat
  2. Membantu mengembangkan kemampuan hubungan sosial
  3. Mendorong partisipasi keluarga dalam merawat klien





Implementasi Keperawatan

1. Kepribadian Histerik
  • Bekerja sama dengan klien dan keluarga
  • Terapi perilaku untuk membantu pencapaian tumbang
  • Bantu orang tua untuk mendisiplinkan anak
  • Bantu anak beradapatasi dalam kelompok
  • Respon perawat untuk dipengaruhi gender
2. Kepribadian narsistik
  • Bantu klien mengemembangkan harga diri yang kuat
  • Fasilitasi ledakan rasa marah dan bermusuhan
  • Tanggapi setiap perilaku klien
  • Beri penjelasan singkat, jelas dan terbatas
  • Bantu klien menyadari perasaan, kemampuan dan keterbatasannya
  • Tetapkan harapan yang jelas, konsisten & amp; mantap
  • Bantu klien melepaskan diri dari pengalaman yang menyakitkan
  • Beri umpan balik perilaku klien
  • Libatkan dalam terapi kelompok
  • Lakukan terapi keluarga
3. Kepribadian Borderline
  • Ciptakan lingkungan yang terapeutik.
  • Kerja sama dengan klien dan keluarga.
  • Lakukan kontrak dengan klien dalam pencapaian tujuan.
  • Hindari tawar menawar.
  • Gunakan contoh peran, teknis re-inforcement.
  • Konfrontasi perilaku klien yang tidak sesuai.
  • Identifikasi perilaku destruktif & amp; pantau perilaku regresi penanganan segera.
  • Identifikasi kebutuhan klien yang membutuhkan.
  • Libatkan dalam terapi kelompok.
  • Berikan terapi dengan tepat.



4. Kepribadian Tergantung
  • Rancang batasan usia yang sesuai dan konsisten.
  • Libatkan keluarga dan orang terdekat.
  • Hindari perilaku balas dendam dan tekankan tanggung jawab terhadap perilaku, pikiran dan perasaan.
  • Beri kesempatan untuk mengontrol kehidupan perilakunya.
  • Tunjukkan penerimaan/ pengakuan terhadap keputusan klien.
  • Tetap beri informasi tentang kegiatan terapi.
  • Arahkan klien pada pemikiran rencana masa depan.
5. Kepribadian Kompulsif
  • Ekspresif psikoterapi.
  • Diskusikan efek stress dan beri saran.
  • Cegah ketidakjelasan.
  • Beri penekanan pada kebutuhan dengan contoh konkrit.
  • Strategi perilaku dan kognitif sangat berguna.
  • Terapi kelompok untuk orang tua dan keluarga.
6. Kepribadian Menghindar
  • Bina hubungan saling percaya.
  • Bantu klien menerima kritik orang lain.
  • Bantu klien mengkritik diri sendiri.
  • Bantu klien agar keluar dari lingkaran kritik dengan mengkonfrontasi kesepiannya.
  • Bantu klien untuk sosialisasi dan mendapat teman.
  • Beri re-inforcement akan kemampuan yang telah dimiliki klien.
7. Kepribadian Pasif – Agresif
  • Beri batasan perilaku dan lingkungan.
  • Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan secara konstruktif.
  • Beri kesempatan berpengalaman dalam kelompok.
  • Tingkatkan hubungan social.
  • Lakukan terapi perilaku.

8. Kepribadian Skizoid
  • Lakukan kontrak P – K.
  • Tingkatkan sosialisasi.
  • Hindari isolasi dan perawatan institusional.
  • Libatkan dalam terapi okupasi dan terapi kelompok.

Evaluasi
  1. Klien mampu berhubungan dengan orang lain secara efektif.
  2. Perilaku klien merefleksikan kemampuan dalam hubungan : percaya, terbuka dan kerja sama.
  3. Sumber koping.












BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepribadian : Sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara utuh dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan dan berpikir tentang diri dan lingkungan dalam konteks hubungan personal yg luas.
Gangguan kepribadian dapat diidentifikasi dgn sikap dan perilaku yg tidak fleksibel, mal adapatif, fungsi sosial dan pekerjaan terganggu.

Kepribadian sehat gangguan ciri kepribadian psikologis :

*      Kepribadian sehat : sikap dan perilaku individu yang dapat diterima oleh lingkungan tanpa mengganggu integritas dirinya.
*      Gangguan ciri kepribadian : Suatu sikap dan perilaku yang tidak fleksibel, mal adaptif yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.
*      Psikosis : suatu kondisi yang menunjukkan gangguan berat dengan ditandai gangguan kemampuan daya nilai realitas.

Pembeda individu normal dengan gangguan kepribadian yaitu :
1.      Adaptasi yang tidak fleksibel.
2.      Lingkaran setan antara cara persepsi.
3.      Kemampuan yang lemah.









Saran

     Bermutu atau tidaknya pelayanan Keperawatan di suatu Rumah Sakit sangat bergantung pada kerjasama antar Perawat itu sendiri. Apabila tidak adanya suatu hubungan yang baik antara sesama anggota dan klien maka akan sulit membangun kepercayaan masyarakat dalam Asuhan Keperawatan yang diberikan. Agar kinerja dalam keperawatan berjalan dengan efektif maka seorang perawat juga perlu memahami setiap karakter yang berbeda dari setiap klien. Selain dapat memberikan hasil kerja yang terbaik, dalam memberikan Asuhan Keperawatan juga dapat dilakukan dengan lancar.











Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar