Dafter isi

t;

Senin, 22 Oktober 2012

PANKREATITIS AKUT



A.    Pengertian Pankreatitis
Pankreatitis adalah inflamasi yang mengenai pankreas yang bersifat serius dengan intensitas yang ringan sampai berat dan berakibat fatal.
Pankreatitis juga didefinisikan sebagai peradangan pada pankreas yang mengganggu fungsi eksokrin dalam membantu menjalankan metabolisme dalam tubuh. (Riyadi,2008)


B.     Pengertian Pankreatitis Akut
Pankreatitis akut merupakan inflamasi pada pankreas akibat tercernanya organ tersebut oleh enzim-enzim yang dikeluarkan pankreas (terutama tripsin). Terjadi secara tiba-tiba dan dapat segera sembuh dengan penanganan yang tepat.

C.    Etiologi
Etiologi pankreatitis akut antara lain:
1)      Konsumsi alkohol cukup lama
Konsumsi alkohol akan mengakibatkan suasana lebih alkalis pada enzim-enzim pankreas. Suasana itu akan berakibat timbulnya kerusakan pada pankreas.
2)      Infeksi bakteri
Walaupun jarang bakteri juga dapat mencapai pankreas untuk merusak organ pankreas. Kerusakan ini akan berdampak pada peningkatan enzim pankreas yang justru dapat merusak pankreas.
3)      Infeksi virus
Virus yang sering menimbulkan kerusakan pada pankreas adalah virus parotitis.

D.    Patofisiologi
Pankreas menyekresikan sejumlah enzim; amilase dan lipase disekresikan dalam bentuk aktif sementara protease, elastase dan fosfolipase disekresikan sebagai proenzim yang dalam keadaan normal harus diaktifkan oleh tripsin di dalam duodenum. Tripsin sendiri normalnya diaktifkan oleh enteropeptidase duodenal. Patogenesis pankreatitis akut berpusat pada aktivitas tripsin yang tidak tepat di dalam pankreas; tripsin yang sudah diaktifkan tersebut akan mengubah (i) berbagai proenzim menjadi aktif (ii) prekalikrein menjadi kalikrein yang akan mengaktifkan sistem kinin serta pembekuan. Hasil nettonya berupa inflamasi pankreas dan trombosis. Ciri-ciri pankreatitis meliputi proteolisis jaringan, lipolisis dan perdarahan, terjadi karna efek destruktif enzim-enzim pankreas yang dilepas dari sel-sel asiner.
Mekanisme yang dikemukakan untuk aktivitas enzim pankreas meliputi hal-hal berikut ini:
a. Obstruksi duktus penkreatikus. Batu empedu dapat terjepit di dalam ampula Vateri; di sebelah proksimal obstruksi, cairan kaya enzim menumpuk dan menimbulkan jejas parenkim pankreas. Leukosit dalam jaringan parenkim akan melepaskan sitokin proinflamatorik yang menggalakkan inflamasi local dan edema.

b. Jejas primer sel asiner. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kerusakan karna virus (parotitis), obat-obatan, trauma atau iskemia.

c. Defek transportasi-intraseluler proenzim. Enzim-enzim eksokrin pankreas mengalami kesalahan arah dalam perjalanannya, yaitu menuju lisosom dan bukan menuju sekresi; hidrolisis proenzim di dalam lisosom akan menyebabkan aktivitas dan pelepasan enzim.

d. Alkohol dapat meningkatkan jejas sel asiner lewat perjalanan proenzim intraseluler yang salah arah dan pengendapan sumbatan protein yang mengental serta bertambah banyak di dalam duktud pankreatikus sehingga terjadi inflamasi dan obstruksi lokal.

e. Pankreatitis herediter ditandai oleh serangan rekuren pankreatitis yang hebat dan sudah di mulai sejak usia kanak-kanak. Kelainan ini disebabkan oleh mutasi germ line (garis-turunan sel tunas) pada:

       i) Gen tripsinogen kationik (PRSS1), menimbulkan kehilangan suatu tempat pada tripsin yang esensial untuk inaktivasi enzim itu sendiri (mekanisme pengaman yang penting untuk mengatur aktivitas enzim tripsin).

      ii) Gen inhibitor protease serin, Kazal tipe I (SPINK1), yang menimbulkan protein yang cacat sehingga tidak lagi mampu memperlihatkan aktivitas tripsin.

E.     Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan yang dianjurkan pada penderita pankretitis antara lain:
  1. Pengobatan yang bersifat simptomatik seperti pemberian analgetik, contohnya meperidil untuk mengurangi nyeri penderita, pemberian obat antiemetik untuk mengurangi mual dan muntah.
  2. Semua asupan oral harus dihentikan karena dapat mempengaruhi sekresi pada gaster dan pankreas dimana sekresi itu akan naik apabila ada bahan makanan yang masuk.
  3. Pemberian makanan melalui Total Parenteral Nutrition (TPN)
  4. Pemasangan NGT disertai dengan pengisapan. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi volume sekrsi yan ada pada gaster, juga untuk mengurangi mual dan muntah
  5. Pemberian preparat yang dapat mengurangi sekresi gaster seperti simetidin
  6. Pemberian cairan parenteral untuk mengatasi defisit cairan dalam tubuh
  7. Pemberian insulin (bila terdapat hiperglikemia yang berat)
  8. Drainase billier. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi timbunan sekresi pada pankreas dan akan melancarkan aliran pada pankreas.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS AKUT           

A.    Pengkajian
 Riwayat kesehatan difokuskan pada karakteristik nyeri abdomen serta adanya gangguan rasa nyaman yang dialami pasien. Munculnya rasa nyeri, lokasi dan hubungannya dengan makan dan konsumsi alkohol serta hasil berbagai upaya yang dilakukan pasien untuk mengurangi rasa nyeri perlu dicatat. Status cairan serta nutrisi pasien dan riwayat serangan batu empedu serta konsumsi alkohol harus dikaji. Riwayat masalah gastrointestinal, yang mencakup mual, muntah, diare dan pengeluaran feses yang berlemak harus ditanyakan. Pemeriksaan abdomen harus dilakukan untuk mengkaji rasa sakit, nyeri tekan, ketegangan muskuler dan bising usus. Adanya abdomen yang kaku seperti papan atau yang lunak harus dicatat. Status pernapasan, frekuensi dan corak pernapasan serta suara pernapasan harus dikaji. Suara napas yang normal, suara tambahan, dan hasil-hasil perkusi dada yang abnormal, termasuk suara pekak pada basis paru dan taktil fremitus yang abnormal juga harus didokumentasikan.

Status emosional serta psikologis pasien dan anggota keluarganya serta upaya mereka untuk mengatasinya harus dikaji karna mereka sering merasa takut dan cemas mengingat beratnya gejala pasien serta sakit yang dideritanya.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada klien dengan Pankreatitis Akut adalah:
1) Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pankreas
2) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan mual muntah
3)  Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon sistemik peradangan
4)  Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efusi pleura
5)  Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah

C.    Intervensi

1)      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pankreas
Tujuan                  : Setelah dilakukan tindakan selama 3x24jam nyeri teratasi
Kriteria Hasil        :  a. Pasien mengatakan nyeri berkurang
b. Skala nyeri turun
c. Wajah pasien tampak rileks
No
Intervensi
Rasional
1.
Kolaborasi pemberian analgesik, antibiotika, dan anti inflamasi sesuai indikasi
Dapat mengurangi nyeri, membunuh kuman dan mengurangi peradangan sehingga mempercepat penyembuhan
2.
Berikan posisi yang nyaman
Mengurangi nyeri
3.
Evaluasi ulang skala nyeri, lokasi, intensitas dan frekuensi
Mengetahui ketidakefektifan intervensi

2)      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih ( mual dan muntah ).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 1x24jam keseimbangan cairan
Kriteria Hasil        :  a. Jumlah intake dan output cairan seimbang
b. Turgor baik, mukosa lembab
c. Nadi normal (60-100x/menit)
No
Intervensi
Rasional
1.2.3.4.
Berikan cairan tambahan IV sesuai indikasi.Pantau tanda-tanda vital, evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa.Kolaborasi pemberian cimetidine dan ranitidineevaluasi intake dan output cairan tiap 4 jam
Mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan cairan dalam fase segera.Menunjukkan status dehidrasi atau kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan.Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung Mengoreksi keseimbangan cairan

3)      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon sistemik peradangan
Tujuan                   : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam
suhu tubuh dapat normal (360-370C)
Kriteria Hasil         :  a.  Suhu tubuh dalam rentang normal (360-370C)
b. Kulit tidak teraba hangat
c. Wajah tidak tampak merah
No
Intervensi
Rasional
1.
Kolaborasi dengan pemberian antipiretik
Untuk menurunkan panas
2.
Ukur suhu tiap 4-8 jam
Untuk mengetahui perkembangan klien
3.
Ajarkan komprest dan banyak minum
Untuk menurunkan panas tubuh dan mengganti cairan tubuh yang hilang
4.
Evaluasi cairan input dan output
Untuk mengetahui balance cairan pasien

4)      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efusi pleura
Tujuan                   : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam
pola nafas efektif
Kriteria Hasil        :  a. RR normal (16-24x/menit)
b. Irama nafas reguler
No
Intervensi
Rasional
1.
Pertahankan posisi semi fowler
Menurukan tekanan paru oleh diafragma sehingga ekspansi paru maksimal.
2.
Dorong pasien untuk melakukan nafas dalam dan batuk tiap jam.
Membersihkan saluran nafas dan mencegah atelektasis
3.
Anjur pasien untuk membatasi aktivitas
Aktivitas berlebih akann meningkatkan rangsangan sekresi gaster yang dapat menambahh distensi abdomen
4.
Evaluasi status pernapasan (irama, frekuensi) dan gas darah
Untuk menentukan intervensi selanjutnya.

5)      Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
Tujuan                   : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam
tidak terjadi resiko nutrisi kurang dari kebutuhan.
Kriteria Hasil         :  a. Porsi makan habis
b. Berat badan normal
c. Albumin = 3,4 – 4,8 gr/dl
No
Intervensi
Rasional
1.
Kolaborasikan pemberian trigliserida rantai sedang (contoh : MCT, portagen)
Memberikan nutrisi tambahan yang tidak  menggunakan enzim pankreas untuk mencernanya
2.
Berikan perawatan oral higiene
Menurunkan rangsang mual muntah
3.
4.
Anjurkan pasien untuk selalu menghabiskan porsi makanEvaluasi tingkat pemenuhan nutrisi dan metabolisme
Memenuhi nutisi sesui kebutuhanMembantu pemenuhan nutrisi sesuai kebutuhan













BAB IV
PENUTUP


A.    Kesimpulan
 Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba, bisa bersifat ringan atau berakibat fatal. Terjadi secara tiba-tiba dan dapat segera sembuh dengan penanganan yang tepat. Dan salah satu penyebabnya Ialah Konsumsi Alkohol yang begitu lama, Infeksi virus, atau Infeksi Bakteri . Patogenesis pankreatitis akut berpusat pada aktivitas tripsin yang tidak tepat di dalam pankreas yang akan mengaktifkan sistem kinin serta pembekuan. Hasil nettonya berupa inflamasi pankreas dan trombosis. Biasanya Diagnosa yang sering muncul pada Klien dengan Pankreatitis akut adalah Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pankreas, Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan mual muntah, Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon sistemik peradangan, Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efusi pleura, dan Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah

B.     Saran
Diharapkan bagi perawat atau mahasiswa agar dapat menegakkan diagnosa dan tindakan keperawatan dengan benar dan tepat










DAFTAR PUSTAKA

Delmann, H.D. 1993. Textbook of Veterinary Histology. Lea and Fiebiger: Philadelphia
Faiz, Omar, dkk. 2004. At a Glance Anatomi. Erlangga: Jakarta

Getty, R. 1975. Sisson and Grossman's The Anatomy of the Domestic Animals. Vol.1. W.B. Saunders Company: Philadelphia. London. Toronto.

Gibson, John. 1981. Modern Physiology and Anatomy for Nurses. Blackwell Science Limited: Oxford

Doenges, Marilynn E., 1999, Rencana Asuhan Kepeawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, (Edisi 3), Jakarta, EGC.

Mitchell, Richard N., 2008, Buku Saku Dasar Patologis Penyakit, Jakarta , EGC.

Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, (Edisi 8), Jakarta, EGC.

1 komentar:

  1. Thanks atas infonya. Sesekali berkunjung dan berkomentar donk di blog butut saya..

    BalasHapus