Dafter isi

t;

Rabu, 06 Maret 2013

Hepatitis Fulminan


Suatu jenis klinis hepatitis yang jarang terjadi, dimana perjalanan penyakit berkembang dengan cepat, terjadi ikterus yang smakin berat, kuning seluruh tubuh, timbul gejala neurologi atau ensefalopati hepatic, kemudian masuk ke dalam keadaan koma dan gagal hati akut


Manifestasi Klinis
           Penyakit ini berawal dari hepatitis akut ikterik yang lazim dijumpai dan dimulai dengan keluhan prodromal. Gejal-gejal yang membahayakan adalah muntah berulang,fetor hepatic,bingung,mengantuk,flapping tremor secara sepitas, peningkatan suhu,dan pengecilan hati. Pasien meninggal dalam waktu 10 hari. Mungkin ditemukan tanda-tanda pendarahan luas.
Untuk menentukan jenis penyakit dapat diambil pegangan perbedaan klinis yang terjadi. Pada hepatitis A paling sering didapatkan suhu badan. Pada hepatitis B didapatkan waktu protrombin memanjang. Sedangkan pada hepatitis C, lama penyakit sebelum tercapai ensefalopati lebih panjang.

Pemeriksaan Penunjang
           Pada pemeriksaan penunjang didaptkan leukositosis dan cara biolimiawi terdapat gambaran gagal hati akut berupa tingginya bilirubin dan transaminase serum menurun koagulasi darah tergangu.

Komlikasi
           Edema serebal, pendarahan saluran cerna, gagal ginjal, ganguan elektrolit, ganguan pernafasan, hipoglikemia, sepsis, gelisah, kaogulasi intravaskuler diseminata,hipotensi dan kematian.
           Tanda-tanda edema serabal adalah kenaikan tekanan intracranial dengan gejala dini transpirasi, hiperventilasi, hiperrefleksi, opsistotonus, kejang-kejang, kelainan kedua pupil yang berakhir dengan refleks negatif terhadap cahaya. Hilang refleks okulovestibular menunjukan progniosis fatal

Penatalaksanaan
Pasien harus dirawat di ruang rawat intensif. Pengobatan yang spesifik tidak ada, hanya bersidat suportif.
·         Edema serebral diobati dengan manitol iv 1 g/kg 4-6 jam dengan observasi osmolaritas serum yang cermat. Bila melampaui 320 mOsmol/L harus dihetikan dan diulangi kembali bila telah kembali normal. Pendarahan saluran cerna diturunkan dengan pemberian simetidin 300mg/6 jam atau per infuse dengan dosis 50 mg/jam
·         Laktulosa diberikan untuk mengendalikan hiperamonia dengan dosis disesuaikan agar tidak terjadi diare 2-3 kali/sehari. Ganguan elektrolit berupa hiponatremia akibat pemakaian laktulosa yang berlebihan dapat terjadi
·         Hipoglikemia diobati secara agresif dengan larutan  dexstrosa 10-25%. Packed red cell hanya diberikan pada pasien dengan pendarahan aktif atau jika akan dilakukan tindakan invasive seperti intubasi atau kanulasi vena sentral
·         Berikan diazepam bila pasien gelisah.
·         Dianjurkan pemberian kortikosteroid dosis tinggi yaitu 800 mg/hari atau 400 mg/hari
·         Transplantasi hati tidak praktis karena waktu terbatas dan donor tidak mudah didapat

Prognosis
Peningkatan α feto protein (AFP) darah pada awal koma, dapat mencerminkan kapasitas regenerasi hati yang baik dan harapan hidup lebih besar


Sumber:Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran UI , kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 1,2001
Daftar pustaka
1.      Noer MHS, Waspadji S, Rachman Am, et al, editor. Buku ajaran ilmu penyakit dalam dalam dilit 1. Edisi 3. Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas INdonesi1996
2.      Sulaiman A, Daldiyano,Akbar n< rani A.Gastroenterologi hepatologi. Jakatra: CV info Medika, 1990
3.      Mnyer AR. National medical seri for independent study:Medicine. Maryland:Williams & Wilkins 1997 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar