ASUHAN KELUARGA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan
keluarga merupakan hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat, dimana untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dimulai dari keluarga. Oleh karena
itu perlu dilakukannya perawatan keluarga itu tindakan atau penyuluhan
kesehatan
.
Keluarga
bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien
keperawatan. dari hasil keluarga yang telah dikaji, maka diambil salah satu
keluarga sebagai keluarga binaan yaitu keluarga Tn. S karena di dalam keluarga
didapat beberapa masalah kesehatan yang perlu diketahui dan dicegah oleh
keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan
umum
Untuk
mendapat pemahaman dan pengalaman yang realitas dalam memberikan asuhan
keperawatan pada keluarga di RT 13 Kelurahan Sungai Bilu Kecamatan Banjarmasin
Timur.
2. Tujuan
khusus
a. Untuk
memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pengkajian pada asuhan keperawatan
keluarga.
b. Untuk
memperoleh gambaran tentang penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga.
c. Untuk
memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan keluarga.
d. Untuk
memperoleh gambaran tentang pelaksanaan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
keluarga.
C. Metode
Penulisan
a. Metode
deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan secara
obyektif dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan
yang selanjutnya disajikan dalam bentuk naratif.
b. Metode
pengumpulan data primer yaitu penulis melakukan pengkajian baik data umum,
lingkungan, struktur keluarga, sosial ekonomi, fisik, mental dan spiritual.
Melakukan wawancara dengan menggunakan format yang telah disajikan.
D. Sistematika
Penulisan
Sistematika
penulisan dari asuhan keperawatan keluarga ini adalah :
1. Bagian
Pembuka, terdiri dari :
a. Halaman
Judul
b. Halaman
Pengesahan
c. Kata
Pengantar
d. Daftar
Isi
2. Bagian
Isi, terdiri dari :
a. BAB I, Pendahuluan
1) Latar
Belakang
2) Tujuan
a) Tujuan
Umum
b) Tujuan
Khusus
3) Metode
Penulisan
4) Sistematika
Penulisan
b. BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
c. BAB
II, Asuhan
Keperawatan Keluarga
1)Pengkajian Keperawatan Keluarga
2)Analisa Data
3)Diagnosa Keperawatan Keluarga
4)Prioritas Masalah
5)Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
6)Implementasi dan Evaluasi
d. BAB
III, Satuan Acara Pembelajaran
(SAP)
e. BAB IV, Penutup
1) Kesimpulan
2) Saran
3. Bagian
Penutup
Lampiran
Daftar Pustaka
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU (TB PARU)
A. Definisi Tuberkulosis Paru (TB Paru)
Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil
mikobakterium tuberkulosa tipe humanus ( jarang oleh tipe M. Bovinus). TB paru merupakan
penyakit infeksi penting saluran napas bagian bawah. Basil mikobakterium
tuberculosa tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet
infeksion) sampai alveoli, terjadilah infeksi primer (ghon). Selanjutnya
menyebar ke kelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks
(ranke). (ilmu penyakit paru, muhammad Amin).
Tb paru adalah penyakit infeksi pernafasan, menular yang menyerang
parengkim paru yang disebabkan oleh kuman yaitu mycobacterium tuberculosisdengan gejala yang sangat bervariasi.
B. Etiologi
Tuberkulosis disebabkan oleh kuman yaitu mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk
batang dan tahan asam, serta banyak mengandung lemak yang tinggi pada membran
selnya sehingga menyebabkan kuman ini tahan asam dan pertumbuhannya sangat
lambat, kuman ini tidak tahan terhadap sinar ultraviolet karena itu
penularannya terutama terjadi pada malam hari. Ukuran dari kuman
tuberkulosiss ini kurang lebih 0,3 x 2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil dari
pada ukuran sel darah merah (Sumantri, 2008).
C. Patofisiologi
Penularan TB Paru
terjadi karena kuman mycobacterium tuberculosis. dibatukkan atau
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara.
Partikel infeksi ini dapat hidup dalam udara bebas selama kurang lebih 1-2 jam,
tergantung pada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan
kelembaban. Suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari– hari sampai
berbulan–bulan. Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat maka ia akan
menempel pada jalan nafas atau paru–paru.
Partikel dapat masuk ke dalam alveolar, bila ukuran vartikel
kurang dari 5 mikrometer. Kuman akan dihadapi terlebih dulu oleh neutropil,
kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan dibersihkan oleh
makrofag keluar dari cabang trakea bronkhial bersama gerakan sillia dengan
sekretnya. Bila kuman menetap di jaringan paru maka ia akan tumbuh dan
berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Di sini ia dapat terbawa masuk
ke organ tubuh lainnya.
Kuman yang bersarang ke jaringan paru akan berbentuk sarang
tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau efek primer atau
sarang ghon(fokus).
Sarang primer ini dapat terjadi pada semua jaringan paru, bila menjalar sampai
ke pleura maka terjadi efusi pleura. Kuman dapat juga masuk ke dalam
saluran gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring, dan kulit. Kemudian
bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar keseluruh organ, seperti paru, otak,
ginjal, tulang. Bila masuk ke dalam arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran
keseluruh bagian paru dan menjadi TB milier.
Sarang primer akan timbul peradangan getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal), dan diikuti pembesaran getah bening hilus
(limfangitis regional). Sarang primer limfangitis lokal serta regional
menghasilkan komplek primer (range). Proses sarang paru ini memakan waktu
3–8 minggu. Berikut ini menjelaskan skema tentang perjalanan penyakit TB Paru
hingga terbentuknya tuberkel ghon.
D. Anatomi Fisiologi
E. Manifestasi
Klinis
1. Batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu
2. Sesak napas dan nyeri dada
3. Badan lemah, kurang enak badan
4. Berkeringat pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan
menurun (Penyakit infeksi TB paru dan ekstra paru, Misnadiarly)
F. Jenis-Jenis
Penyakit Tbc
Penyakit tuberkulosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan
besar,yaitu :
1. TB paru ( TB pada organ patu-paru )
2. TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru )
a. Tuberkulosis milier
b. Tuberkulosis sistem saraf pusat ( TB neningitis )
c. Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula
d. Tuberkulosis Pericarditis
e. Tuberkulosis Skelet / Tulang
f. Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih
g. Tuberkulosis Peritonitis
h. Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)
i. Tuberkulosis Iymphadenitis
j. Tuberkulosis Catan / Kulit
k. Tuberkulosis Laringitis
l. Tuberkulosis Otitis
G. Komplikasi
1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
2. Pleuritis tuberkulosa
3. Efusi pleura
4. Tuberkulosa milier
5. Meningitis tuberkulosa
H. Pemeriksaan
Penunjang
1. Kultur Sputum adalah Mikobakterium Tuberkulosis Positif
pada tahap akhir penyakit
2. Tes Tuberkalin adalah Mantolix test reaksi positif (area
indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam)
3. Poto Thorak adalah Infiltrasi lesi awal pada area paru
atas : pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas
tidak jelas : pada kavitas bayangan, berupa cincin : pada klasifikasi tampak
bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4. Bronchografi adalah untuk melihat kerusakan bronkus atau
kerusakan paru karena Tb paru
5. Darah adalah peningkatan leukosit dan laju Endap darah
(LED)
6. Spirometri adalah Penurunan fungsi paru dengan kapasitas
vital menurun
I. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2
fase yaitu : Fase Intensif (2-3 bulan) dan Fase Lanjutan (4-7 bulan). Paduan
obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama
yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH,
Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan adalah
Kanamisin, Kulnolon, Makvolide, dan Amoksilin ditambah dengan asam klavulanat,
derivat rifampisin / INH.
J. Diagnosa
Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
sekret kental atau sekret darah.
Kriteria hasil :
¨ Mempertahankan jalan nafas pasien
¨ Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Intervensi :
¨ Kaji fungsi pernapasan contoh : Bunyi nafas, kecepatan,
irama, kedalaman dan penggunaan otot aksesori
¨ Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif
: catat karakter, jumlah sputum, adanya emoptisis
¨ Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu
pasien untuk batuk dan latihan napas dalam
¨ Bersihkan sekret dari mulut dan trakea : penghisapan
sesuai keperluan
¨ Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan
Rasionalisasi :
¨ Penurunan bunyi napas dapat menunjukkan atelektasis
¨ Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum
berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka
bronkal dan dapat memerlukan evaluasi
¨ Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan
menurunkan upaya pernapasan
¨ Mencegah obstruksi / aspirasi
2. Pertukaran gas, kerusakan dan resiko.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
sering batuk atau produksi sputum meningkat.
Kriteria hasil :
¨ BB meningkat
Intervensi :
¨ Catat status nutrisi pasien
¨ Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai / tidak
disukai
¨ Berikan makanan sedikit tapi sering
¨ Anjurkan keluarga klien untuk membawa makanan dari rumah
dan berikan pada klien kecuali kontra indikasi
¨ Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasionalisasi :
¨ Berguna dalam mendefinisikan derajat / luasnya masalah
dan pilihan intervensi yang tepat
¨ Pertimbangan keinginan dapat memperbaiki masukan diet
¨ Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan
¨ Membantu memenuhi kebutuhan personal dan kultural
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan
pencegahan berhubungan dengan tidak akurat dan tidak lengkap informasi yang
ada.
Kriteria hasil :
¨ Menyatakan pemahaman proses penyakit / prognosis dan
kebutuhan pengobatan
Intervensi :
¨ Kaji kemampuan pasien untuk belajar
¨ Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat
¨ Berikan instruksi dan informasi tertulis
¨ Anjurkan klien untuk tidak merokok
¨ Kaji bagaimana TB ditularkan
Rasionalisasi :
¨ Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan
ditingkatkan pada tahapan individu
¨ Dapat menunjukkan kemajuan atu pengaktifan ulang penyakit
atau efek obat yang memerlukan evaluasi lanjut
¨ Infomasi tertulis menurunkan hambatan pasien untuk
mengingat sejumlah besar informasi
¨ Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB tetapi
meningkatkan disfungsi pernapasan
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan
kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
Kriteria hasil :
¨ Menurunkan resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
¨ Kaji patologi penyakit
¨ Identifikasi orang lain yang berisiko
¨ Anjurkan pasien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan
pada tisu dan menghindari meludah
¨ Kaji tindakan kontrol infeksi
¨ Awasi suhu sesuai indikasi
¨ Kolaborasi dengan tim medis
Rasionalisasi :
§ Membantu
pasien menyadari / menerima perlunya mematuhi program pengobatan
§ Orang-orang
yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran /
terjadinya infeksi
§ Dapat
membantu menurunkan rasa terisolasi pasien
§ Reaksi
demam indikator adanya infeksi lanjut
§ Membantu
mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan penyebaran
infeksi.
BAB III
ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian
Keperawatan Keluarga
Hari /
tanggal pengkajian : Selasa, 20 September 2011
Metode : Wawancara,
pemeriksaan fisik, observasi
Praktikan :
1. Data Umum
a. Nama kepala
keluarga : Ny.
Erli
b. Umur : 40
tahun
c. Alamat : jln
sungai bilu laut Gg melati putih Banjarmasin timur
d. Pekerjaan : Ibu
Rumah Tangga
e. Pendidikan : SD
f. Komposi
keluarga :
No
NAMA
Umur
Hub dgn kelg
Pen-didi-kan
Pe-ker-jaan
STATUS IMUNISASI
KET
BCG
Polio
DPT
Hepatitis
Campak
L
P
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3
1
Tn. Samad W.H
40th
KK
SD
Buruh
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TAK ADA
2
Ny. Erli
40th
Istri
-
IRT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TAK ADA
3
Bunga
11th
Anak
SD
V
V
v
v
v
v
v
V
v
v
v
v
v
LENGKAP
4
M.Jepri
7th
Anak
SD
V
V
v
v
v
v
v
V
v
v
v
v
v
LENGKAP
5
Safa Yunida
5bln
Anak
-
V
V
v
v
v
v
v
V
v
v
v
v
v
LENGKAP
Keterangan
: V = mendapat imunisasi
- = tidak mendapat imunisasi
Tabel 2.1 Data Umum Keluarga
g. Genogram keluarga
.
No
|
NAMA
|
Umur
|
Hub dgn kelg
|
Pen-didi-kan
|
Pe-ker-jaan
|
STATUS IMUNISASI
|
KET
|
||||||||||||
BCG
|
Polio
|
DPT
|
Hepatitis
|
Campak
|
|||||||||||||||
L
|
P
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
||||||||
1
|
Tn. Samad W.H
|
40th
|
KK
|
SD
|
Buruh
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
TAK ADA
|
|
2
|
Ny. Erli
|
40th
|
Istri
|
-
|
IRT
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
TAK ADA
|
|
3
|
Bunga
|
11th
|
Anak
|
SD
|
V
|
V
|
v
|
v
|
v
|
v
|
v
|
V
|
v
|
v
|
v
|
v
|
v
|
LENGKAP
|
|
4
|
M.Jepri
|
7th
|
Anak
|
SD
|
V
|
V
|
v
|
v
|
v
|
v
|
v
|
V
|
v
|
v
|
v
|
v
|
v
|
LENGKAP
|
|
5
|
Safa Yunida
|
5bln
|
Anak
|
-
|
V
|
V
|
v
|
v
|
v
|
v
|
v
|
V
|
v
|
v
|
v
|
v
|
v
|
LENGKAP
|
Gambar 2.1 Genogram Keluarga
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Laki-laki
meninggal
= Perempuan
meninggal
= Suami
klien
= Tinggal
serumah
= klien
yang menderita TB Paru
h. Tipe
keluarga : Extended
Family (Keluarga Besar)
i. Suku
bangsa : Banjar
j. Agama : Islam
k. Status
sosial ekonomi keluarga
Penghasilan
dari kepala keluarga (Tn.S) sebagai buruh bangunan ± Rp
450.000,00 /bln. Menurut mereka penghasilan itu cukup untuk kebutuhan
sehari-hari.
l. Aktivitas
rekreasi keluarga
klien
dan keluarga tidak pernah rekreasi, klien hanya kumpul-kumpul dirumah saja
bersama keluarganya, karena biaya lebih diprioritaskan pada hal-hal yang lebih
penting (untuk makan, biaya sekolah anak-anak, dan lain-lain)
m. Riwayat
dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap
perkembangan keluarga saat ini
Perkembangan
keluarga pada saat ini dalam tahap perkembangan.
2) Tahap
perkembangan keluarga yang terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi masih banyak,
tugas keluarga yang belum dicapai adalah dalam merawat kesehatan keluarga Ny.E
yang mempunyai penyakit TB Paru, yang
memerlukan perhatian khusus baik keadaan lingkungan maupun kondisi fisik dan
mental, serta anak klien An.S yang mempunyai penyakit pneumonia yang perlu
perawatan khusus.
3) Riwayat
kesehatan keluarga inti
Kesehatan keluarga saat ini dalam keadaan yang kurang bagus,
karena Ny.E yang mempunyai penyakit TB Paru yang.tingal serumah dengan
anak-anaknya serta suami, yang berpotensi akan tertularnya penyakit tersebut.
4) Riwayat
kesehatan keluarga sebelumnya
Saat dikaji keluarga Ny. E mengatakan bahwa dalam keluarganya
ada yang menderita penyakit asma yaitu orang tuanya (ayahnya) dan anak klien
nomor 3 (tiga) juga menderita pneumonia.
2. Pengkajian
Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah
ditempati oleh Ny E adalah rumah kontrakan. Ventilasi rumah meliputi pintu
saja. Pencahayaan pada rumah kurang, sinar matahari kurang dapat masuk kerumah,
kebersihan rumah kurang terjaga. Jumlah kamar tidur dan dapur 1 (satu), pintu 2(dua) , tidak terdapat jendela dan tempat buang air
besar/buang air kecil di sungai di belakang rumah jaraknya ± 20
meter, sumber air minum dari PDAM yang dibeli per deregen, untuk mandi kliendan
keluarga mandi disungai. Keadaan lingkungan kurang bersih, lembab, dan sampah
tampak tidak dibuang pada tempatnya.
Keterangan :
1. Ruang 1: (tempat yang serba guna, yaitu dapur, mencuci
pring, tempat makan, dan ruang tamu)
2. Ruang 2: tempat tidur, tempat nonton TV\
3. PINTU :
|
J
A
L
A
N
|
JALAN
|
Ruang 1
|
Ruang 2
|
Gambar 2.2 Denah Rumah Tn. H
|
A. Karakteristik
tetangga dan komunitas RW
Klien
tidak memiliki kegiatan dalam lingkungan tetangga seperti (yasinan, pengajian,
dan lainnya). Kalau ada masalah kesehatan menurut Tn. S dapat ditangani tanpa
meminta bantuan tetangga karena masing-masing sibuk dengan urusan sendiri.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga
Ny.E sudah lama tinggal di jalan melati putih, selama tinggal disana klien
kurang berinteraksi dengan tetangga sekitar. Karena klien merasa kurang percaya
diri dengan keadaannya.
d. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga
Ny. E kurang berinteraksi dengan keluarga lain, Ny.E termasuk kurang aktif
dalam kegiatan masyarakat seperti kerja bakti karena penyakit yang dideritanya,
begitu juga dengan
Tn.S. M beliau jarang ada dirumah, beliau sibuk dengan pekerjaannnya.
e. Sistem
pendukung keluarga
Anggota
keluarga Ny. E terdiri dari 4 orang, anak Ny.E yang terakhir menderita
pneumonia, yang pertama dan kedua sering batuk-batuk, dan Ny.e sendiri
menderita TB Paru, hanya suami Ny.E yang jarang sakit.
3. Struktur
Keluarga
a. Pola
komunikasi keluarga
Komunitas
keluarga atau antar anggota keluarga dilakukan secara terbuka.
b. Struktur
kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Tn. S selaku kepala
keluarga.
c. Struktur
Peran
1) Tn. S
berperan sebagai kepala
keluarga dan pengambil keputusan utama dalam keluarga.
2) Ny. E
berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang baik yang bertanggung jawab
dalam mendidik dan membimbing anak-anak serta mengatur rumah tangga.
d. Nilai
atau norma keluarga
Apabila
ada keluarga yang sakit segera mengunjungi petugas kesehatan untuk memeriksakan
kesehatan tetapi apabila penyakit yang bisa diatasi sendiri, maka keluarga Ny.
E mengatasi sendiri dengan meminum obat-obatan yang dijual di pasaran.
4. Fungsi
Keluarga
a. Fungsi
afektif
Sikap
dan hubungan anggota keluarga baik dan harmonis, antar satu keluarga yang lain
saling mengasihi.
b. Fungsi
sosialisasi
Fungsi
sosial dijalankan kurang begitu baik . Ny. E kurang
bergaul akrab dan baik dengan warga sekitar.
c. Fungsi
perawatan kesehatan
1) Kemampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
Ny. E
sudah mengetahui bahwa dia menderita penyakit TB Paru tetapi tidak mengerti apa
pengertian, tanda dan gejala serta faktor penyebabnya.
2) Kemampuan
mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Apabila
anggota keluarga ada yang sakit segera dibawa berobat ke puskesmas dan bila
sekedar sakit biasa hanya menggunakan obat-obatan yang dibeli di warung.
3) Kemampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Bila
ada anggota keluarga Ny. E yang sakit biasanya Ny.E membawanya kepuskesmas.
4) Kemampuan
keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Rumah
tampak kurang bersih, perabotan kurang tertata rapi dan lingkungan tampak
kotor, di halaman rumah sampah banyak yang tidak dibuang pada tempatnya.
5) Kemampuan
keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat
Bila
ada anggota keluarga yang sakit keluarga pergi puskesmas untuk memeriksakan kesehatan apalagi untuk berobat.
d. Fungsi
reproduksi
Fungsi
reproduksi keluarga terpenuhi. Ny.E memiliki 3 (tiga) orang anak.
e. Fungsi
ekonomi
Fungsi
ekonomi dijalankan oleh anak-anak Tn. S, yaitu sebagai buruh bangunan yang
penghasilannnya kurang dari pas pasan, akan tetapi Ny.E mengaturnya keuangannya
sehingga keperluan untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan
dan papan dapat terpenuhi.
5. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor
jangka pendek dan panjang
Keluarga
Ny.E kuatir dengan
penyakit penyakit TB parunya ini, takut kalau penyakitnya ini malah bisa
menular dengan anggota keluarganya yang lain juga atau tetangga sekitarnya.
b. Kemampuan
keluarga berespon terhadap stressor
Untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan Ny.E edikit mengurangi jarak berinteraksi
dengan anaknya serta suami, dan Ny.E jarang berinteraksi dengan tetangga
sekitarnya.
c. Strategi
koping yang digunakan
Ny.E
mengatakan selalu membawa dirinya kepuskesmas untuk melakukan pengobatan, dan
Ny.E sudah menjalani pengobatan 6 bulan berturut-turut dan tidak putus.
6. Pemeriksaan
Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga
terutama yang diidentifikasi sebagai klien atau sasarn pelayanan asuhan
keperawatan keluarga, yaitu :
a. Ny.E
Tanggal
20 september 2011 dilakukan pemeriksaan tekanan darah pada Ny.E yaitu :
TD = 100/60
mmHg
N = 80
kali/menit
RR = 16
kali/menit
Keadaan
umum Ny.E tampak kurang sehat, tampak batuk-batuk, badan tampak lemas.
b. Tn.S
Tidak
dikaji (tidak ada di rumah saat pengkajian).
c. An.B
Tidak
dikaji (tidak ada di rumah saat pengkajian).
d. An. J
Tidak dikaji (tidak ada di rumah saat pengkajian).
e. An.s
Keadaan
umum tampak batuk-batuk, pilek, tampak retraksi dining dada terangkat.
RR = 24
kali/menit
N = 90
kali/menit
7. Harapan
Keluarga
Keluarga
Tn. H berharap anggota keluarganya dalam keadaan sehat dan dapat berperan
masing-masing tanpa ada yang mengalami gangguan kesehatan, sehingga smeua dapat
berjalan lancar tanpa hambatan. Dan bagi petugas kesehatan, klien dan keluarga
berharap bahwa petugas kesehatan bisa meningkatkan mutu pelayanan sesuai
keadaan dan keinginan.
B. Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
2.
|
DS : Ny.E
me-ngatakan ia dan keluarga tidak be-gitu mengerti tentang penyakit
Tuberculosis Paru.
DO : Klien
tidak dapat menjelaskan me-ngenai tanda dan gejala Tuberculosis
Paru.
DS : Klien /
keluarga mengatakan tidak tahu bagaimana kriteria lingkungan yang sehat.
DO : - Sanitasi
air ku-rang baik (mandi dan minum meng-gunakan air su-ngai)
- Membuang
sam-pah di sungai
- Ventilasi
kurang terbuka sehingga ruangan terasa pengap
|
Kurangnya infor-masi atau pe-ngetahuan yang didapat tentang
penyakit terse-but.
Keluarga kurang memahami pe-ngaruh lingkung-an terhadap
pe-nyembuhan pe-nyakit Tuberculo-sis paru.
|
Ketidakmampuan keluarga untuk menegnal ten-tang / mengenai
masalah Tuber-culosis paru.
Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang
menunjang pe-nyembuhan pe-nyakit Tubercu-losis paru.
|
Tabel 2.2 Analisa
Data
C. Diagnosa Keperawatan
Keluarga
1. Ketidakmampuan
keluarga untuk mengenal tentang/mengenai masalah Tuberculosis paru berhubungan
dengan kurangnya informasi atau pengetahuan yang didapat tentang penyakit
tersebut.
2. Ketidakmampuan
keluarga dalam memodifikasi rumah yang dapat menunjang penyembuhan penyakit
Tuberculosis paru berhubungan dengan kurangnya keluarga memahami pengaruh
lingkungan terhadap penyembuhan penyakit Tuberculosis paru.
3. Skala
Penentuan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga
1.Diagnosa
keperawatan 1
No
|
Kriteria
|
Skala
|
Bobot
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
2.
3.
4.
|
Sifat masalah :
- Tidak / ku-rang sehat
Kemungkinan masalah dapat diubah :
- Sebagian
Potensial masa-lah untuk di-rubah / dicegah:
- Tinggi
Menonjolnya masalah :
- Segera di-tangani
|
3/3 x 1
½ x 2
3/3 x 1
2/2 x 1
|
1
2
1
1
|
1
1
1
1
|
Keluarga Ny.E me-ngetahui bahwa Ny.E menderita
Tuber-culosis paru dan berupaya mengobati penyakit yang di-derita Ny.E.
Keluarga Ny.E me-ngobati penyakitnya dengan obat yang
diberikan dokter.
Penyelesaian masa-lah melalui pengobat-an dan pendidikan
kesehatan yang terus-menerus.
Karena pengetahuan dan informasi yang sangat kurang, maka
Ny.E mengabaikan penyakitnya dapat menular kepada ang-gota keluarga lain.
|
Total
|
4
|
Tabel 2.3 Kriteria
Skor Diagnosa 1
2. Diagnosa keperawatan 2
No
|
Kriteria
|
Skala
|
Bobot
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
2.
3.
4.
|
Sifat masalah :
- Tidak / ku-rang sehat
Kemungkinan masalah dapat diubah :
- Sebagian
Potensial masa-lah untuk di-rubah / dicegah:
- Tinggi
Menonjolnya masalah :
- Masalah tidak dirasakan
|
3/3 x 1
½ x 2
3/3 x 1
0/2 x 1
|
1
2
1
1
|
1
1
1
0
|
Sanitasi air yang ku-rang baik, kurangnya pemanfaatan
venti-lasi serta jendela kurang terbuka se-hingga sirkulasi uda-ra terhambat.
Melalui penyuluhan kesehatan dengan menghimbau keluar-ga
tersebut dapat memanfaatkan ven-tilasi udara di dalam rumah.
Berhubungan dengan lingkungan rumah yang agak luas
memudahkan sirku-lasi udara menjadi lancar.
Keluarga Ny.E mem-buang sampah di sungai sedangkan minum
dan mandi menggunakan air sungai serta peman-faatan ventilasi ku-rang akan
memper-parah proses penya-kit Tuberculosis paru dan memungkinkan menghentikan
penu-larannya pada ang-gota keluarga.
|
Total
|
3
|
Tabel 2.4 Kriteria
Skor Diagnosa 2
D. Prioritas Masalah
1. Ketidakmampuan
keluarga untuk mengenal tentang/mengenai masalah Tuberculosis paru berhubungan
dengan kurangnya informasi atau pengetahuan yang didapat tentang penyakit
tersebut
2. Ketidakmampuan
keluarga dalam memodifikasi rumah yang dapat menunjang penyembuhan penyakit
Tuberculosis paru berhubungan dengan kurangnya keluarga memahami pengaruh
lingkungan terhadap penyembuhan penyakit Tuberculosis paru
E. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan Umum
|
Tujuan Khusus
|
Kriteria Evaluasi
|
Rencana Intervensi
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
|
Kriteria
|
Standar
|
||||||
1. Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal ten-tang / mengenai
masalah Tuber-culosis paru ber-hubungan de-ngan kurangnya informasi atau
pengetahuan yang didapat tentang penyakit tersebut.
2. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi ru-mah yang
dapat menunjang pe-nyembuhan pe-nyakit Tubercu-losis paru berhu-bungan dengan
kurangnya ke-luarga memaha-mi pengaruh ling-kungan terhadap penyembuhan
penyakit Tuber-culosis paru.
|
Setelah di-berikan pe-nyuluhan tentang pe-nyakit TB Paru
diha-rapkan ke-luargaNy.Emampu
mencegah anggota ke-luarganya dari penu-laran pe-nyakit.
Diharapkan agar keluar-ga menge-tahui bagai-mana cara
penataan ventilasi dan ling-kungan ru-mahnya untuk me-nunjang pe-nyembuhan
penyakit TB Paru.
|
Setelah kun-jungan, keluar-ga dapat men-jelaskan seca-ra
verbal me-ngenai :
- Pengertian Tuberculosis paru
- Tanda dan gejala penya-kit Tubercu-losis paru
- Penyebab dari penyakit Tuberculosis paru
Setelah diada-kan kunjungan rumah, dapat :
- Menyebutkan secara verbal lingkungan yang menun-jang
penyem-buhan pe-nyakit Tuber-culosis paru
- Menciptakan lingkungan yang menun-jang penyem-buhan
pe-nyakit Tuber-culosis paru
- Mengetahui syarat mini-mal ventilasi yang sehat
|
Respon verbal
Respon verbal
|
Keluarga da-pat menyebut-kan kembali dengan benar minimal
3 ten-tang arti, pe-nyebab dan tanda dan ge-jala penyakit TB Paru.
Keluarga Tn. K dapat me-ngetahui tata cara penga-turan
ling-kungan yang sehat sehing-ga mendu-kung proses penyembuhan dan dapat
melakukannya sesuai de-ngan apa yang telah di-berikan pada saat kunjung-an
rumah.
|
1. Jelaskan ke-pada keluar-ga tentang
- Pengertian TB Paru
- Penyebab TB Paru
- Tanda dan gejala TB Paru
2. Beri kesem-patan kepa-da keluarga untuk ber-tanya
me-ngenai apa yang telah dijelaskan.
3. Beri motivasi keluarga un-tuk menje-laskan kem-bali
menge-nai pengert-ian, penye-bab, tanda dan gejala TB Paru.
4. Beri pujisan pada keluar-ga atas ke-mampuan menjelaskan
arti, penye-bab, tanda dan gejala TB Paru
1. Kaji tentang tingkat pe-ngetahuan keluarga tentang
ling-kungan pe-rumahan yang sehat
2. Observasi keadaan lingkungan perumahan keluarga Ny.E
3. Jelaskan pada kelu-arga me-ngenai ling-kungan yang dapat
menunjang proses pe-nyembuhan penyakit, seperti :
- Tata ru-ang dan ventilasi
- Lingkung-an di se-kitar ru-mah
- Pembu-angan sampah pada tem-patnya
4. Diskusikan dengan ke-uarga ten-tang cara menata
ling-kungan baik di dalam maupun di luar
5. Ajak seluruh keluarga untuk selalu menjaga lingkungan agar
penye-baran ku-man TB Paru tidak menular
6. Sarankan kepada ke-luarga agar Ny.E ber-obat rutin di
puskesmas untuk pro-ses pengo-batan dan penyembuhan penyakit TB Paru
|
8 Desember 2005
1. Menjelaskan pada keluarga tentang
- Pengertian TB Paru
- Penyebab TB Paru
- Tanda dan gejala TB Paru
2. Memberikan ke-sempatan kepa-da keluarga untuk
bertanya mengenai apa yang telah di-jelaskan
3. Memberikan motivasi keluar-ga untuk men-jelaskan
pe-ngertian, pe-nyebab, tanda dan gejala TB Paru
4. Memberikan pujian kepada keluarga atas kemampuan menjelaskan
arti, penyebab, tanda dan gejala TB Paru
8
Desember 2005
1. Mengkaji ting-kat pengeta-huan keluarga tentang
ling-kungan peru-mahan yang sehat
Observasi kea-daan lingkung-an perumahan keluarga Ny.E
2. Jelaskan pada keluarga me-ngenai ling-kungan yang dapat
menun-jang proses penyembuhan penyakit, se-perti :
- Tata ruang dan ventilasi
- Lingkungan di sekitar rumah
- Pembuangan sampah pda tempatnya
3. Mendiskusikan dengan keluar-ga tentang ca-ra menata
ling-kungan baik di dalam maupun di luar
4. Mengajak selu-ruh keluarga untuk selalu menjaga
ling-kungan agar penyebaran kuman TB Paru tidak me-nular
5. Menyarankan kepada kelu-arga agar Ny.E berobat rutin di
puskesmas un-tuk proses pe-ngobatan dan penyembuhan penyakit TB Paru
|
8 Desember “05
Setelah satu kali kunjungan
Keluarga mampu menje-laskan menge-nai :
- PengertianTB Paru
- Penyebab TB Paru
- Tanda dan gejala TB Pa-ru seperti ba-tuk berdahak, demam,
ke-ringat pada malam hari.
- Keluarga te-lah menge-tahui tentang cara penata-an
lingkung-an yang se-hat dan men-dukung pro-ses penyakit.
- Keluarga me-ngatakan me-ngetahui bahwa mere-ka akan
me-laksanakan untuk menata ventilasi dan lingkungan sebisa mung-kin.
- Keluarga ber-janji akan se-lalu mengi-ngatkan dan
mengantar Tn. K untuk rutin berobat ke Puskes-mas.
|
Tabel 2.5 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
No
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Mengkaji tingkat pendidikan keluarga Ny. E
Mengkaji pengetahuan keluarga Ny. E mengenai TB Paru
Menjelaskan pada keluarga
a. Pengertian TB Paru
b. Tanda dan gejala TB Paru
c. Proses penularan TB
Paru
d. Pengobatan TB Paru
e. Pencegahan TB Paru
Memberikan kesempatan keluarga apa yang telah dijelaskan
Memberikan motivasi keluarga Ny. E agar dapat menjelaskan
kembali apa yang telah disampaikan
Memberikan pujian pada keluarga atas kemampuannya untuk
menjelaskan kembali apa yang sudah disampaikan
Menganjurkan keluarga Ny. E untuk menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan bila bermasalah dengan kesehatannya
|
S :
« Ny. E dan keluarga
mengata-kan bahwa mereka sudah banyak mengetahui mengenai penyakit TB Paru
« Ny. E mengatakan bahwa
ia sudah berobat ke Puskesmas
« Ny. E mengeluh sakit
ulu hati bila makan-minum
« Ny. E mengeluh sesak
nafas di pagi hari dan bila hari dingin
« Ny.E mengeluh
batuk-batuknya sudah sembuh-sembuh juga
O :
« Konjungtiva masih
tampak anemis
« TD = 110/70 mmHg
« Nadi = 82 kali/menit
« Respirasi = 26
kali/menit
« TB = 148 cm
« BB = 45 kg
« Hasil pemeriksaan dari
Puskesmas Selat II mengatakan Suspect TB Paru
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
|
Tabel
2.7 Catatan Perkembangan 1
CATATAN
PERKEMBANGAN
No
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
2
3
4
5
6
|
Mendiskusikan dengan keluarga tentang pentingnya rumah bersih
dan sehat
Menjelaskan
pada keluarga
a. Pengertian
rumah sehat
b. Syarat-syarat
rumah sehat
c. Kriteria
rumah sehat
d. Akibat
dari keadaan rumah yang tidak sehat
e. Tindakan
yang dilakukan
Memberikan
kesempatan keluarga untuk bertanya apa yang telah dijelaskan
Memberikan
motivasi keluarga Ny. E agar dapat menjelaskan kembali apa yang telah
disampaikan
Memberikan
pujian pada keluarga atas kemampuannya untuk menjelaskan kembali apa yang
sudah disampaikan
Menganjurkan
keluarga Ny. E untuk menyapu/membersihkan rumah dan lingkungannya serta
membuang sampah pada tempatnya atau dibakar
|
S :
« Ny. E
mengatakan akan menyapu rumahnya 3 kali sehari
« Ny. E
mengatakan bahwa ia akan meluangkan waktu untuk membersihkan rumahnya
« Ny. E
mengatakan mengerti tentang rumah sehat setelah mendapat penjelasan
« Ny. E
mengatakan akan membuang sampah atau membakarnya
O :
« Rumah
tampak rapi dan teratur
« Isi
dapur atau perabotan rumah terletak rapi
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
|
Tabel 2.8 Catatan Perkembangan 2
BAB IV
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Pokok
bahasan : TB Paru
Sub
pokok
bahasan : Penatalaksanaan
TB Paru
Hari/Tanggal : Jumat/
23 September 2011
Waktu : 60
menit
Tempat : Rumah
keluarga Tn. S
Sasaran : Keluarga Ny.E
A. Latar Belakang
TB Paru ialah suatu penyakit infeksi kronik jaringan paru yang
disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosae.11 Sebagian besar basil Mycobacteriumtuberculosae masuk
ke dalam jaringan paru melalui airborne
infection dan
selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon.
B. selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai
fokus primer dari Ghon.Tujuan
1. Tujuan
Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan maka
keluargamampu mengetahui dan merawat anggota
keluarga yang sakit dalam hal perawatan pasien TB Paru pada Ny.E untuk
mencegah terjadinyapenularan dan komplikasi lebih lanjut.
2. Tujuan
Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan
selama 1 x 45menit Tn. C dan keluarga mampu:
1. Mengetahui pengertian TB Paru
2. Mengetahui penyebab TB Paru
3. Mengetahui tanda dan gejala TB
Paru
4. Mengetahui cara penularan TB Paru
5. Mengetahui akibat TB Paru bila tidak
diobati
6. Mengetahui siapa penderita TB Paru
7. Mengetahui cara pengeluaran dahak
8. Mengetahui pencegahan penularan TB Paru
9. Mengetahui tentang penatalaksanaan pada pasien TB
Paru
C. Materi
Terlampir.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
E. Media
Leaflet.
F. Proses Kegiatan Belajar Mengajar
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Mahasiswa
|
Keluarga
|
1.
2.
3.
|
Persiapan
Pelaksanaan
Penutup
|
5
menit
45
menit
10
menit
|
- Perkenalan
/ mem-beri salam
- Menjelaskan
mak-sud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan
- Menjelaskan
materi penyuluhan
- Memberi
kesempat-an keluarga untuk bertanya
- Memberi
tanggapan atas pertanyaan keluarga
- Memberikan
moti-vasi pada keluarga untuk mengung-kapkan hal-hal yang diperoleh dari
hasil penyuluhan
- Menanyakan
kem-bali tentang penyu-luhan yang telah disampaikan
- Memberikan
pujian atas jawaban yang benar
- Memberi
kesim-pulan materi yang telah disampaikan
- Memberi
leaflet
- Mengakhiri
kegi-atan dengan mengu-capkan salam
|
- Menjawab
salam
- Mengajukan
per-tanyaan jika ada hal-hal yang kurang jelas
- Memperhatikan
- Menyimak
penje-lasan
- Mengemukakan
pertanyaan / penda-pat
- Menyimak
per-tanyaan
- Menjawab
per-tanyaan
- Mendengar
kesim-pulan yang disam-paikan
- Menjawab
salam
|
Tabel 2.6 Kegiatan Belajar Mengajar
G. Evaluasi
Tes
lisan :
1. Apa
penyebab TB Paru?
2. Apa
tanda dan gejala TB Paru?
3. Apa
Faktor-faktor yang mempengaruhi TB Paru?
4. Apa
Pencegahan bagi penderita TB Paru?
H. Sumber Pustaka
Effendy,
Nasrul, 1998, Keperawatan
Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta.
Heru,
Adi, 1995, Kader
Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta.
Ismudiati,
R, Lily, 1996, Buku
Ajar Kardiologi, FKUI, Jakarta.
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi
Tb paru adalah penyakit infeksi
pernafasan, menular yang menyerang parengkim paru yang disebabkan oleh kuman
yaitu mycobacterium tuberculosisdengan gejala yang sangat bervariasi.
2. Penyebab
Hipertensi Berdasarkan Penggolongan
kuman yaitu mycobacterium
tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang dan tahan asam, serta banyak
mengandung lemak yang tinggi pada membran selnya sehingga menyebabkan kuman ini
tahan asam dan pertumbuhannya sangat lambat, kuman ini tidak tahan terhadap
sinar ultraviolet karena itu penularannya terutama terjadi pada malam hari.
Ukuran dari kuman tuberkulosiss ini kurang lebih 0,3 x 2 sampai 4 mm,
ukuran ini lebih kecil dari pada ukuran sel darah merah (Sumantri, 2008).
3. Tanda
dan Gejala Hipertensi
Batuk
disertai dahak lebih dari 3 minggu
Sesak
napas dan nyeri dada
Badan
lemah, kurang enak badan
Berkeringat
pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan menurun (Penyakit
infeksi TB paru dan ekstra paru, Misnadiarly)
K. Jenis-Jenis
Penyakit Tbc
Penyakit tuberkulosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan
besar,yaitu :
I TB
paru ( TB pada organ patu-paru )
I TB
ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru )
I Tuberkulosis
milier
I Tuberkulosis
sistem saraf pusat ( TB neningitis )
I Tuberkulosis
empyem dan Bronchopleural fistula
I Tuberkulosis
Pericarditis
I Tuberkulosis
Skelet / Tulang
I Tuberkulosis
Benitourinary / Saluran Kemih
I Tuberkulosis
Peritonitis
I Tuberkulosis
Gastriontestinal (Organ Cerna)
I Tuberkulosis
Iymphadenitis
I Tuberkulosis
Catan / Kulit
I Tuberkulosis
Laringitis
I Tuberkulosis
Otitis
4. Komplikasi
@ Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
@ Pleuritis tuberkulosa
@ Efusi pleura
@ Tuberkulosa milier
@ Meningitis tuberkulosa
5. Pencegahan
Hipertensi
M munisasi
BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil
agar terhindar dari penyakit tersebut.
M Bila
ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampai
tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan.
M Jangan
minum susu sapi mentah dan harus dimasak
M Bagi
penderita untuk tidak membuang ludah sembarangan.
M Pencegahan
terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak udara
dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara
sehat. Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi
masuk ke dalam rumah.
M Tutup
mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak di
sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan
lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta
menenangkan pikiran.Cek tensi teratur per bulan (bila umur > 40 tahun)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga Ny.E didapatkan masalah-masalah
sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah TB Paru serta resiko komplikasi TB Paru berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab, dan
pencegahan penderita TB Paru.
2. Ketidakmampuan
keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk perawatan dan
pengobatan penyakit TB Paru berhubungan dengan kurangnya pengtahuan/informasi
keluarga tentang :
- Pemeriksaan
penyakit TB Paru i
- Perawatan
penyakit TB Paru
- Pengobatan
serta penatalaksanaan
B. Saran
1. Bagi
mahasiswa
Dalam
melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga yang paling penting adalah membina
hubungan saling percaya dengan anggota keluarga karena setiap anggota keluarga
mempunyai karakter yang berbeda-beda.
2. Bagi
institusi
a. Untuk
mencapai hasil yang diinginkan terutama dalam memberikan Asuhan Keperawatan
Keluarga, pembimbing diharapkan lebih spesifik menjelaskan dan memberi
bimbingan kepada mahasiswa/mahasiswi yang dibimbingnya.
b. Dengan
Asuhan Keperawatan Keluarga yang telah dilakukan oleh penulis dapat kiranya
menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dari pendidikan dalam mencetak perawat
profesional pemula.
3. Bagi
Keluarga
diharapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui Asuhan
Keperawatan Keluarga, keluarga dapat lebih meningkatkan pemahaman tentang
masalah TB Paru.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul, 1998, Keperawatan
Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta.
Heru, Adi, 1995, Kader
Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta.
Ismudiati, R, Lily, 1996, Buku
Ajar Kardiologi, FKUI, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar