Dafter isi

t;

Rabu, 06 Maret 2013

Hepatitis Kronik


Dikatakan hepatitis kronik bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klimak atau laboratorium atau pada gambaran patologi anatomi, selama 6 bulan.

Ada 2 bentuk hepatitis kronik, yaitu:
1.      Hepatitis kronik persesten
2.      Hepatitis kronik aktif
Sangat penting untuk membedakan 2 bentuk tersebut sebab yang disebut pertama mempunyai prognosi yang biak dan akan sembuh sempurna. Diagnosis hanyadapat dipastikan dengan pemeriksaan biopsy dan gambaran PA. hepatitis kronik aktif umumnyaberakhir dengan sirosis hepatis.

Penatalaksanaan
           Obat yang dibilai bermanfaat untuk pengobatan hepatitis kronik adalah interferon (IFN). Obat ini adalah suatu protein selular stabil dalam asam yang diproduksi oleh sel tubuh kita akibat rangsangan virus atau akibat induksi beberapa mikroorganisme, asam nukleat, antigen, mitoge, dan polime sintetik. Interron mempunyai efek antivirus, imunomodulasi dan antiproliferatif.

Hepatitis B
Pemberian interferon pada penyakit ini ditunjukan untuk menghambat replica virus hepatitis B, menghambat nekrosis sel hato oleh karena reaksi radang,dan mencegah tranformasi maligna sel-sel hati. Diindikasikan untuk:
·         Pasien dengan HBeAG dan HBV-DNA positif
·         Pasien hepatitis kronik aktif berdasarkan pemberiaan hisopatologi
·         Dapat dipertimbangkan pemberian interferon pada hepatitis fulminan akaut meskipun belum banyak dilakukan penelitian pada bidang ini

Diberikan IFN leukosit pada kasus hepatitis kronik aktif dengan dosis sedang 5-10 MU/m3/hari selama 3-6 bulan. Dapat juga pemberian IFN limfoblastoid 10MU/m2 # kali seminggu selama 3 bulan lebih.
Sepertiga pasien hepatitis B kronik memberikan respon terhadap terapi interferon, ditandai dengan hilangnya HBV DNA dan serokonversi HBeAg/ AntiHBe, serokonversi HBsAg/Anti HBs terjadi pada 7% pasien . terapi ini dilakukan minimal selama 3 bulan.

Hepatitis C
           Pemberian interferon bertujuan mengurangi gejala, mengusahakan perbaikan parameter kimiawi, mengurangi peradangan dalam jaringan hati, menghambat progresi histopatologi, menurukan infektivitas, menurunkan resiko terjadinya hepatoma, dan memperbaiki harapan hidup.
           Respon tergantung dari lamanya penyakit dan kelain histology. Dosis standar yang biasa dipakai adalah interferon α dengan dosiss 3 x 3 juta unit/minggu selama 6 bulan. Masih belum jelas apakah menambah waktu pengobatan di atas 9 bulan dapat meningkatkan respons dan menurunkan angka kambuh
           Dapat terjadi kekambuhan singkat beberapa buan setalah obat dihentikan selama kurang dari 3 bulan, kemudian kadar SGPT akan kembali ke normal. Bila berlangsung lebih dari 1 bulan dianggap berkepanjangan dan harus diobati. Biasanya bila pengobatan sebelumnya berhasil, respon pengobatan akan sama baik dengan pemberian terapi ulang dosis semula

Sumber:Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran UI , kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 1,2001
Daftar pustaka
1.      Noer MHS, Waspadji S, Rachman Am, et al, editor. Buku ajaran ilmu penyakit dalam dalam dilit 1. Edisi 3. Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas INdonesi1996
2.      Sulaiman A, Daldiyano,Akbar n< rani A.Gastroenterologi hepatologi. Jakatra: CV info Medika, 1990
3.      Mnyer AR. National medical seri for independent study:Medicine. Maryland:Williams & Wilkins 1997 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar