Dafter isi

t;

Rabu, 28 Agustus 2013

Nutrisi kurang adekuat,

ASUHAN KELUARGA

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Kesehatan keluarga merupakan hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat, dimana untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dimulai dari keluarga. Oleh karena itu perlu dilakukannya perawatan keluarga itu tindakan atau penyuluhan kesehatan
.
Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. dari hasil keluarga yang telah dikaji, maka diambil salah satu keluarga sebagai keluarga binaan yaitu keluarga Tn. S karena di dalam keluarga didapat beberapa masalah kesehatan yang perlu diketahui dan dicegah oleh keluarga.


B.     Tujuan
1.       Tujuan umum
Untuk mendapat pemahaman dan pengalaman yang realitas dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga di RT 13 Kelurahan Sungai Bilu Kecamatan Banjarmasin Timur.
2.       Tujuan khusus
a.       Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pengkajian pada asuhan keperawatan keluarga.
b.       Untuk memperoleh gambaran tentang penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga.
c.       Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan keluarga.
d.      Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan evaluasi terhadap asuhan keperawatan keluarga.

C.     Metode Penulisan
a.       Metode deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan secara obyektif dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan yang selanjutnya disajikan dalam bentuk naratif.
b.       Metode pengumpulan data primer yaitu penulis melakukan pengkajian baik data umum, lingkungan, struktur keluarga, sosial ekonomi, fisik, mental dan spiritual. Melakukan wawancara dengan menggunakan format yang telah disajikan.

D.     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari asuhan keperawatan keluarga ini adalah :
1.       Bagian Pembuka, terdiri dari :
a.       Halaman Judul
b.       Halaman Pengesahan
c.       Kata Pengantar
d.      Daftar Isi
2.       Bagian Isi, terdiri dari :
a.       BAB I,    Pendahuluan
1)      Latar Belakang
2)      Tujuan
a)       Tujuan Umum
b)      Tujuan Khusus
3)      Metode Penulisan
4)      Sistematika Penulisan
b.       BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
c.       BAB II,  Asuhan Keperawatan Keluarga
1)Pengkajian Keperawatan Keluarga
2)Analisa Data
3)Diagnosa Keperawatan Keluarga
4)Prioritas Masalah
5)Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
6)Implementasi dan Evaluasi
d.      BAB III, Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
e.       BAB IV, Penutup
1)      Kesimpulan
2)      Saran
3.       Bagian Penutup
Lampiran
      Daftar Pustaka

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU (TB PARU)

A.           Definisi Tuberkulosis Paru (TB Paru)
Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikobakterium tuberkulosa tipe humanus ( jarang oleh tipe M. Bovinus). TB paru merupakan penyakit infeksi penting saluran napas bagian bawah. Basil mikobakterium tuberculosa tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infeksion) sampai alveoli, terjadilah infeksi primer (ghon). Selanjutnya menyebar ke kelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). (ilmu penyakit paru, muhammad Amin).
Tb paru adalah penyakit infeksi pernafasan, menular yang menyerang parengkim paru yang disebabkan oleh kuman yaitu mycobacterium tuberculosisdengan gejala yang sangat bervariasi.

B.            Etiologi
Tuberkulosis disebabkan oleh kuman yaitu mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang dan tahan asam, serta banyak mengandung lemak yang tinggi pada membran selnya sehingga menyebabkan kuman ini tahan asam dan pertumbuhannya sangat lambat, kuman ini tidak tahan terhadap sinar ultraviolet karena itu penularannya terutama terjadi pada malam hari.  Ukuran dari kuman tuberkulosiss ini kurang lebih 0,3 x 2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil dari pada ukuran sel darah merah (Sumantri, 2008).
C.           Patofisiologi

Penularan TB Paru terjadi karena kuman mycobacterium tuberculosis. dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat hidup dalam udara bebas selama kurang lebih 1-2 jam, tergantung pada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari– hari sampai berbulan–bulan. Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat maka ia akan menempel pada jalan nafas atau paru–paru.
Partikel dapat masuk ke dalam alveolar, bila ukuran vartikel kurang dari 5 mikrometer. Kuman akan dihadapi terlebih dulu oleh neutropil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan dibersihkan oleh makrofag keluar dari cabang trakea bronkhial bersama gerakan sillia dengan sekretnya. Bila kuman menetap di jaringan paru maka ia akan tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Di sini ia dapat terbawa masuk  ke organ tubuh lainnya.
Kuman yang bersarang ke jaringan paru akan berbentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau efek primer atau sarang ghon(fokus). Sarang primer ini dapat terjadi pada semua jaringan paru, bila menjalar sampai ke pleura  maka terjadi efusi pleura. Kuman dapat juga masuk ke dalam saluran gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring, dan kulit. Kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar keseluruh organ, seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke dalam arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran keseluruh bagian paru dan menjadi TB milier.
Sarang primer akan timbul peradangan getah bening menuju hilus  (limfangitis lokal), dan diikuti pembesaran getah bening hilus (limfangitis regional). Sarang primer limfangitis lokal serta regional menghasilkan komplek primer (range).  Proses sarang paru ini memakan waktu 3–8 minggu. Berikut ini menjelaskan skema tentang perjalanan penyakit TB Paru hingga terbentuknya tuberkel ghon.
D.           Anatomi Fisiologi





E.            Manifestasi Klinis
1.        Batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu
2.        Sesak napas dan nyeri dada
3.        Badan lemah, kurang enak badan
4.        Berkeringat pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan menurun  (Penyakit infeksi TB paru dan ekstra paru, Misnadiarly)

F.            Jenis-Jenis Penyakit Tbc
Penyakit tuberkulosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan besar,yaitu :
1.        TB paru ( TB pada organ patu-paru )
2.        TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru )
a.         Tuberkulosis milier
b.         Tuberkulosis sistem saraf pusat ( TB neningitis )
c.         Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula
d.    Tuberkulosis Pericarditis
e.    Tuberkulosis Skelet / Tulang
f.     Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih
g.    Tuberkulosis Peritonitis
h.    Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)
i.     Tuberkulosis Iymphadenitis
j.     Tuberkulosis Catan / Kulit
k.    Tuberkulosis Laringitis
l.     Tuberkulosis Otitis
                 

                                                                                        
G.           Komplikasi
1.    Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
2.    Pleuritis tuberkulosa
3.    Efusi pleura
4.    Tuberkulosa milier
5.    Meningitis tuberkulosa

H.           Pemeriksaan Penunjang
1.        Kultur Sputum adalah Mikobakterium Tuberkulosis Positif pada tahap akhir penyakit
2.        Tes Tuberkalin adalah Mantolix test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam)
3.        Poto Thorak adalah Infiltrasi lesi awal pada area paru atas : pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas : pada kavitas bayangan, berupa cincin : pada klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4.        Bronchografi adalah untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena Tb paru
5.        Darah adalah peningkatan leukosit dan laju Endap darah (LED)
6.        Spirometri adalah Penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun



I.              Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Intensif (2-3 bulan) dan Fase Lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kulnolon, Makvolide, dan Amoksilin ditambah dengan asam klavulanat, derivat rifampisin / INH.

J.             Diagnosa Keperawatan
1.        Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah.
Kriteria hasil :
¨    Mempertahankan jalan nafas pasien
¨    Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Intervensi :
¨    Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan, irama,  kedalaman dan penggunaan otot aksesori
¨    Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif : catat karakter, jumlah sputum, adanya emoptisis
¨    Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan latihan napas dalam
¨    Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan sesuai keperluan
¨    Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi :
¨    Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
¨    Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkal dan dapat memerlukan evaluasi
¨    Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernapasan
¨    Mencegah obstruksi / aspirasi

2.        Pertukaran gas, kerusakan dan resiko.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering batuk atau produksi sputum meningkat.
Kriteria hasil :
¨    BB meningkat
Intervensi :
¨    Catat status nutrisi pasien
¨    Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak disukai
¨    Berikan makanan sedikit tapi sering
¨    Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah dan berikan pada klien kecuali kontra indikasi
¨    Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi :
¨    Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat
¨    Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
¨    Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
¨    Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural

3.        Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan berhubungan dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang ada.
Kriteria hasil :
¨    Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan kebutuhan pengobatan
Intervensi :
¨    Kaji kemampuan pasien untuk belajar
¨    Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
¨    Berikan instruksi dan informasi tertulis
¨    Anjurkan klien untuk tidak merokok
¨    Kaji bagaimana TB ditularkan
Rasionalisasi :
¨    Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu
¨    Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang memerlukan evaluasi lanjut
¨    Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk mengingat sejumlah besar informasi
¨    Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi meningkatkan disfungsi pernapasan

4.        Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
Kriteria hasil :
¨    Menurunkan resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
¨    Kaji patologi penyakit
¨    Identifikasi orang lain yang berisiko
¨    Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan menghindari meludah
¨    Kaji tindakan kontrol infeksi
¨    Awasi suhu sesuai indikasi
¨    Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :
§  Membantu pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program pengobatan
§  Orang-orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran / terjadinya infeksi
§  Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
§  Reaksi demam indikator adanya infeksi lanjut
§  Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan penyebaran infeksi.
















BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


A.     Pengkajian Keperawatan Keluarga
Hari / tanggal pengkajian     Selasa, 20 September 2011
Metode                                Wawancara, pemeriksaan fisik, observasi
Praktikan                            
1.   Data Umum
a.    Nama kepala keluarga               :    Ny. Erli
b.      Umur                                         :    40 tahun
c.        Alamat                                      :    jln sungai bilu laut Gg melati putih Banjarmasin timur
d.      Pekerjaan                                   :    Ibu Rumah Tangga
e.       Pendidikan                                :    SD
f.       Komposi keluarga                     :   
No
NAMA
Umur
Hub dgn kelg
Pen-didi-kan
Pe-ker-jaan
STATUS IMUNISASI
KET
BCG
Polio
DPT
Hepatitis
Campak
L
P
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3
1
Tn. Samad W.H
40th
KK
SD
Buruh
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TAK ADA
2
Ny. Erli
40th
Istri
-
IRT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TAK ADA
3
Bunga
11th
Anak
SD
V
V
v
v
v
v
v
V
v
v
v
v
v
LENGKAP
4
M.Jepri
7th
Anak
SD
V
V
v
v
v
v
v
V
v
v
v
v
v
LENGKAP
5
Safa Yunida
5bln
Anak
-
V
V
v
v
v
v
v
V
v
v
v
v
v
LENGKAP

Keterangan :        V    =                 mendapat imunisasi
                      -     =    tidak mendapat imunisasi
Tabel 2.1 Data Umum Keluarga

g.  Genogram keluarga
      




Gambar 2.1 Genogram Keluarga
Keterangan :
                   =    Laki-laki
                   =    Perempuan
                   =    Laki-laki meninggal
                   =    Perempuan meninggal
                   =    Suami klien
                   =    Tinggal serumah
                   =    klien yang menderita TB Paru
                  
h.    Tipe keluarga                          Extended Family (Keluarga Besar)
i.     Suku bangsa                            Banjar
j.        Agama                                     Islam
k.      Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan dari kepala keluarga (Tn.S) sebagai buruh bangunan ± Rp 450.000,00 /bln. Menurut mereka penghasilan itu cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
l.        Aktivitas rekreasi keluarga
klien dan keluarga tidak pernah rekreasi, klien hanya kumpul-kumpul dirumah saja bersama keluarganya, karena biaya lebih diprioritaskan pada hal-hal yang lebih penting (untuk makan, biaya sekolah anak-anak, dan lain-lain)
m.    Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1)   Tahap perkembangan keluarga saat ini
     Perkembangan keluarga pada saat ini dalam tahap perkembangan.
2)   Tahap perkembangan keluarga yang terpenuhi
      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi masih banyak, tugas keluarga yang belum dicapai adalah dalam merawat kesehatan keluarga Ny.E yang mempunyai penyakit TB Paru,  yang memerlukan perhatian khusus baik keadaan lingkungan maupun kondisi fisik dan mental, serta anak klien An.S yang mempunyai penyakit pneumonia yang perlu perawatan khusus.


3)   Riwayat kesehatan keluarga inti
     Kesehatan keluarga saat ini dalam keadaan yang kurang bagus, karena Ny.E yang mempunyai penyakit TB Paru yang.tingal serumah dengan anak-anaknya serta suami, yang berpotensi akan tertularnya penyakit tersebut.
4)   Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
     Saat dikaji keluarga Ny. E mengatakan bahwa dalam keluarganya ada yang menderita penyakit asma yaitu orang tuanya (ayahnya) dan anak klien nomor 3 (tiga) juga menderita pneumonia.
      2.   Pengkajian Lingkungan
a.    Karakteristik Rumah
Rumah ditempati oleh Ny E adalah rumah kontrakan. Ventilasi rumah meliputi pintu saja. Pencahayaan pada rumah kurang, sinar matahari kurang dapat masuk kerumah, kebersihan rumah kurang terjaga. Jumlah kamar tidur dan dapur 1 (satu),  pintu 2(dua) , tidak terdapat jendela dan tempat buang air besar/buang air kecil di sungai di belakang rumah jaraknya ± 20 meter, sumber air minum dari PDAM yang dibeli per deregen, untuk mandi kliendan keluarga mandi disungai. Keadaan lingkungan kurang bersih, lembab, dan sampah tampak tidak dibuang pada tempatnya.


Keterangan :
1.      Ruang 1: (tempat yang serba guna, yaitu dapur, mencuci pring, tempat makan, dan ruang tamu)
2.      Ruang 2: tempat tidur, tempat nonton TV\
3.      PINTU :

J
A
L
A
N

JALAN





Ruang 1





Ruang 2



Gambar 2.2 Denah Rumah Tn. H










A.       Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Klien tidak memiliki kegiatan dalam lingkungan tetangga seperti (yasinan, pengajian, dan lainnya). Kalau ada masalah kesehatan menurut Tn. S dapat ditangani tanpa meminta bantuan tetangga karena masing-masing sibuk dengan urusan sendiri.
c.    Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny.E sudah lama tinggal di jalan melati putih, selama tinggal disana klien kurang berinteraksi dengan tetangga sekitar. Karena klien merasa kurang percaya diri dengan keadaannya.
d.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny. E kurang berinteraksi dengan keluarga lain, Ny.E termasuk kurang aktif dalam kegiatan masyarakat seperti kerja bakti karena penyakit yang dideritanya, begitu juga  dengan Tn.S. M beliau jarang ada dirumah, beliau sibuk dengan pekerjaannnya.
e.       Sistem pendukung keluarga
Anggota keluarga Ny. E terdiri dari 4 orang, anak Ny.E yang terakhir menderita pneumonia, yang pertama dan kedua sering batuk-batuk, dan Ny.e sendiri menderita TB Paru, hanya suami Ny.E yang jarang sakit.
3.   Struktur Keluarga
a.       Pola komunikasi keluarga
Komunitas keluarga atau antar anggota keluarga dilakukan secara terbuka.
b.       Struktur kekuatan keluarga
      Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Tn. S selaku kepala keluarga.
c.       Struktur Peran
1)      Tn. S berperan sebagai  kepala keluarga dan pengambil keputusan utama dalam keluarga.
2)      Ny. E berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang baik yang bertanggung jawab dalam mendidik dan membimbing anak-anak serta mengatur rumah tangga.
d.      Nilai atau norma keluarga
Apabila ada keluarga yang sakit segera mengunjungi petugas kesehatan untuk memeriksakan kesehatan tetapi apabila penyakit yang bisa diatasi sendiri, maka keluarga Ny. E mengatasi sendiri dengan meminum obat-obatan yang dijual di pasaran.
4.   Fungsi Keluarga
a.       Fungsi afektif
Sikap dan hubungan anggota keluarga baik dan harmonis, antar satu keluarga yang lain saling mengasihi.
b.       Fungsi sosialisasi
Fungsi sosial dijalankan kurang begitu baik . Ny. E  kurang bergaul akrab dan baik dengan warga sekitar.
c.       Fungsi perawatan kesehatan
1)      Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Ny. E sudah mengetahui bahwa dia menderita penyakit TB Paru tetapi tidak mengerti apa pengertian, tanda dan gejala serta faktor penyebabnya.
2)      Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Apabila anggota keluarga ada yang sakit segera dibawa berobat ke puskesmas dan bila sekedar sakit biasa hanya menggunakan obat-obatan yang dibeli di warung.
3)      Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Bila ada anggota keluarga Ny. E yang sakit biasanya Ny.E membawanya kepuskesmas.
4)      Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Rumah tampak kurang bersih, perabotan kurang tertata rapi dan lingkungan tampak kotor, di halaman rumah sampah banyak yang tidak dibuang pada tempatnya.
5)      Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat
Bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga pergi  puskesmas untuk memeriksakan kesehatan apalagi untuk berobat.
d.      Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga terpenuhi. Ny.E memiliki 3 (tiga) orang anak.
e.       Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi dijalankan oleh anak-anak Tn. S, yaitu sebagai buruh bangunan yang penghasilannnya kurang dari pas pasan, akan tetapi Ny.E mengaturnya keuangannya sehingga keperluan untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan dan papan dapat terpenuhi.
5.   Stress dan Koping Keluarga  
a.       Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga Ny.E  kuatir dengan penyakit penyakit TB parunya ini, takut kalau penyakitnya ini malah bisa menular dengan anggota keluarganya yang lain juga atau tetangga sekitarnya.
b.       Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan Ny.E edikit mengurangi jarak berinteraksi dengan anaknya serta suami, dan Ny.E jarang berinteraksi dengan tetangga sekitarnya.
c.       Strategi koping yang digunakan
Ny.E mengatakan selalu membawa dirinya kepuskesmas untuk melakukan pengobatan, dan Ny.E sudah menjalani pengobatan 6 bulan berturut-turut dan tidak putus.
      6.   Pemeriksaan Fisik
             Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang diidentifikasi sebagai klien atau sasarn pelayanan asuhan keperawatan keluarga, yaitu :


a.       Ny.E
Tanggal 20 september 2011 dilakukan pemeriksaan tekanan darah pada Ny.E yaitu :
TD       =    100/60 mmHg
N          =    80 kali/menit
RR       =    16 kali/menit
Keadaan umum Ny.E tampak kurang sehat, tampak batuk-batuk, badan tampak lemas.
b.       Tn.S
Tidak dikaji (tidak ada di rumah saat pengkajian).
c.       An.B
Tidak dikaji (tidak ada di rumah saat pengkajian).
d.      An. J
       Tidak dikaji (tidak ada di rumah saat pengkajian).
e.       An.s
Keadaan umum tampak batuk-batuk, pilek, tampak retraksi dining dada terangkat.
RR       =    24 kali/menit
N          =    90 kali/menit
      7.   Harapan Keluarga
Keluarga Tn. H berharap anggota keluarganya dalam keadaan sehat dan dapat berperan masing-masing tanpa ada yang mengalami gangguan kesehatan, sehingga smeua dapat berjalan lancar tanpa hambatan. Dan bagi petugas kesehatan, klien dan keluarga berharap bahwa petugas kesehatan bisa meningkatkan mutu pelayanan sesuai keadaan dan keinginan.

B.            Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
1.











2.
DS  :  Ny.E me-ngatakan ia dan keluarga tidak be-gitu mengerti tentang penyakit Tuberculosis Paru.
DO  :  Klien tidak dapat menjelaskan me-ngenai tanda  dan gejala Tuberculosis Paru.

DS  :  Klien / keluarga mengatakan tidak tahu bagaimana kriteria lingkungan yang sehat.
DO  :  -  Sanitasi air ku-rang baik (mandi dan minum meng-gunakan air su-ngai)
           -  Membuang sam-pah di sungai
           -  Ventilasi kurang terbuka sehingga ruangan terasa pengap
Kurangnya infor-masi atau pe-ngetahuan yang didapat tentang penyakit terse-but.






Keluarga kurang memahami pe-ngaruh lingkung-an terhadap pe-nyembuhan pe-nyakit Tuberculo-sis paru.
Ketidakmampuan keluarga untuk menegnal ten-tang / mengenai masalah Tuber-culosis paru.






Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menunjang pe-nyembuhan pe-nyakit Tubercu-losis paru.

Tabel 2.2 Analisa Data

C.           Diagnosa Keperawatan Keluarga
1.    Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal tentang/mengenai masalah Tuberculosis paru berhubungan dengan kurangnya informasi atau pengetahuan yang didapat tentang penyakit tersebut.
2.    Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi rumah yang dapat menunjang penyembuhan penyakit Tuberculosis paru berhubungan dengan kurangnya keluarga memahami pengaruh lingkungan terhadap penyembuhan penyakit Tuberculosis paru.
3.    Skala Penentuan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga
1.Diagnosa keperawatan 1
No
Kriteria
Skala
Bobot
Skor
Pembenaran
1.







2.




3.





4.
Sifat masalah :
-      Tidak / ku-rang sehat





Kemungkinan masalah dapat diubah :
-      Sebagian 

Potensial masa-lah untuk di-rubah / dicegah:
-      Tinggi


Menonjolnya masalah  :
-      Segera di-tangani
3/3 x 1







½ x 2




3/3 x 1





2/2 x 1
1







2




1





1
1







1




1





1
Keluarga Ny.E me-ngetahui bahwa  Ny.E menderita Tuber-culosis paru dan berupaya mengobati penyakit yang di-derita Ny.E.

Keluarga Ny.E me-ngobati penyakitnya dengan obat yang diberikan dokter.

Penyelesaian masa-lah melalui pengobat-an dan pendidikan kesehatan yang terus-menerus.

Karena pengetahuan dan informasi yang sangat kurang, maka Ny.E mengabaikan penyakitnya dapat menular kepada ang-gota keluarga lain.
Total
4

Tabel 2.3  Kriteria Skor Diagnosa 1
2.   Diagnosa keperawatan 2
No
Kriteria
Skala
Bobot
Skor
Pembenaran
1.







2.







3.





4.
Sifat masalah :
-      Tidak / ku-rang sehat





Kemungkinan masalah dapat diubah :
-      Sebagian 




Potensial masa-lah untuk di-rubah / dicegah:
-      Tinggi


Menonjolnya masalah  :
-      Masalah tidak dirasakan
3/3 x 1







½ x 2







3/3 x 1





0/2 x 1
1







2







1





1
1







1







1





0
Sanitasi air yang ku-rang baik, kurangnya pemanfaatan venti-lasi serta jendela kurang terbuka se-hingga sirkulasi uda-ra terhambat.

Melalui penyuluhan kesehatan dengan menghimbau keluar-ga tersebut dapat memanfaatkan ven-tilasi udara di dalam rumah.

Berhubungan dengan lingkungan rumah yang agak luas memudahkan sirku-lasi udara menjadi lancar.

Keluarga Ny.E mem-buang sampah di sungai sedangkan minum dan mandi menggunakan air sungai serta peman-faatan ventilasi ku-rang akan memper-parah proses penya-kit Tuberculosis paru dan memungkinkan menghentikan penu-larannya pada ang-gota keluarga.
Total
3

Tabel 2.4  Kriteria Skor Diagnosa 2
D.      Prioritas Masalah
1.       Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal tentang/mengenai masalah Tuberculosis paru berhubungan dengan kurangnya informasi atau pengetahuan yang didapat tentang penyakit tersebut
2.       Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi rumah yang dapat menunjang penyembuhan penyakit Tuberculosis paru berhubungan dengan kurangnya keluarga memahami pengaruh lingkungan terhadap penyembuhan penyakit Tuberculosis paru


E.     Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kriteria Evaluasi
Rencana Intervensi
Implementasi
Evaluasi
Kriteria
Standar
1. Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal ten-tang / mengenai masalah Tuber-culosis paru ber-hubungan de-ngan kurangnya informasi atau pengetahuan yang didapat tentang penyakit tersebut.



























2. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi ru-mah yang dapat menunjang pe-nyembuhan pe-nyakit Tubercu-losis paru berhu-bungan dengan kurangnya ke-luarga memaha-mi pengaruh ling-kungan terhadap penyembuhan penyakit Tuber-culosis paru.
Setelah di-berikan pe-nyuluhan tentang pe-nyakit TB Paru diha-rapkan ke-luargaNy.Emampu mencegah anggota ke-luarganya dari penu-laran pe-nyakit.

























Diharapkan agar keluar-ga menge-tahui bagai-mana cara penataan ventilasi dan ling-kungan ru-mahnya untuk me-nunjang pe-nyembuhan penyakit TB Paru.
Setelah kun-jungan, keluar-ga dapat men-jelaskan seca-ra verbal me-ngenai :
-  Pengertian Tuberculosis paru
-  Tanda dan gejala penya-kit Tubercu-losis paru
-  Penyebab dari penyakit Tuberculosis paru






















Setelah diada-kan kunjungan rumah, dapat :
- Menyebutkan secara verbal lingkungan yang menun-jang penyem-buhan pe-nyakit Tuber-culosis paru
-  Menciptakan lingkungan yang menun-jang penyem-buhan pe-nyakit Tuber-culosis paru
-  Mengetahui syarat mini-mal ventilasi yang sehat
Respon verbal






































Respon verbal
Keluarga da-pat menyebut-kan kembali dengan benar minimal 3 ten-tang arti, pe-nyebab dan tanda dan ge-jala penyakit TB Paru.






























Keluarga Tn. K dapat me-ngetahui tata cara penga-turan ling-kungan yang sehat sehing-ga mendu-kung proses penyembuhan dan dapat melakukannya sesuai de-ngan apa yang telah di-berikan pada saat kunjung-an rumah.
1.   Jelaskan ke-pada keluar-ga tentang
-    Pengertian TB Paru
-    Penyebab TB Paru
-    Tanda dan gejala TB Paru

2.   Beri kesem-patan kepa-da keluarga untuk ber-tanya me-ngenai apa yang telah dijelaskan.
3.   Beri motivasi keluarga un-tuk menje-laskan kem-bali menge-nai pengert-ian, penye-bab, tanda dan gejala TB Paru.
4.   Beri pujisan pada keluar-ga atas ke-mampuan menjelaskan arti, penye-bab, tanda dan gejala TB Paru

1.      Kaji tentang tingkat pe-ngetahuan keluarga tentang ling-kungan pe-rumahan yang sehat
2.      Observasi keadaan lingkungan perumahan keluarga Ny.E
3.      Jelaskan pada kelu-arga me-ngenai ling-kungan yang dapat menunjang proses pe-nyembuhan penyakit, seperti :
 Tata ru-ang dan ventilasi
 Lingkung-an di se-kitar ru-mah
 Pembu-angan sampah pada tem-patnya    
4.      Diskusikan dengan ke-uarga ten-tang cara menata ling-kungan baik di dalam maupun di luar
5.      Ajak seluruh keluarga untuk selalu menjaga lingkungan agar penye-baran ku-man TB Paru tidak menular
6.      Sarankan kepada ke-luarga agar Ny.E ber-obat rutin di puskesmas untuk pro-ses pengo-batan dan penyembuhan penyakit TB Paru
8 Desember 2005
1.   Menjelaskan pada keluarga tentang
-    Pengertian TB Paru
-    Penyebab TB Paru
-    Tanda dan gejala TB Paru
2.  Memberikan ke-sempatan kepa-da keluarga untuk bertanya mengenai apa yang telah di-jelaskan

3.  Memberikan motivasi keluar-ga untuk men-jelaskan pe-ngertian, pe-nyebab, tanda dan gejala TB Paru


4.  Memberikan pujian kepada keluarga atas kemampuan menjelaskan arti, penyebab, tanda dan gejala TB Paru


8 Desember 2005
1.    Mengkaji ting-kat pengeta-huan keluarga tentang ling-kungan peru-mahan yang sehat
Observasi kea-daan lingkung-an perumahan keluarga Ny.E

2.    Jelaskan pada keluarga me-ngenai ling-kungan yang dapat menun-jang proses penyembuhan penyakit, se-perti :
-    Tata ruang dan ventilasi
-    Lingkungan di sekitar rumah
-   Pembuangan sampah pda tempatnya






3.    Mendiskusikan dengan keluar-ga tentang ca-ra menata ling-kungan baik di dalam maupun di luar


4.    Mengajak selu-ruh keluarga untuk selalu menjaga ling-kungan agar penyebaran kuman TB Paru tidak me-nular

5.    Menyarankan kepada kelu-arga agar Ny.E berobat rutin di puskesmas un-tuk proses pe-ngobatan dan penyembuhan penyakit TB Paru

8 Desember “05
Setelah satu kali kunjungan
Keluarga mampu menje-laskan menge-nai :
- PengertianTB Paru
-  Penyebab TB Paru
-  Tanda dan gejala TB Pa-ru seperti ba-tuk berdahak, demam, ke-ringat pada malam hari.





















-  Keluarga te-lah menge-tahui tentang cara penata-an lingkung-an yang se-hat dan men-dukung pro-ses penyakit.
-  Keluarga me-ngatakan me-ngetahui bahwa mere-ka akan me-laksanakan untuk menata ventilasi dan lingkungan sebisa mung-kin.
-  Keluarga ber-janji akan se-lalu mengi-ngatkan dan mengantar Tn. K untuk rutin berobat ke Puskes-mas.



Tabel 2.5 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


No
Catatan Perkembangan
Implementasi
Evaluasi
1

2

3





4

5


6


7
Mengkaji tingkat pendidikan keluarga Ny. E
Mengkaji pengetahuan keluarga Ny. E mengenai TB Paru
Menjelaskan pada keluarga
a.    Pengertian TB Paru
b.   Tanda dan gejala TB Paru
c.    Proses penularan TB Paru
d.   Pengobatan TB Paru
e.    Pencegahan TB Paru
Memberikan kesempatan keluarga apa yang telah dijelaskan
Memberikan motivasi keluarga Ny. E agar dapat menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan
Memberikan pujian pada keluarga atas kemampuannya untuk menjelaskan kembali apa yang sudah disampaikan
Menganjurkan keluarga Ny. E untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan bila bermasalah dengan kesehatannya
S :
« Ny. E dan keluarga mengata-kan bahwa mereka sudah banyak mengetahui mengenai penyakit TB Paru
« Ny. E mengatakan bahwa ia sudah berobat ke Puskesmas
« Ny. E mengeluh sakit ulu hati bila makan-minum
« Ny. E mengeluh sesak nafas di pagi hari dan bila hari dingin
« Ny.E mengeluh batuk-batuknya sudah sembuh-sembuh juga
O :
« Konjungtiva masih tampak anemis
« TD = 110/70 mmHg
« Nadi = 82 kali/menit
« Respirasi = 26 kali/menit
« TB = 148 cm
« BB = 45 kg
« Hasil pemeriksaan dari Puskesmas Selat II mengatakan Suspect TB Paru
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Tabel 2.7 Catatan Perkembangan 1

CATATAN PERKEMBANGAN
No
Implementasi
Evaluasi
1

2






3


4


5


6
Mendiskusikan dengan keluarga tentang pentingnya rumah bersih dan sehat
Menjelaskan pada keluarga
a.    Pengertian rumah sehat
b.   Syarat-syarat rumah sehat
c.    Kriteria rumah sehat
d.   Akibat dari keadaan rumah yang tidak sehat
e.    Tindakan yang dilakukan
Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya apa yang telah dijelaskan
Memberikan motivasi keluarga Ny. E agar dapat menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan
Memberikan pujian pada keluarga atas kemampuannya untuk menjelaskan kembali apa yang sudah disampaikan
Menganjurkan keluarga Ny. E untuk menyapu/membersihkan rumah dan lingkungannya serta membuang sampah pada tempatnya atau dibakar
S :
« Ny. E mengatakan akan menyapu rumahnya 3 kali sehari
« Ny. E mengatakan bahwa ia akan meluangkan waktu untuk membersihkan rumahnya
« Ny. E mengatakan mengerti tentang rumah sehat setelah mendapat penjelasan
« Ny. E mengatakan akan membuang sampah atau membakarnya
O :
« Rumah tampak rapi dan teratur
« Isi dapur atau perabotan rumah terletak rapi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Tabel 2.8 Catatan Perkembangan 2


BAB IV

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok bahasan                        TB Paru
Sub pokok bahasan                 Penatalaksanaan TB Paru
Hari/Tanggal                           Jumat/ 23 September 2011
Waktu                                     60 menit
Tempat                                    Rumah keluarga Tn. S
Sasaran                                    Keluarga Ny.E

A.     Latar Belakang
TB Paru ialah suatu penyakit infeksi kronik jaringan paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosae.11 Sebagian besar basil Mycobacteriumtuberculosae masuk ke dalam jaringan paru melalui airborne infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon.
B.     selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai fokus primer dari Ghon.Tujuan
1.       Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan maka keluargamampu mengetahui dan merawat anggota keluarga yang sakit dalam hal perawatan pasien TB Paru pada Ny.E untuk mencegah terjadinyapenularan dan komplikasi lebih lanjut.
2.       Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 45menit Tn. C dan keluarga mampu:
1. Mengetahui pengertian TB Paru
2. Mengetahui penyebab TB Paru
3. Mengetahui tanda dan gejala TB Paru
4. Mengetahui cara penularan TB Paru
5. Mengetahui akibat TB Paru bila tidak diobati
6. Mengetahui siapa penderita TB Paru
7. Mengetahui cara pengeluaran dahak 
8. Mengetahui pencegahan penularan TB Paru
9. Mengetahui tentang penatalaksanaan pada pasien TB Paru
C.     Materi
Terlampir.
D.     Metode
1.       Ceramah
2.       Diskusi
E.     Media
Leaflet.

F.      Proses Kegiatan Belajar Mengajar
No
Kegiatan
Waktu
Mahasiswa
Keluarga
1.






2.







3.




Persiapan






Pelaksanaan







Penutup
5 menit






45 menit







10 menit
-       Perkenalan / mem-beri salam
-       Menjelaskan mak-sud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan

-       Menjelaskan materi penyuluhan
-       Memberi kesempat-an keluarga untuk bertanya
-       Memberi tanggapan atas pertanyaan keluarga
-       Memberikan moti-vasi pada keluarga untuk mengung-kapkan hal-hal yang diperoleh dari hasil penyuluhan

-       Menanyakan kem-bali tentang penyu-luhan yang telah disampaikan
-       Memberikan pujian atas jawaban yang benar
-       Memberi kesim-pulan materi yang telah disampaikan
-       Memberi leaflet
-       Mengakhiri kegi-atan dengan mengu-capkan salam
-       Menjawab salam

-       Mengajukan per-tanyaan jika ada hal-hal yang kurang jelas

-       Memperhatikan

-       Menyimak penje-lasan

-       Mengemukakan pertanyaan / penda-pat







-       Menyimak per-tanyaan


-       Menjawab per-tanyaan

-       Mendengar kesim-pulan yang disam-paikan

-       Menjawab salam
Tabel 2.6 Kegiatan Belajar Mengajar
G.     Evaluasi
Tes lisan :
1.       Apa penyebab TB Paru?
2.       Apa tanda dan gejala TB Paru?
3.       Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi TB Paru?
4.       Apa Pencegahan bagi penderita TB Paru?
H.     Sumber Pustaka
Effendy, Nasrul, 1998, Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta.
Heru, Adi, 1995, Kader Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta.
Ismudiati, R, Lily, 1996, Buku Ajar Kardiologi, FKUI, Jakarta.
















MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI

1.      Pengertian Hipertensi
Tb paru adalah penyakit infeksi pernafasan, menular yang menyerang parengkim paru yang disebabkan oleh kuman yaitu mycobacterium tuberculosisdengan gejala yang sangat bervariasi.

2.      Penyebab Hipertensi Berdasarkan Penggolongan
kuman yaitu mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang dan tahan asam, serta banyak mengandung lemak yang tinggi pada membran selnya sehingga menyebabkan kuman ini tahan asam dan pertumbuhannya sangat lambat, kuman ini tidak tahan terhadap sinar ultraviolet karena itu penularannya terutama terjadi pada malam hari.  Ukuran dari kuman tuberkulosiss ini kurang lebih 0,3 x 2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil dari pada ukuran sel darah merah (Sumantri, 2008).
3.      Tanda dan Gejala Hipertensi
  Batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu
  Sesak napas dan nyeri dada
  Badan lemah, kurang enak badan
  Berkeringat pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan menurun  (Penyakit infeksi TB paru dan ekstra paru, Misnadiarly)

K.           Jenis-Jenis Penyakit Tbc
Penyakit tuberkulosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan besar,yaitu :
I  TB paru ( TB pada organ patu-paru )
I  TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru )
I  Tuberkulosis milier
I  Tuberkulosis sistem saraf pusat ( TB neningitis )
I  Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula
I  Tuberkulosis Pericarditis
I  Tuberkulosis Skelet / Tulang
I  Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih
I  Tuberkulosis Peritonitis
I  Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)
I  Tuberkulosis Iymphadenitis
I  Tuberkulosis Catan / Kulit
I  Tuberkulosis Laringitis
I  Tuberkulosis Otitis



4.      Komplikasi
@ Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
@ Pleuritis tuberkulosa
@ Efusi pleura
@ Tuberkulosa milier
@ Meningitis tuberkulosa

5.      Pencegahan Hipertensi
M munisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil agar terhindar dari penyakit tersebut.
M Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan.
M Jangan minum susu sapi mentah dan harus dimasak
M Bagi penderita untuk tidak membuang ludah sembarangan.
M Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak udara dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara sehat. Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi masuk ke dalam rumah.
M Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.Cek tensi teratur per bulan (bila umur > 40 tahun)




















BAB V

PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga Ny.E didapatkan masalah-masalah sebagai berikut :
1.       Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah TB Paru serta resiko komplikasi TB Paru berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab, dan pencegahan penderita TB Paru.
2.       Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk perawatan dan pengobatan penyakit TB Paru berhubungan dengan kurangnya pengtahuan/informasi keluarga tentang :
- Pemeriksaan penyakit TB Paru i
- Perawatan penyakit TB Paru
- Pengobatan serta penatalaksanaan

B.     Saran
1.      Bagi mahasiswa
Dalam melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga yang paling penting adalah membina hubungan saling percaya dengan anggota keluarga karena setiap anggota keluarga mempunyai karakter yang berbeda-beda.


2.      Bagi institusi
a.       Untuk mencapai hasil yang diinginkan terutama dalam memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga, pembimbing diharapkan lebih spesifik menjelaskan dan memberi bimbingan kepada mahasiswa/mahasiswi yang dibimbingnya.
b.       Dengan Asuhan Keperawatan Keluarga yang telah dilakukan oleh penulis dapat kiranya menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dari pendidikan dalam mencetak perawat profesional pemula.
      3.   Bagi Keluarga
             diharapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui Asuhan Keperawatan Keluarga, keluarga dapat lebih meningkatkan pemahaman tentang masalah TB Paru.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul, 1998, Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta.
Heru, Adi, 1995, Kader Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta.
Ismudiati, R, Lily, 1996, Buku Ajar Kardiologi, FKUI, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar