Dafter isi

t;

Senin, 18 Maret 2013

Laporan Pendahuluan Tetanus


                                       LAPORAN PENDAHULUAN
TETANUS

1.      Pengertian.
Tetanus disebabkan oleh clostridium tetani yang toksinnya menyerang otot rangka, kuman ini tumbuh secara anaerob pada tempat luka. Tanpa imunisasi angka kematian penyakit ini berkisar antara 35 – 70 %, tergantung umur, jenis kelamin, letak geografi, masa inkubasi, dan penatalaksanaan.

2.      Gambaran Klinik.
·         Masa tunas biasanya antara 5 – 10 hari.
·         Yang pertama terserang adalah otot rahang sehingga rahang kaku dan sulit dibuka ( trismus ). Penderita kemudian mengalami kesulitan menelan, dan gelisah.
·         Selanjutnya muncul kaku kuduk, kaku tangan dan kaki, sakit kepala, demam menggigil dan kejang umum.
·         Otot muka khas kejangnya sehingga muka penderita seperti orang menyeringai ( risus sardonikus ).
·         Kejang otot perut, leher, dan punggung menyebabkan badan melengkung ke belakang disebut epistotonus.
·         Spasme otot spincter kandung kemih dan anus menyebabkan retensi urine dan konstipasi.
·         Kesadaran penderita baik, demikian juga saraf sensorik.
·         Selama kejang, otot dada, otot pernafasan, dan glotis ikut kaku sehingga pernafasan terganggu dan penderita mengalami sianosis sampai asfiksia yang sering fatal.


3.      Penatalaksanaan Medis.
·         Penderita tetanus harus segera dirujuk ke RS karena ia harus selalu dalam pengawasan dan perawatan. Sebelum dirujuk lakukanlah hal-hal dibawah ini, selanjutnya bila anak yang menderita tetanus selesai dirawat, berikan tetanus toxoid 3x dengan jarak waktu 1 bulan.
·         Pertahankan jalan nafas dan jaga keseimbangan cairan.
·         Segera berikan human tetanus immunoglobulin 5000 IU IM, untuk menawarkan racun yang belum bersenyawa dengan otot.
·         Bila yang ada hanya ATS suntikan IM atau IV 20.000 – 40.000 IU/hari, untuk anak selama 2 hari.
·         Berikan penisilin prokain 2 juta IU IM pada orang dewasa atau 50.000 IU / kg BB / hari selama 10 hari pada anak-anak, untuk eradikasi kuman.
·         Berikan diazepam untuk mengendalikan kejang dengan titrasi dosis 5 – 10 mg IV untuk anak dan 40 – 120mg/hari untuk dewasa.
·         Cegah penyebaran racun lebih lanjut dengan eksplorasi luka dan membersihkannya dengan H2O2  3% port d’entre lain seperti OMSK atau gangren gigi juga harus dibersihkan dahulu.

4.      Daftar Pustaka.
Purnawan Junadi dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-2. Jakarta : Media Aesculapius, FKUI.
Sumiardi, dr. Ilmu Bedah Minor. Ahli Bedah Urologi.
Widya, S Ked. Catatan Tentang Kedokteran.



PENGKAJIAN

1.      Identitas Klien.
a)      Identitas.
Nama                              : Tn. R.
Umur                              : 26 th.
Jenis Kelamin                : Laki-laki.
Pekerjaan                        : Swasta.
Alamat                                      :  Jl. A. Yani Km 23.
Status                             : Kawin.
Agama                           : Islam.
Suku / Bangsa               :  Jawa / Indonesia.
No CM                           :  23 63 87s
Tanggal MRS                 : 7 juli 2002.
Dx Medis                      : Tetanus.
b)   Identitas Penanggung Jawab.
Nama                              : SDA.
Umur                              :
Jenis Kelamin                 :
Pekerjaan                        :
Hubungan dengan klien :

2.      Riwayat Penyakit.
a)      Keluhan Utama.
Px mengeluh tidak bisa membuka mulut.
b)      Riwayat Penyakit Sekarang.
+ 3 hari yang lalu penderita tidak bisa membuka mulut, dirasakan sangat kaku disertai keluhan mual, demam dan nyeri otot, kadang disertai pusing. + 1 bulan yang lalu penderita mengalami kecelakaan dan kaki kanannya terkena pedal rem, langsung dibawa ke RS Amuntai untuk dijahit, 1 minggu kemudian luka bernanah.
c)      Riwayat Penyakit Dahulu.
Penderita mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami penyakit yang dideritanya saat ini
d)     Riwayat Penyakit Keluarga.
Penderita mengatakan bagwa dikeluarganya tidak pernah menderita penyakit yang dideritanya sekarang.

3.      Pemeriksaan Fisik.
a)      Keadaan Umum.
Px tampak lemah dan berbaring di tempat tidur dengan kesadaran Compos Mentis. Px dapat merespon dan berorientasi dengan tepat, ekspresi wajah tampak kesakitan.
TTV :   TD       : 120/80 mmHg.
            N         : 98 x/m.
            R         : 20 x/m.
            S          : 36,9 ‘C.
b)      Kulit.
Warna kulit sawo matang, kebersiha kulit baik, tidak terdapat lesi dan odema pada kulit, suhu tubuh teraba hangat           ( 36,9 ‘C ), turgor kulit baik ( cepat kembali ).
c)      Kepala dan Leher.
Struktur kepala simetris, tidak ada teruma pada kepala, juga nyeri dan vertigo, gerakan leher dan kepala normal tetapi px kesulitan menelan karena kaku pada rahang, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid.


d)     Penglihatan dan Mata.
Struktur mata simetris, kebersihan mata baik, tidak terjadi sekresi, ketajaman penglihatan baik, gerakan bola mata baik, konjunctiva tidak anemis, sklera tidak anemis, tidak ada kelainan dan px tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
e)      Penciuman dan Hidung.
Struktur hidung simetris, kebersihan hidung baik, tidak terjadi peradangan, pendarahan dan nyeri pada hidung serta sekresi, tidak terdapat obstruksi jalan nafas dan fungsi penciuman normal.
f)       Pendengaran dan Telinga.
Struktur telinga simetris, kebersihan baik, tidak ada peradangan dan pendarahan pada telinga, tidak ada sekresi, tinitus / vertigo, fungsi pendengaran baik dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
g)      Gigi dan Mulut.
Warna mukosa bibir agak kebiruan / pucat, lidah dan mulut tampak bersih, tidak ada pendarahan  dan lesi, mukosa mulut merah muda, kebersihan gigi kurang terjaga, fungsi mengunyah tidak baik, px tidak memakai gigi palsu.
h)      Dada, Pernafasan dan Sirkulasi.
Bentuk dada simetris, ekspansi rongga dada tampak simetris, kualitas nafas / kedalaman dan frekuensinya normal, tidak ada nyeri saat bernafas, bunyi nafas vesikuler, tidak ada nyeri tekan pada dada.
i)        Abdomen.
Bentuk simetris, tidak ada distensi, tidak ada jaringan parut, tidak ada asites, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa, bising usus terdengar jelas.

j)        Genetalia dan Reproduksi.
Pada rektum tidak terdapat lesi, benjolan dan haemorrhoid, tidak ada peradangan pada genetalia, tidak ada nyeri pada saat BAB dan BAK.
k)      Ekstrimitas Atas dan Bawah.
Pada ekstrimitas kanan atas tidak terpasang infus tidak ada kelainan tulang dan sendi.

4.      Kebutuhan Fisik, Psikososial, dan Spiritual.
a)      Aktifitas dan Istirahat.
Di Rumah :
·         Px sebagai ojek, px beristirahat atau tidur pada siang hari tidak teratur dan pada malam hari tidurnya cukup dan tidak ada kesulitan dan gangguan menjelang tidur.
Di Rumah Sakit :
·         Selama dirumah sakit px tampak sedikit melakukan aktifitas, siang hari tidur tidak teratur dan pada malam hari px dapat tidur dengan nyaman.
b)      Personal Hygent.
Di Rumah :
·         Px mandi 2x sehari dan gosok gigi sehabis makan dan memotong kuku bila panjang.
Di Rumah Sakit :
·         Px diseka keluarganya tapi bila ingin px mandi, selama di rumah sakit tidak pernah gosok gigi.
c)      Nutrisi.
Di Rumah :
·         Px makan 3x sehari dan kadang-kadang lebih, tidak ada makanan pantangan, nafsu makan px baik.
Di Rumah Sakit :
·         Px tidak nafsu makan dan px tampak tidak menghabiskan setengah dari porsi makan yang disediakan rumah sakit, karena adanya kekakuan pada rahang.
d)     Eliminasi.
Di Rumah :
·         Px BAB 1 – 2 x sehari dengan konsistensi lembek, BAK 4 – 5 x sehari berwarna kuning, tidak ada nyeri dan kesulitan saat BAB dan BAK.
Di Rumah Sakit :
·         Px BAB 1 – 2 x sehari dengan konsistensi lembek, BAK 4 – 5 x sehari berwarna kuning, tidak ada nyeri dan kesulitan saat BAB dan BAK.
e)      Sexual.
Px sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.
f)       Psikososial.
Px agak cemas dengan keadaan penyakitnya namun setelah kondisinya agak membaik px sudah tidak merasa cemas lagi, hubungan px dengan keluarga baik, maupun dengan tim medis lain, px selalu menuruti perintah perawat dan dokter.
g)      Spiritual.
Px bergama islam dan dapat melakukan sholat 5 waktu, px selalu berdoa untuk kesembuhannya





ANALISA DATA



No


Data

Masalah

Etiologi
1.
DO :
·         TTV : TD : 120/80 mmHg.
N : 98 x/m.
R : 20 x/m.
S : 36,9 ‘C.
·         Px tampak tidak menghabiskan posi makanan yang disediakan.
·         Px tampak hanya makan 2 – 3 sendok makan.
DS  :
·         Keluarga px mengatakan bahwa px tidak menghabiskan porsi makanan dan hanya menghabiskan 2 – 3 sendok makan.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari keperluan tubuh.
Kekakuan pada rahang.





                                   



PROSES KEPERAWATAN


No
Diagnosa
Keperawatan

Perencanaan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Tanggal 22 juli 2002.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari keperluan tubuh     B. D kekakuan pada rahang.
DO :
·         TTV :
TD : 120/80 mmHg.
N : 98 x/m.
R : 20 x/m.
S : 36,9 ‘C.
·         Px tampak tidak menghabiskan posi makanan yang disediakan.
·         Px tampak hanya makan 2 – 3 sendok makan.
DS  :
·         Keluarga px mengatakan bahwa px tidak menghabiskan porsi makanan dan hanya menghabiskan 2 – 3 sendok makan.
Nutrisi px terpenuhi selama   3 hari perawatan.
KE :
1)      Px mampu menghabiskan porsi makanan yang disediakan.
2)      Keluarga px mengata kan bahwa px dapat menghabiskan porsi makanan yang disediakan.
1)      Kaji status nutrisi px.
2)      Beri makan sedikit tapi sering.
3)      Beri Pendidi kan Keseha tan pada px akan penting nya nutrisi bagi tubuh.
1)      Untuk mengetahui keadaan nutrisi dan memudah kan dalam menentukan intervensi.
2)      Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi secara bertahap.
3)      Untuk memotivasi px agar mau memenuhi nutrisinya.


No

Implementasi
Evaluasi
1.
1)      Mengkaji status nutrisi px.
2)      Memberi makan sedikit tapi sering.
3)      Memberikan Pendidikan Kesehatan pada px akan penting nya nutrisi bagi tubuh.
Tanggal 22 juli 2002
S          :
·         Px mengatakan tidak nafsu makan karena susah buka mulut.
O         :
·         Px tidak mampu menghabiskan lebih dari separo porsi makanan yang disediakan.
A         :
·         Masalah belum teratasi.
P          :
·         Intervensi dilanjutkan.

Tanggal 23 juli 2002
S          :
·         Px mengatakan sudah nafsu makan dan mampu buka mulut
O         :
·         Px mampu menghabiskan lebih dari separo porsi makanan yang disediakan
A         :
·         Masalah teratasi.
P          :
·         Intervensi dilanjutkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar